Perjalanan ku menuju kediaman Arcadia dimulai. Suara ketukan kaki kuda ini lama kelamaan membuat ku ingat akan hal yang terjadi sebelum aku pergi dari rumah itu. Dikucilkan, tidak dianggap, dan akhirnya aku dibuang. Bahkan saat ada tamu yang datang kerumah, aku tidak diperbolehkan keluar kamar, sepertinya ibuku tidak ingin kabar kalau dia memiliki seorang putra tersebar kemana mana. Sungguh, itu adalah pengalaman yang tidak ku inginkan untuk terjadi kembali.
Rasa kesal saat menuju kerumah itu sudah menyelimuti ku, ntah apa yang akan kukatakan kepada ibu itu, setelah 9 tahun tidak bertemu, kira kira apa yang akan dilkatakannya? sialan, karena terikat masa lalu, perjalanku terasa sangat berat, waktu berjalan sangat lambat. Walau begitu aku terus melanjutkan perjalanan.
Aku telah mengendarai kuda ini selama tujuh hari, namun aku merasa sudah melewati perjalanan selama bertahun tahun. Setelah lama aku memulai perjalanan akhirnya aku sampai di kediaman Arcadia, Aku bergegas mencari Erina, Semoga saja dia belum dipenggal aku pergi ke sini hanya karena aku tidak ingin Erina mengorbankan dirinya untukku.
"Erinaa??!! Kau dimana Erina?"
Aku mencari Erina ke sana ke sini namun aku tidak mendapatinya, apa jangan jangan dia sudah dipenggal? semoga saja tidak. Tiba tiba kaca rumah besar itu terbuka dan aku melihat seseorang disana.
"Tuan muda Zen?"
Ternyata itu adalah Erina, syukurlah, aku masih sempat. Dia bergegas menuju taman tempat aku berada saat ini.
"Tuan muda, sudah lama tidak berjumpa, kau semakin keren saja ya"
Erina mengatakan itu ke padaku sambil mengelus rambutku, bagiku Erina sudah seperti ibuku sendiri, dia terus merawatku dengan tulus.
"Erina? pelayan yang lainnya dimana?"
"Mereka sedang membersih kan gudang,Tuan muda"
"Ohhh, gitu"
"ayolah, jangan sungkan, panggil saja aku Zen? ok?"
"Baiklah, Zen. oh iya, apa kau tidak kelelahan? ikut aku, aku akan mengantarkan mu ke kamarmu"
Aku mengangguk senang sambil mengikuti Erina. Sudah 9 tahun aku pergi dari rumah ini, tidak banyak yang berubah, hanya ada beberapa tambahan dekorasi yang tidak pernah kulihat sebelumnya.
"Zen?"
Suara itu memanggilku, aku masih ingat dengan suara itu, suara yang penuh dengan hasrat. Aku membeku seketika karena luka yang kuterima 9 tahun lalu tiba tiba terkoyak kembali. Aku tidak memiliki pilihan selain menghampirinya.
"Akhirnya kau sampai juga Zen, tak kusangka kau sudah sebesar ini ya"
"apa mau mu?"
Aku memasang muka cuek, sambil menyembunyikan rasa benci ku terhadap orang ini. Dia tersenyum sinis, aku sama sekali tidak tau apa yang ada dipikirannya.
"Ternyata surat yang kukirim itu benar benar berhasil ya Zen? apa kabar mu? kau terlihat sehat, apa ada yang ingin kau ceritakan pada ku?"
Cihh, aku tidak tahu dia itu mengada ngada atau tidak soal kalau dia akan membunuh Erina kalau aku tidak datang, aku kesini jauh jauh dari kerajaan Brtitannia hanya untuk memastikan Erina masih hidup, kalau bisa aku ingin membawa kabur Erina dari tempat ini.
"Kalau tidak ada pembicaraan yang penting, aku pamit dulu, aku sudah kelelahan setelah perjalanan panjang"
"Zen, selama kau pergi, apa kau tidak mempelajari sopan santun? apa saja yang kau lakukan selama ini?"
"bukan urusan mu!"
Ini pertama kalinya aku membentaknnya, aku tak sengaja mengatakan hal itu, sepertnya kemarahan ku terhadap orang ini sudah meledak karena tidak bisa ditahan.
"Tunggu dulu, ada satu hal yang ingin ku katakan pada mu!"
"apa itu? cepat katakan"
"dalam 2 hari, kau akan masuk ke Akademi Ksatria El Ford"
"kalau aku menolak? bagaimana?"
"maka aku akan membiarkan Erina mati keracunan"
Sialan!!! dia benar benar memanfaatkan Erina agar aku melakukan segala permintaannya.
"apa maksudmu?"
"beberapa waktu lalu, Erina meminum racun, dia membutuhkan obat untuk menunjang kelanjutan hidupnya"
"hey! bukankah ini sudah berlebihan?"
"apa maksudmu sudah berlebihan? aku hanya melakukan ini untuk kebaikan kita bersama Zen, kalau kau mau melanjutkan pelajaran mu ke akademi itu, aku akan memberi Erina penaear racunnya"
Sial, lagi lagi, dia membuatku untuk mematuhinya.
"Baiklah, kalau Erina aman, maka aku akan pergi Akademi itu, kalau ada sesuatu yang terjadi kelada Erina, aku akan membunuh mu"
Kali ini aku benar benar marah, kenapa dia selalu saja menggunakan Erina untuk memaksaku melakukan keinginannya?
"wow, aku merasa sangat takut Zen..."
Dia mengatakan itu sambil senyum sinis, aku tidak tau mau merespon apa, karena itu aku langsung berbalik dan pergi dari ruangan itu.
Akademi ya? kira kira bakal seperti apa nantinya aku disana?