Sudah 1 jam semenjak Cecilia terlelap tidur, dan sekarang sekolah sedang mengalami keributan besar karena putri Cecilia sudah pergi selama 2 jam hanya untuk mencari Zen.
"Miss Cecilia!?"
"Tuan putri!?"
"Zen?!"
Semua keributan itu mengarah kepada Zen dan Cecilia, karena saking ributnya, Cecilia terbangun dari tidurnya, secara tak sengaja, saat Cecilia sedang tidur ia tak sadar kalau dia tidur sambil memeluk Zen, karena itu dia spontan menendang Zen yang sedang tidur pulas karena terkejut.
"aaa aaapa yang kau lakukan!!???"
Dia meneriaki Zen setelah menendangnya, Zen langsung bangun atas apa yang terjadi.
"Hey gadis gila! apa maksudmu menendang ku?"
"Berani beraninya kau memelukku saat aku sedang tidur!"
Cecilia terus menyalahkan Zen karena dia sangat malu dengan perbuatannya, dia terus menyalahkan Zen agar kelakuannya tidak ketahuan.
"Apa maksudmu aku memeluk mu? dan bagaimana kau bisa disini?"
"Itu bukan urusan mu!"
"kenapa bukan urusan ku? aku lebih awal tidur disini sendirian dan tiba tiba kau menyalahkan ku karena aku memelukmu? bukankah itu aneh?"
"Apanya yang aneh? jelas jelas kau memeluk ku!"
Cecilia terus mengatakan kalau Zen lah yang memeluknya. Mereka terus berdebat, perdebatan mereka mulai terdengar oleh murid murid lainnya.
Karena kesal, Cecilia menarik pedangnya dan menyerang Zen.
Clank""
Zen berhasil menangkisnya.
"Oy cewek barbar, bisa bisanya kau menyerangku saat aku tidak memegang pedang"
Cecilia terkejut saat Zen tiba tiba mengeluarkan pedang ntah dari mana.
"Kyaaaa!!!! Tuan Zen hebat!"
"Apa kau lihat itu? serangan putri Cecilia dengan mudahnya ditangkis"
"Tuan Arcadia!!"
Semua menyoraki Zen, ternyata mereka pergi menuju ke belakang gedung sekolah karena mendengar suara orang yang berdebat yang ternyata 2 orang itu adalah Zen dan Cecilia.
Clank""
Zen melakukan serangan kepada Cecilia untuk membuatnya mundur dan setelah itu dia membuat pedangnya hilang kembali.
"Dari mana kau membawa pedang itu?"
Sorakan kepada Zen membuatnya tidak mendengarkan apa pertanyaan Cecilia tadi, dan selanjutnya Zen pergi meninggalkan Cecilia"
"Hey apa kau mendengarkan ku!!??"
Dia meneriaki Zen, Zen tidak tau apa yang dikatan olehnya.
"Kenapa aku harus mendengarkan mu?"
Zen berbalik dengan muka badassnya itu. Orang orang yang menyoraki Zen terdiam setelah putri dari kerajaan Vermillion itu meneriaki Zen karena takut dihukum oleh keluarga kerajaan.
Cecilia semakin kesal dan akhirnya dia mengeluarkan kuda kudanya tepat setelah melemparkan sarung tangannya.
"Zen, mari berduel"
"Kenapa aku harus berduel dengan mu?"
Zen semakin mengucilkan Cecilia dan karena tidak tahan Cecilia menyerang Zen kembali.
Prok prok prok
Suara tepukan tangan membuat Cecilia berhenti dari serangan nya. Dia bukankah orang biasa, dia adalah kepala dari Akademi El Ford ini. Tuan Cruiese El Fordo.
"Wah wah wah, bukankah ini adalah hari yang cerah? Cuacanya sangat cerah dan tidak panas, saya pasti akan langsung tertidur jika saya sedang duduk dipohon itu"
Hening, benar benar hening, tidak ada yang berani memotong perkataanya bahkan Cecilia sekalipun, tetapi dengan rasa kesal di hatinya Zen melanjutkan pembicaraan yang tak jelas itu.
"Hey paman, apa kau bisa mengurus perempuan satu ini? dia sangat menyusahkan ku"
Zen melempar kembali sarung tangan Cecilia, semua orang disitu sudah paham situasi disitu kecuali Tuan Cruiese tadi.
"Saya tidak menyangka kalau ada yang berani menantang putri dari kerajaan Vermillion "
"haahh?"
Semua orang disitu kecuali Cecilia dan Tuan Cruiese heran, Cecilia mengira kalau sarung tangan yang dilemparkan kepadanya bermaksud untuk menantangnya berduel.
"Hadeh, bukan begitu, aku hanya mengembalikan sarung tangannya, itu saja"
"ohh begitu"
Zen menghiraukan perkataanya dan pergi menuju kelas.
"Baik semuanya kembali melanjutkan pembelajaran"
Ucap Tuan El Ford itu.
Sesampainya dikelas, Zen dan Cecilia di introgasi oleh guru, kemana saja kalian selama istirahat? apa yang kalian lakukan?
Zen menceritakan apa yang terjadi, dan dilanjutkan oleh Cecilia, sebagian dari cerita Cecilia adalah karangannya, dia tidak ingin kalau perlakuannya diketahui oleh murid lainnya atau namanya akan ternoda.
Apapun alasannya, Zen dan Cecilia tetap dihukum, Cecilia terus memperhatikan Zen dengan kesal tetapi hanya dibalas dengan cuek.
Jam belajar telah berakhir, Zen buru buru pulang karena sudah tak tahan dengan kesehariannya disekolah ini.