Chereads / Zen Era / Chapter 14 - Hari pertama sekolah

Chapter 14 - Hari pertama sekolah

Satu hari sebelum Zen ke Akademi. Jam terakhir di sekolah diisi oleh wali kelas, di dalam kelas itu terdapat sembilan belas murid Yang mana sebagian dari mereka adalah bangsawan kelas atas, bahkan walikelas mereka adalah seorang bangsawan yang berada di tingkat tiga. Sebelum mata pelajaran terakhir selesai walikelas itu memberikan pengumuman kepada murid murid nya.

"Besok, kita akan kedatangan Murid baru"

"yaa"

Semua murid murid itu menjawab dengan nada tak semangat, sepertinya mereka tidak terlalu menaruh perhatian dengan kedatangan murid yang tak dikenal itu.

"Dia adalah keturunan bangsawan Arcadia"

"Apaaaaa???!!!"

Sontak satu kelas ribut saat kata "Arcadia" terdengar di telinga mereka.

"Yang benar bu guru?"

"Apa dia perempuan? atau pria?"

"bukankah Arcadia hanya memiliki seorang

putri?"

Seketika guru itu telah di hujani oleh pertanyaan.

"Ibu baru mendapatkan informasi ini dari kepala sekolah beberapa waktu lalu, dan juga, ibu tidak tau dia perempuan atau pria"

"Apa jangan jangan Princess Lina yang masuk ke kelas ini?"

"kau jangan gila! Princess Lina telah menikah dengan Pangeran dari kerajaan Florence. Buat apa dia masuk Akademi ini"

Lama kelamaan, semua murid dikelas mulai berdebat satu sama lain, karena tak tahan akan keributan itu, Wali kelas itu membelah papan tulis menjadi 2 bagian seketika, sepertinya dia tak tahan dengan keributan itu.

"Baik semuanya, bersiap siap untuk pulang, kita akan mengetahuinya besok pagi"

Semua murid itu terdiam, sepertinya mereka ketakutan dengan guru killer yang satu ini. Sekarang mereka sudah keluar dari ruangan kelas dan pulang menuju ke rumah masing masing, sembari pulang, gosip kedatangan murid dari keturunan bangsawan Arcadia sudah menyebar kemana mana.

—————

Hari sudah pagi, biasanya aku sudah terbangun sebelum ayam berkokok, tapi malam ini aku tidur terlalu lelap, mungkin karena kasur yang sangat empuk ini, sebelumnya saat aku tinggal di perpustakaan itu, tempat tidurku hanyalah sebuah tikar dan bantal. Aku harus bergegas menuju ke Akademi itu, atau aku akan terkena masalah dihari pertama ku, hmm? tapi sepertinya tidak akan terjadi, bagaimanapun, aku adalah murid baru, pasti akan di toleransikan?

Lama kelamaan bayangan ku semakin panjang, aku telah diberi petunjuk arah ke akademi itu, tapi tulisan si Nina ini sangatlah jelek, bahkan aku ingin menangis melihatnya saking kasihan kepadanya. Aku berusaha untuk membacanya tapi hasilnya nihil, karena itu, aku bertanya tanya kepada warga sekitar. Seiring waktu berjalan, orang yang mengikuti ku semakin banyak, mereka semua adalah gadis gadis kota. Karena merasa kurang enak, langkah kaki ku semakin kupercepat dan aku malah terkena masalah yang besar.

Aku nyasar ke tempat pertokoan baju, dan didalamnya para wanita yang tadinya sedang berlomba lomba untuk mendapatkan baju dengar harga murah memasang mata mereka kepada ku, sialan, bagaimana ini?

Mereka mulai melangkah menuju ku, semakin lama langkah mereka semakin cepat, dan aku memutuskan untuk lari.

"abang ganteng!!!!!!!!!!"

"ya tuhan!!!!"

Gawat! aku dikejar oleh wanita tak terhitung jumlahnya, sial, kenapa ini harus terjadi di hari pertama ku?

Aku terus berlari, bagiku ini tak jauh beda dengan berjalan, bahkan aku sanggup berlari selama 5 jam karena pelatihan dari paman sialan itu. Aku berlari sembari berkeliling kota, mencari kesana kesini, dimana sekolah itu berada?

Setelah sekian lama berlari aku melihat gedung mewah didepan sana, sepertinya itu adalah sekolah yang dimaksud. Dari tadi para wanita ini sama sekali tidak terlihat kelelahan, muka mereka terlihat senang semua, dari yang muda sampai tua.

Dan ternyata gedung yang kuhampiri ini adalah Akademi El Ford itu. Begitu aku melewati gerbang sekolah ini, para penjaga sekolah itu menahan para wanita itu.

"Pergilah nak! Tuntut lah ilmu sampai ke negeri C*na!"

"Baik!"

Aku tertawa sambil merasa lega, sepertinya penjaga tadi terlalu dramatis, hahaha. Sekarang aku berada di lapangan sekolah, disini sama sekali tidak ada orang, sepertinya jam pelajaran sekolah telah di mulai.

Aku berjalan di koridor sekolah ini mencari kelasku, tapi aku tak dapat menemukannya, aku terus berjalan dan akhrinya aku melihat seseorang sedang membersihkan jendela.

"Permisi paman"

"Ya? ada apa Tuan?"

Dia berbicara sambil menunduk kepada ku, Sepertinya orang tua ini bekerja sebagai pembersih sekolah.

"Apa paman bisa menunjukkan kepada ku dimana kelas ini berada?"

Aku memberikan selembar kertas kepadanya, kertas itu adalah kartu identitas ku, dan disitu ter tulis aku berada di kelas apa.

"Apa tuan murid pindahan?"

"ya"

"kalau begitu, ikuti hamba"

Paman tua ini terlalu sungkan kepada ku, sepertinya dia tidak ingin terkena masalah dengan bangsawan yang ada di sini, karena bermasalah dengan bangsawan adalah hal yang sepatutnya dihindari, bisa saja seorang rakyat biasa berakhir sebagai budak. Karena ini aku benci sistem kasta.

"Tuan, ini adalah kelas Tuan"

"Terima kasih paman"

Jam masuk akademi ini adalah jam 8, sekarang sudah jam 10 lewat, sepertinya aku harus menggunakan topeng saat pergi ke akademi ini.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu kelas, dan tak lama kemudian seorang guru dari kelas ini menghampiri ku.

"kyaaa!"

Dia terkejut, suaranya membuat keributan besar, para murid yang berada dalam kelas mulai penasaran atas apa yang terjadi. Aku menutup mulut orang ini, kenapa sih perempuan ini?

"ehem, apa kau murid pindahan baru"

"ya"

"bisa tunjukkan kartu identitas mu?"

"silakan"

"Tunggu sebentar ya"

Dia masuk kekelas dan memberi tahu kepada murid lainnya kalau aku (murid baru) telah tiba.

Aku masuk sambil menundukkan wajah, hahh, untuk hari pertama ku saja sudah kena berbagai masalah, Sialan.

"Pertama tama, perkenalkan diri mu dulu"

"Zen, Zen Arcadia"

Aku yang tadinya menundukkan wajah , sekarang sudah berdiri tegap, karena menundukkan wajah saat perkenalan itu tidak sopan.

"aaaaaahhhhh!!!!!!!"

"aaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!"

"tidakkk!!!!!!!!!"

Semua perempuan di situ berteriak kesenangan dan siswa laki laki terlihat murung.

"Tuan Zen?"

Seorang perempuan bernyanya kepadaku, kalau dilihat lihat, dia pasti bukan bangsawan biasa, aku yakin kalau dia ini adalah bangsawan kelas atas, bahkan bisa jadi dia itu adalah putri kerajaan, Karena tidak ada yang berani memotong perkataannya.

"Tak perlu sungkan, panggil saja aku Zen, karena rasanya agak risih ketika di sebut tuan oleh orang yang seumuran"

"Baiklah, kalau begitu aku ingin bertanya, bangsawan Arcadia itu, bangsawan tingkat berapa?

Dia bertanya tentang tingkatan kebangsawan ku, berapa ya? oh iya, kalau tidak salah.

"Kalau tidak salah, tingkat ke 3"

"Yessss!!!!"

"oh"

"yeaay"

Sebagian besar perempuan dikelas ini termasuk guru bersyukur, bahkan ada yang sampai sujud syukur, dan sebagian kecil sisanya memasang muka kesal, apa yang sudah terjadi sebenarnya disini???