Chereads / Zen Era / Chapter 15 - Sebab masalah

Chapter 15 - Sebab masalah

Aku tidak tahan dengan keributan ini, kenapa harus begitu heboh? kalau tau begini, aku lebih memilih masuk ke sekolah khusus laki laki.

Setelah aku duduk, jam pelajaran selanjutnya akan dimulai, aku tidak tau apa yang akan dipelajari, dan buku apa yang akan digunakan. Para gadis di kelas ini menawarkan buku catatannya kepada ku, tapi semua ku tolak, alasannya simple, aku hanya tidak ingin berhubungan dengan bangsawan lainnya, karena itu adalah hal yang merepotkan.

"Baik anak anak, selanjutnya kita akan mempelajari matematika, keluarkan alat tulis kalian"

Jam pelajaran dimulai, sebagian murid disini mengeluh, jelas sudah, matematika itu adalah pelajaran yang tidak terlalu digemari bahkan di benci, bahkan saat aku belajar matematika dengan paman itu saja, kepala ku gampang panas. Ya walau begitu, aku mendapat kan hasil yang bisa dibilang sempurna eaaaa.

"Materi kita adalah Skala"

"hah?"

Aku terkejut heran dan tak sengaja keceplosan, skala? apa benar kami akan belajar tentang skala? aku mempelajari materi ini saat umurku akan mencapai 8 tahun. atau sepertinya aku agak berlebihan? mungkin saja materi yang akan dipelajari adalah materi yang tidak pernah ku ketahui sebelumnya.

"Pada pengertiannya, skala adalah perbandingan"

"Apaa???!!!"

Aku keceplosan lagi, kali ini aku benar benar terkejut, materi yang akan dipelajari adalah materi dasar. Sepertinya, kelas ini terlalu rendah bagiku, bagaimana mungkin murid lain mengeluh hanya karena materi yang sangat mudah ini? akan lebih baik jika aku belajar sendiri.

"Maaf, "apaa" adalah bahasa mozambique (:v), aku tak sengaja menyebutkannya"

"tak apa, bahasa mozambique? kalau boleh tau, itu bahasa daerah mana ?"

Sebenarnya aku tak sengaja menyebut kata mozambique, aku hanya mengada ngada.

"Kalau aku menjelaskannya akan menjadi cerita panjang, akan lebih baik kalau aku ceritakan diwaktu senggang"

"baiklah, kalau begitu, pastikan kau akan menceritakan itu kepada ku ya Zen"

Dia mencentikkan sebelah matanya, sepertinya dia ingin menggodaku, biarlah. Pelajaran terus berlanjut, dan dalam 5 menit, istirahat makan siang akan dimulai. Sepertinya aku harus segera keluar, kalau tidak aku akan dikerumuni oleh para gadis yang ada dikelas ini.

"Bu guru? apa aku boleh pergi ke kamar mandi?"

"Silakan"

Aku diam diam pergi membawa bekal yang dibuat oleh Nino tadi pagi, aku berniat untuk tidak masuk ke jam pelajaran berikutnya.

Matahari cerah, sekarang aku berada di belakang gedung dengan sebuah pohon besar. Aku memilih tempat ini sebagai tempat istirahat karena aku tidak ingin istirahat ku terganggu. Karena saking nyamannya aku pun tertidur pulas disini.

___________

"Krink krink krink"

Bel istirahat berbunyi, hampir semua gadis disekolah ini berlarian untuk melihat Zen, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahui kalau Zen sedang tidur di belakang gedung akademi ini.

"Zen?"

"Tuan Zen?"

Mereka berkumpul dikelas Zen berada tapi tidak mendapatinya.

"Zen tadi permisi kekamar mandi"

Tanpa basa basi mereka langsung menuju kamar mandi. Dan menunggu Zen keluar, mereka tidak mamaksa masuk ke kamar mandi laki laki karena takut kalau nama baik keluarga mereka ternoda.

Setelah sekian lama mereka menunggu, mereka merasa ada yang tidak beres, karena semenjak mereka menunggu, Zen sama sekali tidak keluar, dan mereka mulai berprasangka buruk,

"Apa Tuan Zen sedang di bully di kamar mandi ini?"

"Apa jangan jangan dia telah menjadi sasaran bagi orang homo di akademi ini?"

Karena tak tahan, mereka sepakat untuk masuk kedalam dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Krink krink krink"

Bel kembali berbunyi menandakan kalau jam istirahat telah berakhir.

"Yahhh"

"Semua kembali ke kelas masing masing"

Tiba tiba ada seorang siswi meneriaki perempuan yang sedang berkumpul didepan kamar mandi, Dengan cepat mereka langsung bubar. Dia adalah putri Cecilia dari kerajaan Vermillion, di akademi ini dia menjabat sebagai ketua OSIS yang tugasnya adalah menertibkan murid murid lainnya. Menjabat sebagai ketua OSIS adalah bukti kalau dia adalah ahli pedang terbaik di akademi ini.

Jam pelajaran telah dimulai, sudah 15 menit berlalu setelah bel berbunyi tapi Zen belum juga kembali. Bapak guru yang sedang mengajar di kelas ini bingung bagaimana cara mengatasi ini.

"Pak guru, Zen saat ini sedang melewatkan pelajaran, pastikan guru akan menghukumnya"

Ucapan salah satu murid laki laki itu memancing amarah para siswi.

"Hei! jangan sok bijak kau!"

"betul! bisa saja Zen saat ini sedang berada di UKS"

Para wanita ini terus menyangkal, karena tak tahan dengan suasana ini, pak guru itu pun memukul mejanya dengan keras.

PLAK

"Semuanya diam!"

Begitu dia mengatakan itu, kelas yang tadinya ribut langsung sunyi.

"Miss Cecilia?"

"Ya?l

"Apa Miss bersedia mencari dimana keberadaan Zen?"

"Saya terima pak guru, kalau begitu saya permisi"

Kenapa harus aku yang diutus mencari anak narsis itu? melewatkan pelajaran dihari pertama, sepertinya dia harus diberi pelajaran. Semua tempat peristirahatan sudah ku kunjungi, UKS, Kantin, kantor guru tapi aku sama sekali tidak menemukan dia, Zen kau berada dimana Zen?

Karena berjalan kesana kesini, aku sudah kecapean, sebaiknya aku kembali ke kelas. ehh? apa itu? ada yang tidur di dekat pohon itu? aku mendatanginya.

"Zen!!!"

Saat ini dia sudah tertidur pulas, aku langsung menutup mulutku begitu melihatnya. Disampingnya ada kotak bekal, Matahari sedang cerah dan dibawah daun yang rindang ini sangat sejuk, wajar saja kalau dia ketiduran. Bahkan kalau begini, aku pun bisa ketidur....

Karena kelelahan, Cecilia juga ikut tertidur,apa yang akan terjadi pada Zen jika dia tercyduk sedang tidur bersama Cecilia nantinya?