Chereads / Zen Era / Chapter 10 - Perpisahan dengan sang Putri

Chapter 10 - Perpisahan dengan sang Putri

Sebuah kerajaan terbesar di sejarah Wise Angel, Britannia sedang kehilangan putri mahkotanya, sang raja sudah kebakaran jenggot, tidak bisa tenang atas apa yang menimpa putrinya. Dan sekarang aku sedang menuju istana besar ini, namun aku tak bisa keluar begitu saja, bisa jadi rekan ksatria ampas itu sudah berada dipenjuru kota.

"Hey Reese? apa kerajaan ini tidak memiliki jalur rahasia menunu istana?"

"tidak ada"

Aku sempat heran, bagaimana bisa kerajaan besar ini sama sekali tidak memiliki jalur rahasia yang hanya diketahui oleh keluarga kerajaan, atau, apa mungkin gadis ini berbohong?

"Hey! siapa disana!?"

Salah satu penjaga itu sepertinya menegurku, dia sedang berjalan menuju ke arahku dan aku sudah siap untuk menarik pedang ini kapan saja.

"Ohh, hanya kucing biasa"

Fiuuuh, untung saja kucing itu lewat, aku tidak ingin menimbulkan kecurigaan lebih banyak lagi. Aku mulai mengajak gadis ini untuk berkeliling sambil mencari jalan masuk menuju istana.

"Reese, ayo kita pergi kesana"

Aku menunjuk sebuah pintu kecil. sepertinya disitu aman, aku sama sekali tidak melihat seorang pun disekitar sana.

"Ayo!"

Kami berdua mulai memasuki pintu itu dan aku benar, disini tidak ada orang, didekat sana ada pintu masuk langsung ke istana. dan sudah saat nya aku berpisah dengan Reese.

"Zen? apa kau mau bertemu dengan ayah ku?"

Bertemu dengan ayahnya? kalau penyelamat sang putri diketahui identitasnya, maka aku pasti akan di buru oleh orang yang ingin membunuh putri kerajaan ini.

"Maaf, tapi aku tidak bisa..."

"Kenapa?"

"Aku harus segera kembali menuju tempat tinggalku, atau aku akan diincar oleh berbagai kelompok yang ingin membunuhmu itu"

"uhh, baiklah, tapi? apa kau berkenan untuk berkunjung kemari?"

"kalau itu aku tidak tau pasti Reese"

"kalau aku pergi ke rumah pohon mu?"

"boleh boleh saja, tapi aku jarang tinggal disitu, dan kalau kau pergi, ajaklah orang yang benar benar kau percaya"

"Baiklah!, anuu"

Cium*

Dia mencium pipiku tiba tiba, aku saja tidak semlat berhindar

"Zen! sampai jumpa"

dia pergi sambil melambaikan tangan. Untuk selanjutnya, aku tidak ingin terlibat masalah yang seperti ini, sebentar lagi matahari akan terbit, aku beristirahat sambil memakan bekal ku lalu aku akan kembali ke perpustaka..... Sial!!!!!!! Aku terlambat untuk latihan pagi, pasti mampus aku nantinya kena hukuman. Sigh, aku harus kembali menemuk paman itu dan menjelaskan apa yang terjadi.