Chereads / Zen Era / Chapter 9 - Menuju istana kerajaan Britannia

Chapter 9 - Menuju istana kerajaan Britannia

Untuk sementara aku membawa Reese ke rumah pohon untuk bersembunyi yang kubuat di antara pohon yang menjulang tinggi, rumah pohon itu benar benar sulit ditemukan karena ditutupi oleh daun yang lebat, bahkan aku saja sering kelupaan dimana rumah pohon itu berada. Aku membuat rumah pohon itu saat libur dari latihan, aku melihat tata cara pembuatannya dari buku yang biasa kubaca.

Dari tadi gadis ini melirikku dan saat aku memperhatikannya dia mengalihkan pandangannya, mungkin dia takut melihatku karena saat ini sebagian tubuhku terkena cipratan darah ksatria sialan itu.

"Anuuu, permisi"

"kenapa?"

"Dari tadi aku bersama mu tapi aku tidak tau nama mu"

Benar juga apa katanya, dari tadi aku bersamanya tapi aku sama sekali belum memperkenalkan diri.

"Nama ku Zen, aku tinggal di daerah sini"

"Kalau boleh tau Zen, umurmu berapa?"

"aku masih 11 tahun, kalau kau sendiri?"

"11 tahun? tak kusangka kau lebih muda 2 tahun dariku, umurku adalah 13 tahun"

Dia terus mengajakku berbincang dan akhirnya kami sampai di rumah pohon yang kudirikan seorang diri ini.

"Apa kau bisa memanjat Resee?

"Tidak, aku bisa terbang sendiri kok"

Aku terdiam saat melihatnya terbang, rasa iri mulai menghampiri ku tapi ya sudahlah, sudah menjadi nasibku untuk tidak memiliki sayap.

"Kau tidak terbang Zen?"

"tidak, aku akan memanjat"

"kenapa?"

"aku tidak memiliki sayap"

Dia bahkan tak percaya apa yang kukatakan, dan meminta ku untuk membuka baju agar dia bisa melihat punggungku.

"maaf, aku hanya tidak menyangka kalau kau tidak memiliki sayap"

"tak apa"

Dia merasa agak bersalah setelah menyinggungku dan berusaha membuat cair suasana.

"Begitu tengah malah tiba, kita akan pergi menuju istana"

"haah? maafkan aku Zen, tapi tengah malah adalah waktu ku untuk tidur, aku tidak bisa melakukanny, kenapa kita tidak pergi saat matahari terbit?"

Dia memintaku untuk membawa nya pergi saat pagi hari? apa dia gila? kalau pagi hari sudah pasti orang yang berniat membunuh gadis ini sudah bertebaran di kota, tidak mungkin selamat.

"Kalau kau tidak mau, maka aku akan pergi menuju istana sendirian dan mengatakan kau berada disini"

"jangan, baiklah, kalau begitu aku akan mengikuti mu, kemana pun, selamanya...."

"kau bilang apa?"

"tidak tidak, aku hanya bergumam sendiri"

"kau tidurlah, aku akan menyiapkan bekal buat perjalanan kita nanti malam"

"baiklah"

Aku mulai memikirkan jalur mana yang akan kugunakan untuk perjalanan kami, aku yakin pasti saat ini kami telah menjadi buronan dan aku akan dituduh menculik putri kerajaan ini.

—————

Tengah malam telah tiba, aku kesulitan membangunkan putri tidur ini. Semua bekal sudah kusiapkan dan di daerah sini sama sekali tidak ada satu orang pun.

"Hey Reese, cepat bangun kita akan segera berangkat!"

"sebentar lagi, aku masih ngantuk"

Karena kesal aku menyiram putri tidur ini dengan air yang sangat dingin.

"aduhhh, kau kenapa Zen?"

"kalau aku membiarkan mu tidur nanti aku akan ketiduran juga"

Dengan wajah kesal dia turun dari rumah pohon ini. Kami mulai pergi menuju kota, tapi aku malah merasa terbebani, karena gadis ini takut akan gelap, dia bisa saja berteriak tiba tiba dan membuat perhatian orang tertuju pada kami.

"Zen? apa aku boleh memeluk tangan mu?"

"silakan saja, asalkan kau jangan berteriak itu sudah lebih dari cukup"

Dia terlihat mulai tenang dan sepertinya dia tidak takut lagi. Tak terasa sudah 2 jam kami berjalan menuju kota, kalau dilihat dari posisi bulan, sekarang pasti sudah jam 3 pagi, semua penjaga gerbang kota mulai mengantuk dan bahkan ada yang tidur dengan nyamannya. Kami diam diam menyelinap diantara penjaga yang ada di sekitaran gerbang.

Kami sudah mau sampai ke istana, tetapi istana itu dikelilingi oleh prajurit bersenjata lengkap, kalau aku memaksa menerobos masuk aku pasti mati seketika, sialan, bagaimana aku bisa melewatinya?