Chereads / Zen Era / Chapter 7 - Putri dan Ksatria

Chapter 7 - Putri dan Ksatria

Tak terasa sudah 4 tahun semenjak aku tiba di perpustakaan ini, kini umurku telah 11 tahun. Selama 4 tahun ini aku sama sekali tidak sakit, ntah bagaimana cara orang tua itu bisa membuatku tumbuh sehat, padahal setiap harinya aku disiksa dengan latihan yang sangat berat, bahkan dalam 1 bulan waktu liburku hanyalah 1 hari, sialan.

Beberapa waktu lalu aku menerima surat dari Erina, isi surat itu adalah pemberitahuan bahwa kakakku, Lina Arcadia akan menikah dengan Pangeran mahkota kerajaan Florence. Bagiku dia sekarang hanyalah orang asing, sebenarnya untuk tinggal disini dengan damai saja sudah membuatku senang walau disiksa setiap harinya, walaupun itu hanya semata-mata untuk kebaikanku juga.

"Zen, cepat kemari"

Paman itu memanggilku, aku segera menghampirinya.

"Ada apa paman?"

"belakangan ini aku dengar rumor dari warga sekitar, kalau ada sekelompok kriminal berkeliaran disekitar kota"

"memangnya kenapa?"

"ayolah, Zen? apa kau menganggap ini adalah hal yang remeh?"

Dia bertanya padaku, nada bicara dan raut wajahnya mulai serius. kukira dia hanya ingin menakut nakutiku namun ternyata dia berbicara serius.

"Maaf paman, kukira kau bercanda"

"hadehh, baiklah, Ini kuberikan kepada mu"

Dia memberiku cincin dari perak, apa mungkin dia melamarku? ah tidak mungkin, orang tua ini tidak mungkin homo. Lantas aku bertanya buat apa cincin ini.

"Cincin? tapi, buat apa paman?"

"isi cincin itu adalah pedang, Coba kau pakai, lalu bayangkan kalau ditangan mu ada pedang"

aku mencoba memakainya dan benar, saat aku membayangkannya, 2 bilah pedang sudah ada di kedua tanganku.

"Wah, keren banget"

"Itu untukmu, rahasiakan kegunaan cincin itu, karena kau bisa melindungi dirimu saat kau berada ntah dimana"

"Terima kasih paman"

Dia memberiku cincin dan pedang yang sangat keren, sepertinya ini bukan pedang biasa, tapi ntah mengapa aku dan 2 pedang ini cocok satu sama lain.

"Cepat tidur! besok pagi kau harus mengambil air disungai!"

"baik paman!"

Aku segera pergi kekamar untuk tidur, aku merasa sangat bersemangat dengan adanya cincin ini.

Pagi sudah tiba, aku bangun dengan hati senang, dengan cepat aku mengambil ember yang biasanya aku pakai untuk mengambil air disungai. Hari masih gelap, dan ayam pun belum berkokok, aku mulai berjalan menuju sungai yang berada didekat bukit, didekat bukit ini ada padang bunga, ketika matahari terbit, maka semua bunga yang ada disini mengeluarkan wangi yang sangat harum namun harumnya bertahan sebentar, dan hanya beberapa orang saja yang tau akan hal ini

Sial, karena terlalu bersemangat saat pergi aku sampai sampai lupa membawa cangkir yang biasa kugunakan untuk mengumpulkan air. karena itu juga aku harus berjalan lebih dalam kehutan untuk ke air terjun agar bisa menimbah air kedalam ember yang besar ini.

"Tolong!!! tolong!!!"

Aku mendengar seorang wanita berteriak, dan berusaha melacak dari mana asal suara itu berada? dimana ? dimana?

"Tolong!!!"

Aku mendengar teriakan itu sekali lagi dan bisa mengetahui dari mana suara itu berasal, aku langsung berbegas dan disitu aku melihat seorang perempuan yang sepertinya umurnya tidak jauh dengan ku dan seseorang dengan zirah lengkap. Ksatria itu sedang mengarahkan pedangnya kewanita itu dan aku segera menangkisnya.

"Apa yang kau lakukan? bisa bisanya kau mengacungkan pedang ke wanita yang bahkan umurnya jauh lebih muda dengan mu!"

Aku datang dan terlihat seperti pahlawan yang baru saja menyelamatkan seorang wanita dari kematian, Hey perempuan, kau berhutang nyawa dengan ku hahaha.

"Mengapa kau menggangguku anak muda? cepat menyingkir dan aku akan membiarkan mu hidup"

Ini adakah pertama kalinya aku melihat tatapan dengan rasa ingin membunuh. Jika dilihat saja dia jelas lebih kuat dari padaku, aku harus berhati hati jika tidak aku akan mati disini.

"Louise? bukankah kau sudah bersumpah untuk setia kepada kerajaan ini dan ayahku? tapi mengapa kau ingin membunuh ku?

Wanita ini bertanya sambil menangis, kerajaan? ayah? sial, sepertinya aku terlibat dengan masalah yang tidak biasa.

"Maafkan aku tuan Putri, aku bersumpah setia kepada kerajaan bukan kepada ayahmu"

Sialan! sepertinya aku terlibat dengan masalah yang benar benar rumit? apakah aku bisa menyelamatkan perempuan ini dan bisa mengalahkan ksatria itu?