Sudah dua jam aku menunggu paman itu datang sambil membaca buku. Buku yang kubaca in lumayan menarik, isinya adalah macam-macam ksatria, didalamnya ada Swordman dengan sebilah pedangnya, ada Swordmaster dengan pedang dan perisainya, dan yang lainnya.
"Oyy Zen, ikut aku kebelakang perpustakaan ini"
Akhirnya paman itu datang memanggilku. Aku sudah tak sabar dan merasa penasaran, kira-kira aku akan menjadi ahli pedang yang mana?
" Aku datang "
Saat aku sampai dibelakang perpustakaan ini, paman ini telah lebih dulu menyiapkan pedang dan perisai yang terbuat dari kayu.
"Kau sudah baca buku yang kuberikan tadi kan? apa kau sudah menentukan ingin menjadi ksatria pedang seperti apa?
Dia bertanya kepada ku tapi aku merasa kalau semua jenis ksatria ini tidak cocok denganku.
"Tidak ada"
"haaah? kenapa begitu?"
"aku hanya merasa tidak cocok saja"
"ya ampun, baiklah, kalau begitu coba ambil pedang itu dan tentukan gaya mu sendiri"
Aku mengambil pedang kayu itu dan perisai, tapi tetap merasa tidak cocok, namun akhirnya aku menemukan gaya ku sendiri.
"hmmm? teknik dual sword ini sangat sulit loh Zen. bahkan saking sulitnya pengguna dual swordmaster terakhir adalah anak dari Michael, Michael adalah seorang yang membimbing Fallen Angel dari kegelapan untuk kembali berdoa kepada Dewa"
Ternyata ada seseorang yang menggunakan teknik yang sama denganku, Anaknya Michael? kalau tak salah menurut buku yang kubaca saat istirahat lari tadi, Michael dan anaknya menghilang ,dan tidak ada yang tau keberadaan mereka. Namun sekarang mereka sudah menghilang selama 800 tahun, pasti mereka sudah mati disuatu tempat.
"aku akan berusaha"
"baiklah"
Karena paman ini tidak tau bagaimana gerakan teknik dual ini, dia memintaku untuk menjadi lawan tandingnya, dia tidak bisa mengajariku untuk menggunakan teknik ini namun dia bisa mengajariku cara mengalahkan macam-macam ksatria dengan mudah.
Akhirnya aku dapat menentukan teknikku sendiri, satu pedang untuk menyerang, dan satu pedang lagi untuk menyerang dan sebagai pelindung. Lama kelamaan teknikku semakin rapi dan orang tua ini mulai kewalahan melawan anak kecil yang berumur 7 tahun ini.
Diakhir latihan ini saat dia akan masuk kedalam perpustakaan ini dia memberi ku tips yang tak kusangka kalau itu akan dilakukan oleh mantan ksatria.
"Ingat Zen, kalau kau menemukan lawan yang kekuatannya jauh melebihimu dan kau tak berdaya melawannya, gunakan saja cara licik"
Itu adalah hal yang mengejutkan bagiku karena aku selalu berpikir kalau ksatria itu bertarung demi kehormatan.
"Setelah ini kau lanjutkan latihan mu dengan mengitari perpustakaan ini, intruksinya sama seperti tadi"
Sial, mau tak mau aku harus melanjutkan latihanku kalau tidak, dia tidak akan memberiku makan malam.