Chereads / THE SEVEN WALLS: Dewa & Iblis / Chapter 21 - CHAPTER 20

Chapter 21 - CHAPTER 20

"Lindungi warga!!"ucap Pemimpin kesatria kerajaan. Ibu kota porak poranda, serangan datang tidak berhenti dengan jumlah yang banyak.

Ini sama sekali tidak terduga, tempat teraman di Dunia ini menjadi bulan bulanan serangan Pion Iblis, mereka bisa masuk dan menyerang Earth Hearth dengan mudah.

Kami langsung bergerak, membantu kerajaan mengevakuasi warga. Aneh, dari tadi kita hanya melihat serangan yang datang terus menerus.

"Darimana asal serangan ini datang?"

Aku memanggil Polu, menyuruhnya terbang setinggi mungkin untuk mencari sumber serangan ini alias para anggota Pion Iblis.

"Bagian barat arah jam 3!" Disal berteriak, memberi tahu serangan. Itu bukan serangan biasa seperti serangan tadi, ini lebih besar dan kuat. Bentuknya seperti meteor besar yang akan menghantam kota. Semakin dekat meteor itu maka suhu juga akan semakin panas. Rintaf, tanpa disuruh dia sudah meloncat mendekati meteor itu, pedang besarnya itu menyentuh meteor. Sunyi sejenak, guncangan keras terjadi, Meteor itu terbelah menjadi dua.

Ada seorang wanita keluar dari dalam meteor itu, loncat dari sana, menghantam kota membuat tanah remuk seluas 100 meter.

"Bersiaplah!"ucap wanita itu. Lalu tak lama sebuah portal terbuka lebar di langit-langit, kemudian turun ribuan pasukan orc bagikan hujan deras. Tak hanya orc, ada juga pasukan Iblis dengan jumlah yang juga tak kalah banyak. Pasukan itu membanjiri Earth Hearth, menyerang dan menghancurkan kota. Pasukan Kesatria kerajaan tidak ada apa-apanya dengan banyaknya jumlah pasukan musuh.

Tak berhenti disitu. Setelah semua pasukan itu habis, keluar 14 orang lain dari portal itu. PION IBLIS. Tidak salah lagi, itu pasti mereka, para pion iblis dengan kekuatan sihir yang kuat. Natha!! Itu sangat mirip dengan Natha, tapi dia lebih besar dan dewasa, tapi aku yakin itu adalah Natha, salah satu dari Pion Iblis itu. Tekanan sihir dari mereka sangat kuat, tidak ada apa-apanya dengan kami

"Woi! Niat gk sih? Masa karena tekanan gitu doang nyali lu pada udah menciut?!?"ucap Mob lalu berubah menjadi mode setengah iblisnya, tekanan sihir Mob juga tidak kalah kuat, membuat yang lainnya juga bersemangat.

"Pion Dewa kok ada Iblis?"ucap salah satu pria anggota Pion Iblis itu, lalu kemudian sayap putih keluar dari punggungnya, dia seorang Dewa

"Bacot! Pion Iblis kok ada Dewa?" Mob tidak mau kalah.

Tiba-tiba Pria itu terbang melesat cepat diatas kami. Sebuah cahaya jatuh dari tangannya, sangat indah untuk dilihat

"Menghindar!!! Itu bom!" Atta berteriak memerintah, kami langsung meloncat menghindar, ledakan yang dahsyat! Walau kami sudah melompat menghindar, itu tetap tidak cukup, kami tetap terkena ledakan itu terlempar jauh. Semuanya selamat, hanya sedikit luka kecil saja. Tapi, kami terpisah, lengah sejenak tiba-tiba mereka sudah menyerang kami dengan cepat.

"Lemah! Inikah Pion Dewa yang menjaga 7 lapisan Dunia?Cuih!" Ucap salah satu anggota Pion Iblis yang menjadi lawanku. Kami terpisah jauh, jadi sekarang kami harus bertanding satu lawan satu, ini akan sulit.

Aku mencoba memanggil Byakko namun tasku hilang, tak ada!

"Ini yang lu cari hah? Sihir pemanggilan? Dulu gua mau banget dapet sihir itu. Tapi, gua udah punya sihir yang lebih kuat dari itu"ucap Pria itu lalu mengambil batu pemanggilan Byakko dari tasku, dan memakannya.

"Apa yang kamu lakukan?!?" Aku terkejut dengan kejadian itu, dia memakan batu pemanggilanku. Apa yang dia lakukan?

Tak lama kemudian, tubuhnya mulai berubah menjadi harimau putih persis seperti Byakko. Dia langsung meloncat menyerangku tanpa ampun, meloncat, menghindar, dan lari. Sekarang hanya itu yang bisa aku lakukan, aku tidak bisa bertarung jarak dekat tanpa batu pemanggilanku, sesekali aku mencoba untuk memanahnya namun gagal, dia berlari cepat mendekat aku tidak bisa mengambil posisi yang tepat untuk memanah, lariku mulai melambat karena lelah. Tidak mungkin kalah secepat ini! Aku berhenti kemudian berbalik belakang menancapkan anak panah asap di rumput. Asap banyak mengumpul, ini kesempatanku untuk bersembunyi mencari posisi memanah, aku bisa melihat orang itu karen Polu. Polu blum ku kembalikan kebatunya, aku memanah orang itu lalu berpindah lagi dan lagi agar orang itu bingung. Aku terus menyerang tidak memberi kesempatan untuk dia menyerang.

Orang itu kemudian mengambil batu lainnya dari tasku, dia memakan batu Garuda lalu berubah menjadi garuda. Ini lebih sulit darj sebelumnya, garuda lebih kuat dibanding Byakko, dia terbang tinggi dan bisa melihatku dengan mudah.

"Halo? Halo?" Suara Atta terdengar, aku refleks melihat sekitar namun tidak ada siapa-siapa. Aku baru ingat ini telepati Rey

"Kita gak bisa terus begini, satu lawan satu terlalu beresiko, kita harus bareng lagi. Terus bertarung! Sambil lari mendekati yang lain"ucap Atta memerintah lalu aku mengangguk setuju, aku terus berlari sesekali memanah garuda yang terbang diatas sana. Aku menggunakan Polu untuk mencari yang lain, aku melihat Arga, dia sedang bertarung dengan seseorang dengan sihir pasir aneh. Aku menyuruh Polu terbang lebih rendah untuk memberi tahu Arga. Arga sepertinya mengerti dia mengangguk lalu mengikuti Polu.

"Gua ama Senja udah bareng!" Arga bicara lewat telepati Rey memberitahu. Yang lain mengangguk kemudian mempercepat langkahnya untuk mendekat ikut bertarung bersama.

Sekarang lawan kami dua orang, pria dengan sihir aneh pemakan batu pemanggilan, dan satu pria dengan sihir pasirnya. Sekarang aku lebih mudah untuk mengambil posisi menyerang dengan bantuan dari Arga, kami terus bertahan sambil menunggu yang lain datang, aku sudah menyuruh Polu mencari yang lain dan membawanya kesini. Aku kesulitan tanpa batu pemanggilanku, aku dan Arga semakin disudutkan. Pria pasir ini selalu menghancurkan tanah Arga menjadi pasir.

"Kalian dimana sih! Kita udah dipojokin nih!"ucap Arga sembari melap keringat di lehernya.

Ada sesuatu sangat cepat datang. Mob! Itu Mob

"Nih!" Mob kemudian mengembalikan tasku. Sejak kapan??? Aku bingung, sekarang kami sudah bertiga.

"Lawanlu mana?"

"Ketinggalan dia" jawab Mob santai. Mob membuat sepati menggunakan sihir listriknya itu membuat kecepatannya bertambah drastis. Kami bertarung kembali, sekarang 3 lawan 2. Aku memanggil Musica, monster dengan musik sebagai sihirnya, musiknya bisa membuat ilusi, serangan, pelindung, dan banyak lagi. Musica menahan gerakan mereka, kesempatan Arga dan Mob menyerang.

Bruuk!! Arga dan Mob terlempar, efek stun Musica hilang karena sebuah sihir. Tiba-tiba angin sangat kencang datang membawa pohon-pohon beterbangan

"Yah, cepet banget datengnya"ucap Mob dengan wajah kusutnya

"Dia yang tadi lawan lu?" Tanya Arga, kemudian Mob mengangguk mengiyakan. Ini semakin sulit. Telepati Rey terputus dari tadi, dan Polu juga belum melihat yang lain.

***

"Oi bangs*t!" Rintaf memanggil

"Apaan lu bangs*t-bangs*t?" Ucap Ranra emosi, tanpa basa basi lagi Rintaf langsung loncat menyerang Ranra. Ranra menghindar lalu menyerang balik, mereka saling serang, tanpa ampun, api panas Rintaf di bekukan oleh Es dingin Ranra, lalu di lelehkan lagi, begitu seterusnya hingga Disal dan Alea datang membawa musuh lainnya. Pertarungan sengit terjadi, sihir mereka bertolak belakang dengan sihir kami, saling menjatuhkan. Tapi, ada yang aneh, Dafaf tidak terlihat.