Chereads / THE SEVEN WALLS: Dewa & Iblis / Chapter 22 - CHAPTER 21

Chapter 22 - CHAPTER 21

Kami akhirnya kembali berkumpul bersama. Sudah lebih 8 jam kami bertarung. Sepertinya semua warga sudah berhasil dievakuasi jadi kami tidak perlu memikirkan korban jiwa yang lain. 15 lawan 14, kami menang jumlah. Dafaf (anggota pasukan Iblis) tidak terlihat sejak tadi.

"Tahan! Tidak baik jika kita berkelahi tapi tidak saling mengenal. Supaya ketika mereka mati nanti kita bisa ingat kalau kita pernah melawan Pion Dewa terlemah sepanjang sejarah" ucap seseorang diantara mereka

"Maksudlu apa hah? Nantangin lu?" Rintaf terbawa emosi.

Pria bersayap Dewa yang pertama menyerang kami terbang mendekat, dia akan menyerang lagi.

"Oh iya, nama gua Famas!" ucapnya kemudian mengeluarkan cahaya dari tangannya. Black room! Disal menyedot cahaya yang keluar dari tangan Famas menggunakan sihirnya. Lalu mengembalikan bom cahaya itu dari belakangnya.

Tiba-tiba sebuah portal meraih Famas, membawanya pergi. Bom cahaya itu hanya mengenai udara kosong.

"Hati-hati!" Ucap seorang perempuan yang muncul dari batu Meteor yang pernah Rintaf hancurkan

"Bacot!" Famas kemudian membersihkan pakaiannya yang terkena debu ketika jatuh

"Bukannya makasih malah ngegas. Emang cowok tuh semua sama aja"ucap perempuan itu memasang wajah kusut

"Yaudah deh Thanks Naz"

"Okedeh".

"Gua Claus. Kita udah pernah ketemu kan?" Ucap Elf yang pernah melecehkan Biru, jadi namanya Claus? Tanpa kami sadari ternyata claus sudah membuat perangkap disekitar kami menggunakan Script Magic kuno. Kami terperangkap tidak bisa bergerak, sihir kami tidak bisa menembus perangkap ini tapi sihir mereka bisa mebembusnya. Sllash Perangkap itu terbuka. Atta, dia sudah bisa lebih cepat mempelajari script kuno ini. Kami langsung meloncat, menyerang mereka dengan cepat mencoba tak membuat celah, kami sudah mengetahui tipe sihir musuh dengan informasi dari Rey, dia melakukan analisis pada musuh.

(1)Ranra, Pion Iblis sihir Es, class S. (2)Dafaf, Pion Iblis Alchemist class A+. (3)Famas, sihir Cahaya dan Putih class S. (4)Claus, sihir Script Magic kuno class S. (5)Natha, sihir Poison dan OverBody (perubahan bentuk, seperti Armi) class A. (6)Naz, sihir Portal class A. (7)Nitya, sihir pembetukan Musik class A+. (8)Rangga, sihir Pasir dan Lumpur class S. (9)Momo, sihir peniru class ?(mistery), (10)Evan sihir elemen Angin class S. (11)Hillain sihir Lengket, class S. Dan (12)Asha, sihir Emosi class S. (13)Mala, sihir pengendali class S. (14)Rose, sihir tanaman serangan class S. (15)Hadrah, sihir Pelunak atau pelemah class S. Rey hanya bisa menganalisis nama, tipe sihir, dan classnya saja.

Informasi Rey sangat membantu untuk memilih musuh yang tepat. Kami akan menyerang dan melindungi, kupikir inilah strategi terbaik dalam keadaan seperti ini. Disal menggunakan ruang bayangannya seperti portal membantu kami berpindah-pindah. Tara muncul dari bayangan tepat dibelakang Naz teleporter musuh, melontarkan ledakan besar lalu kembali masuk kebayangan. Sedetik sebelum ledakan itu terlempar, lumpur segera menutup ledakan itu. Tak berhasil, ledakan tadi akan ditutup menggunakan lumpur. Medusa!! Kemudian medusa menyuruh ular-ularnya menyerang musuh. Tiba-tiba musik terdengar, aku tidak memanggil Musica sekarang. Musik itu dari musuh, Nitya. Dia menggunakan musiknya mengambil alih ular Medusa, tidak mempan juga Medusa mulai kehilangan kendali karena musik itu, aku langsung mengembalikan Medusa ke batunya. Serangan kami selalu tidak mempan atau dibalikkan.

"Serangan Fisik!" Zira berteriak kemudian meloncat tinggi. Arga membuat tanah bergetar lalu membuang musuh keudara. Zira bersiap menendang musuh dari atas sana, BRUUK! Disal segera membuka ruang bayangannya, mencoba mengurung musuh.

Berhasil!, kami berhasil menahan mereka untuk sesaat. Arga dan Alea kemudian menggunakan combo golem mereka. Biru dan Mob juga sudah siap untuk melakukan combo. "Combo Double Love" itu nama yang Alea dan Biru ucap, walau sebenarnya Arga dan Mob tidak setuju. Disal tidak bisa menahan lebih lama lagi, melepaskannya. Rey bersiap memberi stun kemusuh, lalu Rintaf datang membawa suhu yang luar biasa panas, tanah sampai meleleh. Biru memanggil tsunami menyiram musuh, Listrik Mob datang menyambar musuh yang berada dalam genangan air Biru. Aku memanah musuh cepat dengan panah racun, dengan cepat racun itu menyebar melalui air Biru. Musuh tak berkutik, Armi dan Golem Area (Arga & Alea) menghantam Musuh dengan tubuh besarnya.

"Berhasilkah?"tanya Rey sembari menyeka keringat dileher.

"Halo? Halo? Team B?" Ucap team A (Rog, Barqa, dan Senjani)

"Halo? Halo? Team A? Ini kami team B, ada apa?"

"Kami melihatnya, Dafaf. Salah satu anggota Pion Iblis"

"Beri tahu kami lokasinya, kami akan kesana segera"

Kami membagi team, Team B untuk bertarung melawan 14 Pion Iblis yang ada, dan Team A untuk mencari Dafaf, firasatku bilang kalau akan ada hal besar terjadi bila Dafaf berhasil melakukan apa yang dia inginkan.

"Aaaahhh!!" Alea berteriak histeris. Kami langsung berlari kearahnya menanyakan apa yang terjadi

"Itu!! Liat apa yang terjadi dengan mereka!" Alea kemudian menunjuk kearah tubuh lawan kami. Hal mengejutkan tejadi, tubuh musuh kami berubah menjadi lumpur lengket. Itu menjijikkan.

"Kita tidak benar-benar melawan mereka, ini hanya tiruan. Benar firasatnya Senja, kita harus cepet ke tempat Team A. Cepet!" Disal kemudian berlari mengikuti titik yang telah di tandai oleh Team A melalui teknologi Map hologram yang diberikan kakek Angko.

Pertarungan Sesungguhnya baru akan Dimulai. Bagaimana dengan Natha? Dia berada dibawah kendali Pion Iblis. Kakek Angko? Dimana dia sekarang?