Sekarang kami berada di bulan. Kakek Angko bilang bahwa pertarungan akan dimulai disini, tinggal 24 jam lagi kami akan bertarung.
"Senja? Lu gk siap-siap?"tanya Atta
"Bentar lagi"ucapku. Yang lain sudah bersiap-siap, memasang ranjau, mempersiapkan sihir lainnya, memeriksa kondisi bulan, dll.
Aku bisa melihat jelas Bumi dari sini, tapi hatiku merasa tidak nyaman. Bumi sangat indah dari sini, Tuhan benar-benar menciptakan Dunia ini sangat indah. Aku terus melihatnya, warnanya sudah mulai tidak hijau. Penggundulan hutan dimana-mana, bertukar dengan Gedung-gedung besar. Manusia mulai merusak keindahan Dunia. Senja sudah tak mudah lagi untuk dinikmati. Angin alam bertukar oleh polusi, suara gelombang air berganti oleh desisan kendaraan bermotor, kicauan burung terganti oleh klakson kendaraan yang lebih nyaring.
Ada yang mengganjal dihatiku ketika melihat Bumi. Seperti ada yang berbisik memberitahu
"Ada yang aneh. bukan disini tempat pertarungan akan terjadi. Kita harus kembali ke Earth Hearth. Sekarang!!!" ucapku lalu bergegas mengajak yang lain
"Tunggu dulu, maksudlu apa Senja?" Atta bingung
"Firasatku"jawabku singkat
"Woi goblog! Firasat apaanlu!?!" Rintaf emosi. Mungkin benar, firasatku ini tidak bisa langsung dipercaya, tapi aku yakin banget bukan disini. Kakek Angko tidak menipu kami, tapi aku yakin bukan disini. Tapi, aku tetap akan pergi kembali ke Earth Hearth di perut Bumi.
"Gua ikut!" Atta mengemas peralatannya, mengikutiku, yang lain juga mengikut, aku tak habis pikir, mereka benar-benar percaya pada firasatku.
"Ah elah, pada goblog semua! Atta lu kan pinter? Kok lu percaya gitu aja?" Rintaf tak tahan
"Gak semua harus berpatokan sama materi, terkadang hati lebih tau dari pada pikiran" jawab Atta, membuatku tersenyum. Rintaf akhirnya terpaksa ikut.
Waktu kami kurang dari 1 hari untuk sampai ke Earth Hearth, kami harus cepat. Aku menggunakan cara apapun untuk segera sampai kesana, sihir ruang bahkan memanggil garuda untuk terbang cepat.
***
Kami terlambat.
Firasatku benar, Pion Iblis akan menyerang Earth Hearth. Kesatria kerajaan sudah bertarung mati-matian, pertumpahan darah dimana-mana. Banyak warga tak bersalah menjadi korban, Negara di perut bumi yang sangat damai, tenang, masyarakat yang bahagia, seperti Surga dunia. Sekarang, semua hancur, rusak, hilang tak bersisa, bagaikan Neraka yang melahap semuanya, Pion Iblis terlalu kuat untuk mereka yang tidak bisa apa-apa. Ini salahku tidak menyadarinya lebih cepat.
-
"Pagi Ma, pagi Pa"ucapku lalu ikut duduk dimeja sarapan, hari terus berjalan. Aku pindah sekolah dan menetap di Indonesia yang memiliki banyak sekali keunikan, tapi sudah banyak yang berubah dari Indonesia ini, moral sudah seperti mitos belaka. Aku mengenal teman-teman baru, walau hanya 6 orang yang kenal dekat denganku, kehidupanku normal, tak ada yang aneh, hidup seperti remaja pada umumnya, punya teman-teman baik yang hebat.
Bruk!! Kepalaku terkena bola Volly ketika duduk membaca di pinggir lapangan sekolah
"Hahahaha!! Senja kuy main!"ajak Arga, aku menggeleng tidak mau karena tidak tahu cara bermain volly, tapi yang lain memaksaku, lalu mengajariku cara bermain
"Susah amat lu diajarin, kayak ngajarin anak TK akar kuadrat matematika"ucap Rintaf kemudian tertawa. Masa-masa SMA yang ku alami sangat indah bersama dengan mereka. Mereka juga mengajakku untuk ikut organisasi, tapi aku menggeleng lagi, aku lebih suka menyendiri, menghabiskan waktuku dengan menulis atau membaca. Tapi, mereka memaksa dan aku masuk menjadi anggota OSIS bersama mereka, awalnya Rintaf ditolak oleh sekertaris, tapi ketua osis kemudian mengizinkan. Zira orang yang bertanggung jawab, tegas, ramah, kalem, dan pemikirannya yang dewasa, juga sering melatih fisiknya, sangat cocok untuk jabatannya sebagai Ketua OSIS. Tara anggota osis biasa yang sangat rajin, dia lucu cocok untuk jadi pelawak, tapi dua juga lumayan ceroboh. Mereka berdua adalah orang lain yang kukenal selain mereka ber6.
Rintaf. Pria yang sangat ceroboh, dia kurang diakademik, tapi sangat cerdas di bidang olahraga. Dia suka ngomong kasar, bahkan pernah buat guru SBK nangis dan pingsan, guru itu masih sangat muda, mungkin hanya beda 5 tahun dari kami. Rintaf itu langganan ruang BP, mungkin ruang BP udak kayak rumahnya sendiri. Tapi dia bisa diandalkan dalam kondisi seperti sekarang, dia kuat difisik dan mampu melindungi kami juga, dan satu lagi, dia gk suka banget sama yang namanya Anime.
Arga. Pria dengan wajah rupawan yang juga pintar bermain volly, banyak wanita yang ngefans ke dia, bahkan kadang-kadang guru perempuan sering memanjakannya. Dia juga sangat populer disekolah, hampir tak ada yang tidak mengenalnya, dan setelah masuk OSIS, dia semakin dikenal. Dan karena kepopulerannya itu ,ketika OSIS meminta bantuan atau dana ke siswa-siswi disekolah semuanya langsung memberi bantuan yang bisa dibilang tidak sedikit, terutama siswi-siswi sekolah.
Mob. Pria mesum yang juga sering masuk ruang BP karena laporan dari siswi-siswi sekolah, dia selalu iri dengan kepopulerannya Arga, dia juga sering menghasut Arga untuk memanfaatkan kepopulerannya itu untuk hal-hal aneh. Dia bau bawang alias Wibu, hampir semua animasi jepang sudah ia tonton. Tapi, dari semua kejelekannya itu, dialah yang selalu membuat kami tertawa, sikapnya selalu lucu apalagi ketika memasang wajah mesum atau wajah polos seakan-akan tak memiliki dosa.
Reynal. Dia itu pria yang paling dewasa diantara kami, dia paling perhatian diantara kami, tapi dia baperan, suka baper-baper sendiri, apalagi kalau dia sudah membaca buku-buku atau kata-kata yang aku tulis, dia slalu memujiku dia bilang aku harus membukukan tulisanku ini agar semua orang bisa melihatnya. Tapi, dulu dia juga orang yang tidak karuan, ketika SMP dia anak nakal, mirip seperti Rintaf, aku juga masih belum bisa percaya akan hal itu.
Disal. Dia itu pintar, sangat pintar bahkan hampir menghabiskan separuh waktu kehidupannya hanya untuk belajar, dia terlalu terpaku untuk belajar. Dia juga anak dari keluarga ternama, jadi ketika dia menginginkan sesuatu untuk proses belajarnya orang tuanya akan langsung memberikannya. Dia juga sering khawatir dan selalu memikirkan untuk apa-apa kedepannya nanti, dia juga akan selalu membantu kami dalam hal apapun selama dia mampu.
Atta. Dia juga pintar seperti Disal, dia selalu penasaran akan sesuatu, dia akan selalu mencoba hal-hal baru. Dia mudah memperoses sesuatu dia mudah untuk memahami, dia orang yang spontan, apapun yang akan terjadi pada saat itulah dia baru berpikir, dia sering menganggap enteng sebuah masalah, cerewet, dan banyak makan, katanya dia butuh energi untuk belajar jadi dia selalu makan, walau masih tetap kurus.
Aku, Senja. Hanya pria biasa yang suka menyendiri, menghabiskan waktu dengan membaca novel-novel, aku sering melampiaskan semua perasaanku lewat tulisan atau kata-kata disebuah kertas, juga sering menikmati indahnya Senja dipinggir pantai diatas pasir yang basah terkena air laut. Aku lebih suka memperhatikan mereka beraktifitas dari pada ikut berkatifitas bersama mereka. Tak ada yang spesial dari diriku, mungkin mereka salah ketika hendak memilih teman, mengambil orang biasa yang tidak ada apa-apanya, tapi aku senang. Aku senang bisa berada diantara mereka, tertawa bersama mereka, berjalan bersama mereka, dan juga berjuang bersama mereka sampai saat ini.
Semua kehidupan dami kami berubah seketika ketika kami masuk kedunia ini, mengenal dunia ini. Entah, ini sebuah kabar baik atau mungkin kabar buruk, kami mengetahui cerita dari dunia ini, kami terlibat didalamnya, mencoba menyelamatkan dunia, mempertaruhkan nyawa, mencari tau kenyataan yang belum diketahui, menjelajah 7 lapisan Dunia. Ini menakutkan. Tapi, bersama dengan mereka, ketakutan ini berubah menjadi kekuatan, kekuatan yang akan membantu kami nenyelamatkan dunia.