Pertarungan masih berlanjut, tapi kefokusanku berkurang karena rasa penasaranku. Semua berjalan lancar, kami akan menang, jumlah mereka semakin menipis, kelelahan tak berpengaruh bagi kami karena ramuan penyemangat milik Rey. Sekarang Rey berkembang pesat, dia juga belajar serangan jarak dekat, dan skill team upgrade lainnya, dia memakai palu besar yang dulu dia ambil di pasar gelap. Yang lain semakin berkembang, dan yang paling membuatku kaget adalah ketika Biru mengeluarkan sihirnya, dia punya sihir air berwarna biru yang sesuai dengan namanya, telekinetik air yang sangat menakjubkan yang memanggil ombak besar dari lautan datang menghantam prajurit kerajaan, mengurangi banyak jumlah prajurit.
Setelah beberapa lama dengan bantuan Zira dan Tara yang menyerang dari dalam, kami dapat menyelesaikan pertarungan ini dengan lebih mudah, banyak tubuh prajurit berserakan dihutan, tapi dengan sihir Biru, tubuh-tubuh prajurit yang berhasil dilumpuhkan itu dibawa kembali kekerahaan.
"Kok lu bisa kesini?"tanya Mob
"Kita bertugas nyariin lu semua, dan gua pikir kalian berlibur. Beberapa informasi yang gua dengar ada siswa yang mendengar kalian ingin berlibur di Bali. Tapi, setelah gua cek di bandara nama pengunjung dan yang melakukan penerbangan ke Bali, nama kalian gak ada. Lalu, ada siswa lain bilang kalian mencari harta karun dari buku di perpus. Gua cek di daftar buku tamu perpustakaan kota, kalian meminjam sebuah buku bertuliskan 'MANUSIA'. Dulu gua pernah membaca buku itu tapi gk terlalu tertarik. Tapi, gua ingat peta di dalam buku itu, dan aku pernah mengopynya. Dan akhirnya kami sampai disini, ternyata benar kalian disini"ucap Zira
"Lu masuk gimana?"
"Sama kayak kalian, tapi beda dikit"
"Dikitnya kyk gimana?"tanya Disal
"Udahlah, sekarang lu semua harus pulang!! Guru dan Orang tua yang lain nyariin"
"Kita gk tahu cara pulang!"ucap Rey
"Lu semua bisa masuk tapi gk bisa pulang? Nice"
"Emang lu tau?"
"Gak"
"Trus kenapa lu bisa jadi prajurit kerajaan?"
"Panjang ceritanya"
Lalu kami mengajak Zira dan Tara masuk, mereka bercerita panjang. Mereka mengikuti peta itu persis seperti kami hingga tiba didunia ini, tapi ketika tiba dia tak melihat rumah ini. Mereka berdua ditemukan oleh perajurit kerajaan, lalu dibawa ke Istana kemudian panglima disana menyuruh mereka untuk latihan militer, Zira memang sudah mengikuti latihan fisik seperti Silat, Karate, dan Taekwondo dari SD. Jadi dia tak kesulitan dalam melakukan latihan itu. Tapi, Tara? Ini kejadian langka. Dulu mereka hanya bisa mengikuti alur kehidupan dan sekaligus mencari kami. Hingga akhirnya bertemu kami tapi tak tahu cara pulang, kasian gempi eh mereka maksudku.
"Klo begitu sekarang kita hanya bisa mengikuti alur dunia ini kembali, sekarang gua harus kembali ke Istana, lalu menyampaikan berita palsu agar gak ada lagi penggusuran di rumah ini"ucap Zira lalu kemudian pergi bersama Tara kembali keIstana
"Kuharap kita bisa bertemu dan berpetualang bersama juga" ucapku. Zira dulu adalah ketua OSIS di sekolah, dia orang yang bertanggung jawab dan bisa diharap.
***
Sudah berhari-hari sejak kejadian itu, aku jadi selalu rindu rumah dan ingin pulang, tapi aku selalu berusaha bisa menerima kenyataan kalau memang kami tidak bisa pulang.
"Bosamen nih"ucap Mob
"Sama, ada gak sih? Acara yang seru-seru" ucap Arga
"Gimana kalau kalian pergi mengambil misi kelas A lagi? Tapi yang jauh"Armi memberi saran
"Boleh juga tuh"ucap Arga
"Tapi bukannya berbahaya jika kita melakukan misi kelas A? Apa lagi yang jauh dari sini"ucap Rey
"Gapapa lah Rey, sekali-sekali, dari pada bosen kayak gini terus gaada tantangannya"ucap Mob
"Mungkin kita bisa ketemu monster kuat lagi disana? Dan aku bisa menjalin ikatan dengan mereka"ucapku yang baru kali ini bersemangat bepergian.
"Aku boleh ikut?"ucap Biru datang dari dapur
"Bo.. booleh kok, nanti gua lindungin terus deh sumpah"ucap Mob memasang wajah mesumnya. Biru tertawa dan akhirnya Rey mengangguk mengiyakan petualang kita.
"Tapi aku bolehkan ajak temen aku?"ucap Biru
"Boleh lah gaada yang larang"ucap Rey.
***
Misi: Menaklukkan Dungeon di sebelah Timur . Hadiah: dari dungeon akan ditambah dengan jumlah 1.000 koin emas.
"Gilee, klo berhasil bisa dapet banyak duit kite"ucap Mob.
Tak lama kemudian datang seorang perempuan dengan perawakannya yang cantik, berambut pendek berwarna coklat
"Maaf aku terlambat Biru"ucap Perempuan itu tersengal karena ngos-ngosan
"Gapapa kok, kita juga baru aja ngambil misinya. Oh iya kenalin temen-temenku ini Mob, Rintaf, Rey, Atta, Disal, Senja, dan Arga"
"Hai, namaku Alea"ucap perempuan itu menyalami kami satu persatu, tapi, Arga tampak berbeda, dia jadi lebih kaku setelah berkenalan dengan Alea.
"Oke sekarang kita bersiap-siap, terus go to the Dungeon"ucap Rintaf menyemangati.
Kita melakukan perjalanan menggunakan mobil milik Armi, sudah 16 kilometer kami berjalan dengan mobil dan akhirnya kami berhenti di sebuah pelabuhan kecil. Lalu kami menaiki kapal untuk sampai kepulau Timur disebrang, butuh waktu 12jam untuk sampai kesana, kami berbincang-bincang untuk menghabiskan waktu, dan bertanya-tanya tentang Alea
"Alea, element sihir lu apaan?"tanya Atta
"Tanaman, aku bertipe support penyembuh, pertahanan, dan perencanaan. Tapi itu bergantung dari tempatnya kalau gak ada tanah sihirku gak bisa dipakai"
"Itu keren, gua belum pernah melihat ada orang yang bisa menggunakan sihir kayak gitu"ucap Atta antusias.
"Itu karena garis keturunanku. Keluargaku berdarah Bangsawan. Tapi, aku tidak terlalu suka menjadi bangsawan. Banyak hal yang harus kami lakukan, menjaga kehormatanlah, menjaga sikaplah, hidup kami seperti dikekang"
"Memangnya kalau bangsawan apa kelebihannya?"
"Kami berpotensi memiliki banyak mana dalam tubuh kami, itu disebabkan karena nenek moyang kami dulu adalah salah penguasa"
Penguasa? Maksudnya? Batinku
"Kak Senja juga memiliki garis keturunan Bangsawan"
"Hah? Aku? Tau dari mana?"aku tekejut mendengarnya
"Kakak punya 2 tipe sihirkan? Hanya Elf atau Bangsawan yang bisa seperti itu, dan kemungkinan besar kakak adalah bangsawan"
"Pantesan, kirain lu ngecheat anj*r"ucap Mob
Dari tadi Arga hanya terdiam, dan melihat ke arah Alea terus. Tak terasa 12 jam sudah hampir habis. Kemudian ada pengumuman dari kepala kapal.
"Diharapkan kepada penumpang kapal, kita sudah dekat dengan tujuan, jadi dimohon untuk memeriksa barang-barang bawaan sebelum meninggalkan kapal"kita sudah dekat dengan Pulau Timur, dari sini pulaunya sudah terlihat jelas dan tinggal beberapa menit kami sudah merapat kepelabuhan.
"Ini sudah gelap, kita ke kota dulu mencari penginapan"ucap Rey
Setelah sampai dikota dan mendapat penginapan, kami berniat pergi menulusuri kota sekaligus mencari informasi tentang Dungeon itu.
Pulau ini sangat indah, lebih hijau dan sejuk dibanding di Ibu kota. Tapi, disini juga ramai, banyak pedagang yang berteriak-teriak memanggil, mencari perhatian pengunjung. Dari kejauhan ada seseorang mendekat.
"Busur mu ini sangat bagus, bagaimana kalau aku beli saja? Kuberikan 200 koin emas?"ucap pria gendut dengan jas hitam melihat busurku, aku menggeleng tegas tidak menjualnya
"Bagaimana kalau 300? 400? 500? Atau 1000 koin emas?"ucap Pria gendut itu memaksa
"Maaf, aku tidak menjualnya"ucapku
"Ayolah kalau tidak nyawa gadis ini akan terancam". Entah bagaimana bisa Alea sudah berada di tangan salah satu Bodyguard pria itu.
"Baiklah, 1000 koin emas dan lepaskan Alea!"ucapku
"Oh tidak bisa, kau harus memberikannya percuma untuk membayar nyawa gadis ini". Pria ini jelas ingin mengambil keuntungan. Aku pasrah dan ingin memberikan Busurku pada Pria itu
"Jangan berikan Senja, biar kita ngelawan pria gendut jelek mirip babi sialan ini"ucap Arga. Tak banyak basa-basi kami langsung bersiap-siap menyerang, pertarungan terjadi di pinggir kota.
"Hey? Dimana Alea?"tanya Biru berteriak mengalahkan suara ribut serangan dari pertarungan ini. Kami berhenti menyerang, melihat sekitar dan mencari Alea. Kami lengah, terlalu fokus menyerang Babi sialan itu sehingga tak sadar Alea di bawa pergi, mereka langsung menghilang dari pandangan, masuk kebayangan-bayangan.
"Tunggu disini!"ucap Disal lalu masuk kedalam bayangan, ternyata itu fungsi sepatu yang dibelinya di pasar gelap dulu, untuk memudahkannga masuk kedalam bayangan. Rey langsung mengaktifkan telepatinya menanyakan apa yang terjadi dibayangan sana
"Mereka menuju suatu tempat. Ini seperti tempat... PERDAGANGAN BUDAK!!"ucap Disal melalui telepati
Kami langsung pergi kepasar mencari dimana perdagangan budak itu, lalu Disal kembali membawa kami ke tempat perdagangan itu
"Kita harus menyamar, dan pura-pura membeli budak"ucap Disal
Lalu kami menggangguk mengiyakan kemudian pergi ke toko pakaian membeli pakaian lain untuk menyamar, dan Biru hanya menggunakan sihir Perubahan dan mengubah pakaiannya.
"Selamat datang di PERDAGANGAN BUDAK di Pulau Timur. Ada yang bisa saya bantu?"ucap Babi sialan itu, jelas Arga sudah tak tahan ingin menonjok wajah babi itu, tapi Rey menahannya agar rencana kita lancar.
"Kami tak hanya menjual Budak, tapi kami juga menjual senjata langka"sambung Pria itu
"Kami ingin membeli budak"
"Baiklah saya akan membawa kalian ketempat budak terbaik yang saya punya... Kami punya 4 budak terbaik disini, kami punya Anubis, Garuda, Alkonost, dan barang yang baru kami terima memiliki darah bangsawan, silahkan melihat-lihat". Kami yakin barang baru datang yang dia maksud adalah Alea, kami langsung kesana melihat Alea, dia tampak pucat dengan borgol dan rantai di lehernya, Alea menggeleng-geleng meronta dan mencoba berteriak seperti mengisyaratkan kami untuk lari. Arga tak tahan, dia langsung merobek baju penyamaran dan mencoba membuka kurungan Alea
"Sudah kuduga itu adalah kalian, kalian bukan orang yang meninggalkan temannya begitu saja. Pasti kalian akan menyelamatkan teman kalian ini, tapi maaf kalian sudah masuk di perangkapku"ucap Babi itu dengan tawa yang membuat emosi Arga meluap-luap.
Tiba-tiba banyak monster keluar dari kurungannya, dan menyerang kami, aku memanggil Byakko, kemudian yang lain juga ikut bersiap-siap melawan. Tapi, aku tak bisa menggunakan busur jika disudutkan seperti ini, ini akan sulit dengan jumlah mereka yang banyak dan perencanaan mereka yang matang.
Mob cepat, dia sudah membunuh banyak Blue monster, Rintaf dan Arga juga, Rey menggunakan palu besarnya lalu ikut menyerang juga sambil memberikan kami potion yang sangat membantu, aku menaiki Byakko lalu menyerang meggunakan Busur bergerak cepat agar tak ada monster yang mendekatiku. Semua kurungan terbuka kecuali 4 kurungan yang dia bilang adalah budak Terbaik, yang kubaca Garuda dan Alkonost adalah White monster dan Anubis adalah Black Monster, mungkin monster itu terlalu kuat dan sulit dikendalikan jika dibebaskan. Pertarungan masih berlanjut, kami sudah menggeser sebagian monster dan Bodyguard babi itu.
"Sial! Sepertinya memang harus kubuka" Pria mirip babi itu membuka kurungan 3 monster itu, membiarkannya mengamuk, tapi ada yang aneh, 3 monster itu malah menyerang temannya sendiri, mereka menyerang monster lainnya yang ada disini membantu kami, ku pikir mereka adalah teman, tapi aku salah mereka juga menyerang kami. Mereka liar, belum dikendalikan, mereka bisa mengamuk terserah mereka. Kami masih bertahan tapi hal aneh lagi terjadi, Garuda bertarung dengan Anubis ya benar mereka memang liar, karena kepanikan dari babi itu melihat Monster mereka seperti itu, itu kesempatan kami, Mob mencuri kunci dari saku babi itu, lalu berlari cepat menuju Arga, membiarkan Arga yang melepaskan Alea
"Terimakasih Arga"ucap Alea memeluk Arga, air mata Alea membasahi pakaian Arga, lalu pingsan tak sadarkan diri dalam pelukan Arga.