Chereads / THE SEVEN WALLS: Dewa & Iblis / Chapter 8 - CHAPTER 7

Chapter 8 - CHAPTER 7

Sinar matahari pagi menembus jendela kamar kami, menyiram wajah dengan hangat, lalu membangunkan dengan lembut.

"Selamat pagi semuanya, silahkan bersiap-siap. Armi sudah menunggu kalian di meja makan"sapa Biru dipagi hari, hampir setiap pagi dia datang membangunkan kami. Tetapi baru kali ini dia bilang Armi menunggu kami dimeja makan.

"Tumben si Armi ikut sarapan, biasa udah kemana kek gitu:v"ucap Mob.

Lalu kami segera pergi ke meja makan, "Selamat pagi semua, gua ikut sarapan gapapa kan?"sapa Armi ketika kami mendekat kemeja makan

"Inikan rumah lu, ya jelas boleh lah"ucap Rey

Lalu kami sarapan seperti biasanya membahas sesuatu yang tidak penting, bercerita tentang kejadian-kejadian kemarin, dan saling menanyakan perkembangan sihir masing-masing.

Dari perkiraan Biru, harusnya pagi ini telur itu menetas tepat pada pukul 10.00, dan sekarang masih jam 07.23, aku jadi masih bisa melakukan hal lain, seharusnya pagi ini kami pergi ke guild untuk mengambil misi, tapi aku meminta untuk menunggu hingga pukul 12 siang untuk mengambil quest karena aku ingin melihat telur itu menetas.

Sudah pukul 09.45, aku duduk memangku telur itu dan terus memperhatikannya. Setelah 15 menit berlalu, telur itu ada pergerakan, lalu retak sedikit demi sedikit, jantungku berdegup kencang, mungkin ini yang dirasakan seorang ibu ketika melahirkan anaknya. Telur itu menetas, tampak seekor burung kecil lucu berada didalam pecahan telur itu, melihatku dengan tatapan berbinar-binar, membuat hatiku gemetar sangat bahagia menyaksikan momen ini.

"Ciee jadi mama"ucap Rey yang tiba-tiba muncul di belakangku

"Lah mama apaan, akukan cowok masa jadi mama?"pipiku pasti memerah.

"Udah Rey, jangan lu godain trus tuh anak orang"ucap Arga. Entah itu membela atau malah mengejekku juga.

"Lu udah melewati suatu proses alamiah, pada hewan unggas atau hewan yang bertelur, akan ada proses ketika mereka menetas lalu melihat seseorang untuk pertama kalinya, dia akan berpikir klo orang itu mamanya. Jadi sekarang lu jadi mama. Itu yang gua tau"ucap Disal menjelaskan

Aku lalu melihat telur itu, anakku monster? Mamanya mana?. Gak lah, aku langsung menggeleng membuanh pikiran tadi.

Beberapa jam kemudian burung itu membesar, pertumbuhannya sangat cepat, persis seperti pada buku yang kubaca, namun sesuatu yang aneh terjadi. Bentuknya berbeda dari induknya, kupikir dia telur dari burung Kaplygo, tapi bentuknya berbeda jauh, burung ini lebih kecil dan imut, dengan sayap kecil dan perut besarnya. Aku sampai lupa menamainya, bagaimana kalau Polu? Ya Polu mungkin nama yang sesuai dengan bentuknya.

Aku kemudian membuat ikatan dengannya dan berhasil tampaknya ini lebih mudah dibandingkan membuat ikatan dengan Byakko dulu. Aku membaca informasi tentang burung ini, ternyata yang diucapkan Kepala desa itu salah, burung ini bukan hanya Pet, tetapi Blue Monster, ini salah satu monster langka, dan skill dari burung ini adalah membuat tuannya bisa melihat apa yang burung ini lihat, jadi aku berniat mencobanya aku menyuruhnya terbang tinggi lalu aku menggunakan skillnya,

Benar!! Aku bisa melihatnya, melihat apa yang burung ini lihat, dan aku bisa mengaturnya terbang kesana, kesini, lebih tinggi, lebih rendah, dll.

Ini menyenangkan, aku bisa melihat kota dari atas sini.

"Bagaimana kalau lu coba manfaatin kemampuannya? Lu kan pemanah? Coba pake skillnya trus panah apa yang kau lihat dari matanya"ucap Disal.

Itu ide brilian! Aku mencobanya dan benar saja,

"Kena!!!"keren, aku jadi bisa melihat apa saja, sejauh apapun, dan bisa memanahnya dengan busurku. Combo yang sempurna.

***

Sudah pukul 01.00 malam, aku terbangun dari tidurku karena haus, Arga tidak ada di tempat tidurnya, mungkin haus juga. Lalu kemudian aku pergi kedapur untuk mengambil air minum. Tapi, tak jauh dari dapur aku melihat lampu dapur menyala seperti ada yang sedang mengobrol, kupikir itu Arga. Namun disana ada Armi dan Biru, mereka berbincang-bincang mengenai masalah yang akan terjadi besok.

Ternyata rumah ini setiap bulan akan didatangi oleh prajurit kerajaan, munyuruh mereka untuk berpindah dari hutan, namun Armi selalu menghalangi mereka bahkan terpaksa menyerang mereka, dan besok para prajurit akan datang lagi bahkan dengan persiapan lengkap sebab sebelumnya anggota mereka pernah tak sengaja terbunuh.

"Ini terlalu cepat! Mereka datang tidak sesuai jadwal"ucap Biru cemas

"Mungkin mereka ingin kita pindah segera, tapi jangan cemas kita pasti bisa mendorong mundur mereka lagi, yang sekarang harus kita cemaskan adalah bagaimana caranya kita memberi tahu Senja dan kawan-kawan tentang berita ini, ini terlalu awal bagi mereka untuk melawan prajurit kerajaan dengan persiapan lengkap"ucap Armi bingung.

Setelah aku mendengar pembicaraan dan menebak-nebak arah pembicaraan mereka akhirnya aku mengerti dan hendak memberi tahu yang lain krrak! Aku tak sengaja menginjang sapu yang tergeletak di lantai, sapu itu patah dan membuat suara yang mengundang Armi dan Biru kesini, aku langsung berlari cepat agar tak ketahuan.

Aku tak sengaja lari keluar rumah karena pintu depan terbuka, disana ada Arga sedang merokok

"Arga kamu tahu tidak kalau bes--"

"Pakai ini, gua gak mau sahabat gua rusak karena asap rokok dari gua"ucap Arga memotong pembicaraanku lalu memberiku sebuah masker, aku mengangguk lalu menggunakannya.

"Iya gua juga udah denger semuanya, besok akan ada prajurit kerajaan datang mengusir"ucap Arga santai, aku terdiam sejenak, tak tahu mau bilang apa.

"Besok kita bilang ke yang lain, supaya kita gak ngambil misi apapun, lalu bersiap disini bantuin Armi mengusir perajurit itu. Udah, tidur lagi gih lu pasti masih ngantuk"

Aku menutup mulutku karena menguap, lalu aku mengangguk pelan setuju dengan ucapan Arga lalu pergi kembali ke kamar dan tidur.

***

Ketika aku bangun yang lain sedang berkumpul berbincang-bincang membahas sesuatu, aku mendekat dan ikut membahas masalah prajurit kerajaan itu.

"KELUAAR!!"seseorang berteriak dari depan rumah, sepertinya mereka sudah datang, ketika aku melihat keluar jendela, rumah sudah dikelilingi penuh oleh prajurit kerajaan lengkap dengan baju zirah dan senjatanya. Kita kalah jumlah, kemungkinan menang sangat kecil, aku langsung menggeleng tegas menghapus fikiran itu, lalu bergegas keluar. Diluar sudah ada Armi dengan wajah merah nampaknya dia sangat marah dan Biru yang cemas dengan jumlah mereka sangat banyak

"Kalian disini aja biar gua yang beresin mereka"ucap Armi

"Biarkan kami ikut"ucap Arga

"Gak!! Gua bilang disini aja. Gausah keluar"

Kami terdiam, kami belum pernah melihatnya marah seperti ini sebelumnya. Armi melangkah semakin dekat dengan pintu, lalu keluar menyambut prajurit itu dengan amarahnya. Tak lama setelah itu, tentu saja dengan amarah Armi yang menggebu-gebu itu pasti mereka akan bertarung, Arga, Mob, dan Rintaf sepertinya sudah tak tahan ingin keluar namun Reynal melarangnya, menahan menunggu waktu yang tepat.

Beast soul, Big Monster!

Tubuh Armi membesar lalu ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, dia berubah menjadi setengah monster dengan tubuh besarnya, lalu melompat menerkam pasukan prajurit kerajaan itu. Yang lain sepertinya sudah panas, Rey sudah tak bisa menahan, jelas dia tahu bahwa mereka semua keras kepala. Disal dan Atta dia juga sepertinya tak sabar ingin bertarung, lalu mereka keluar dari pintu lalu membantu Armi melawan

"Dasar keras kepala"ucap Armi melihat lami lalu tersenyum tipis. Kami berbagi posisi. Yang menjaga bagian Armi depan, Rintaf belakang, Arga dan Mob samping rumah, lalu petarung jarak jauh menyerang dari atas atap rumah. Ini efektif untuk menghalangi mereka merusak atau membongkar rumah, dan dengan bantuan pengelihatan dari skill Polu aku bisa melihat berapa banyak jumlah dan sisi mereka. Tiba-tiba dari barisan perajurit ada pertarungan juga yang terjadi, pertarungan antar prajurit? Aku menyuruh Polu terbang mendekat, hey Zira dan Tara? Kenapa mereka ada disini?.