Chereads / THE SEVEN WALLS: Dewa & Iblis / Chapter 6 - CHAPTER 5

Chapter 6 - CHAPTER 5

Kami membuang nafas lega, akhirnya bisa menaklukkan Byakko itu. Menghempaskan tubuh ke tanah saking lelahnya, tiba-tiba pengelihatanku kabur, aku pikir mungkin hanya sakit kepala biasa, dan akhirnya aku pingsan.

***

Aku membuka mata perlahan, melihat sekeliling, oh, iya aku tadi pingsan, kira-kira berapa jam ya?

"temen-temen, Senja sudah sadarkan diri!!"Biru berteriak ketika melihatku membuka mata.

"Si any*ng kirain udah mati lu kampret!"ucap Rintaf ketika memasuki pintu kamar

"Lu udah gapapa?"tanya Rey

"Aku pingsan berapa jam ya?"tanyaku mengabaikan pertanyaan Rey.

"168 jam, lebih tepatnya seminggu"Disal menjawab

"Kirain udah mati lu Ja"ucap Mob.

Aku pingsan selama itu? Kenapa bisa?

"Kemungkinan itu efek dari membuat ikatan dengan makhluk Merah atau Red Monster. Apalagi lu baru pertama kali melakukan ikatan, itu keren banget, jarang sekali orang bisa membuat ikatan dengan Red Monster, walau Elf sekalipun"ucap Armi dari luar membawakan sebuah gelas

"Minum Ja! Mungkin bisa nenangin"ucap Atta menyodorkan segelas air minum.

"Libur udah selesai, ayo kita kembali pulang"ucapku mengajak yang lain. Tak ada yang menjawab, wajah mereka terlihat murung, seketika kamar lengang sejenak.

"Kita gk bisa pulang Ja, gaada yang tau caranya. Bahkan Armi sekalipun"ucap Rey

"Entah ini kabar baik atau kabar buruk. Kita akan berada di dunia Fantasi seperti di dalam game MMORPG"ucap Mob semangat.

Sebenarnya aku tidak menginginkan ini, aku ingin pulang menemui Bunda dan yang lain. Tapi, kalau teman-temanku senang untuk apa aku bersedih? Hanya merusak kebahagiaan mereka, dan Aku tak menginginkan itu.

Mereka sudah berlatih sepanjang 1 minggu itu, aku banyak tertinggal dari segi materi dan kekuatan. Mereka mempelajari sihir Element yang membuat mereka semakin kuat.

Rintaf mempelajari element Api, Arga element Tanah, Mob element Listrik, Atta Cahaya, dan Disal Bayangan. Rey jadi seorang alchemist sekarang.

Mereka tampak hebat ketika sedang berlatih, aku iri melihat kehebatan mereka. Apalagi ketika Mob dan Arga berlatih tanding, mereka sangat hebat, sihir element mereka saling bertolak belakang, tapi mereka tak memperdulikan itu, mereka tetap mencari celah pada lawannya. Aku kagum sekali

"Lu gk nyoba sihir baru lu?"

Aku spontan loncat karena kaget, aku mendengar suara Rey, tapi Rey jauh dariku. Dan ku lihat, dari tadi dia hanya diam saja tidak berbicara apalagi berteriak.

"Ini sihir baru gua, TELEPATI. Gua bisa berbicara tanpa harus bersuara, dan suara ini dari hati ke hati"ucap Rey masih menggunakan sihir telepatinya.

Aku sudah mengguk paham

"Oh, baguslah"jawabku dalam hati, aku kembali terkaget ternyata aku juga bisa menjawabnya dari telepati itu.

Sihir Telepati ini jika digunakan, sama seperti Telefon di Bumi, tapi bedanya kita hanya langsung lewat hati dan pikiran tanpa harus mengeluarkan handphone lalu mendekatkannya ketelinga. Telepati ini jika sudah dikembangan bisa sampai mencakup satu team, jadi tak hanya dua orang saja. Tapi hanya orang yang dikehendaki oleh pemilik sihir telepati ini yang bisa berkomunikasi menggunakannya.

"Jadi? Bagaimana, lu belum jawab pertanyaan gua, lu gk nyoba sihir lu?"Rey kembali bertanya

Aku diam sejenak lalu mengangguk pelan, berjalan mencari tanah lapang untuk melakukan pemanggilan.

Dalam ikatan yang terjalin, aku membutuhkanmu, Sang Penjaga Barat. BYAKKO!

Lalu aku melempar batu pemanggilan itu ketanah lalu keluarlah Makhluk yang minggu lalu menyerang kami, tapi sekarang dia lebih jinak. Suara Byakko terlalu keras ketika mengaum sehingga membuat yang lainnya datang dengan senjata yang sudah berada ditangan mereka, bersiap menyerang.

"Hey, tenanglah dia udah jinak"ucapku

"Kita gak tahu kapan dia bisa menyerang"ucap Rintaf masih dengan posisi siap menyerang.

"Benar, Makhluk yang sudah menjalin ikatan dengan seseorang hanya akan melakukan perintah dari orang itu dan mereka menyebut orang itu sebagai Tuan"ucap Armi dari dalam rumah mengintip dari jendela.

Yang lain langsung menurunkan senjata mereka menganggap aman kondisi ini, aku tersenyum dan mengelus-elus Byakko, dia tak beda jauh dari kucing pada umumnya, dia senang dielus-elus apalagi pada bagian leher dan dagunya.

-

"Jadi karena kondisi Senja sudah membaik, besok kita akan balik ke kota untuk masukin kalian keguild.

Dengan bergabung dengan sebuah guild, kalian bakal lebih mudah mendapatkan misi dan bayaran"ucap Armi ketika melihat kami selesai latihan.

Lalu yang lain mengangguk mengiyakan, aku hanya terdiam tak begitu mengerti apa yang mereka bahas.

***

Kita tiba di ibu kota. Armi membawa kami ke sebuah guild dikota.

"Selamat datang di guild Dark Brotherhood, ada yang bisa kami bantu?"ucap seorang bunny girl dengan pakaian yang kurang bahan itu menyambut kami. Aku langsung melihat kearah Mob, jelas dia tertarik dan lagi-lagi dari hidungnya keluar darah.

"Aku ingin membuat team dengan jumlah tujuh orang"ucap Armi

"Oke jadi silahkan isi formulir ini"bunny girl tadi membagikan formulir pada kami bertujuh

"Armi, kamu tidak ikut?"tanyaku. Armi hanya menggeleng pelan lalu tersenyum.

Formulirnya seperti biasa, hanya pertanyaan tentang biodata, tipe sihir, dan element sihir lainnya.

"Aku tidak punya sihir element"ucapku resah

"Gapapa, kosongin aja"

Setelah selesai, kami pun mengumpulkan formulir tadi pada bunny girl itu. Setelah beberapa saat melihat-lihat formulir itu. Bunny girl itu mendekat

"Silahkan"Bunny Girl itu membuka sebuah gorden hitam lalu menyuruh kami masuk, kami bertujuh masuk, Armi pergi mengurus sesuatu.

"Silahkan bersiap-siap, kita akan melakukan level test pada kemampuan sihir kalian"ucap bunny girl itu. Rintaf mencoba untuk menjadi pertama, dia diperlawankan dengan monster kecil, sangat mudah mengalahkan monster itu, lalu semakin lama monster itu semakin besar dan menjadi kuat.

"Jika sudah tak sanggup angkat tangan kalian maka test akan dihentikan"ucap bunny girl itu.

Akhirnya Rintaf mengangkat tangannya, keringat mengalir disekujur tubuhnya tapi ketika keluar dari lingkaran sihir yang melindungi pertandingan mereka, Rintaf langsung kembali normal, keringatnya hilang, kembali bugar seperti biasa.

"Level sihir A"ucap bunny girl itu, lalu Arga yang kedua, dengan level sihir A, Mob level sihir A, Disal B+, Atta B+, Reynal Melakukan test berbeda dan mendapat nilai B+. Terakhir aku, aku mencoba mengeluarkan seluruh kemampuanku untuk melakukan test ini tapi nilai ku mengecewakan, C, angka yang tak jauh berbeda dengan nilaiku di sekolah.

Test selesai, aku sangat kecewa dengan nilaiku, padahal aku sudah mengeluarkan semua tenagaku.

"Udahlah Ja. Itu tandanya lu disuruh lebih bersemangat untuk latihan!"ucap Rey menyemangati. Aku mengangguk dan tersenyum.

Tak lama kemudian Bunny Girl itu datang kembali dan memberi kami sebuah kartu digital

"Ini adalah ID card kalian, sekarang kalian sudah berada di dalam sebuah Team. Apa nama team kalian?"ucap Bunny girl itu.

Kami bingung menjawab,

"Gimana klo tukang nyabun? Kan si Mob s*ngean, jadi cocok"ucap Rintaf bercanda

"Gimana kalau SCC Sense Crazy Club? Kan kita gila"ucap Mob memberi saran.

"Aku gak gila"ucapku

"Baiklah SCC, kalian satu team sekarang"ucap Bunny Girl itu, lalu kartu digital itu muncul sebuah tulisan besar di bagian atasnya "SCC", nama, gender, tipe sihir, umur, lvl class, dll. Mirip seperti KTP di dunia kami, tapi ini digunakan untuk melakukan misi atau Quest.

Armi datang menjemput kami, dan membawa satu lembaran kertas lalu menyodorkannya pada Rintaf,

"Sebagai ketua team, kamu yang bertugas mengambil quest untuk tim kalian"ucap Armi, menunjuk Rintaf sebagai ketua Tim, lalu Rintaf mengambil selembaran kertas yang diberikan padanya. "Baiklah, Misi Pertama kita Membasmi Monster di Desa Falru!!!"Rintaf teriak semangat yang membuat yang lain juga bersemangat.

Senangnya melihat yang lain bisa tersenyum dan bersemangat seperti ini.