Chereads / THE SEVEN WALLS: Dewa & Iblis / Chapter 4 - CHAPTER 3

Chapter 4 - CHAPTER 3

Kami kaget dan spontan mencoba lari, namun Disal tertinggal, tangannya digenggam oleh orang itu, menahan Disal agar tidak lari. Aku dan Rey mencoba kembali namun Atta menahanku dan menggeleng pelan mengisyaratkan untuk tidak melakukannya, lalu aku dan Rey kembali berlari meninggalkan Disal disana.

"Apa yang harus kita lakukan?"tanya Reynal cemas

"Tenang!!"ucap Atta

"Disal!! Kita ninggalin dia dan lu nyuruh gua tenang?"

"Kita harus nyusun rencana biar bisa balikin Disal. Karena klo kita maju gitu aja sama aja bunuh diri, lu gk inget dia punya sihir? Dia bisa bunuh kita dengan mudah"Atta mencoba menenangkan.

"Klo gini mending gua dirumah anjir nonton nek*poi. asw"ucap Mob mulai ketakutan.

"Kita gk bisa ninggalin Disal Mob, lu temennya bukan sih?"Atta geram.

Lalu hutan lengang seketika. yang lain mulai panik dan mencemaskan diri. Atta, Reynal, dan Aku mencoba untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan Disal.

"Kalian bersiap-siap!"perintah Atta. Kami mencoba mendekati rumah itu lagi. Tapi, ketika kamk sampai didepan rumah itu. Disal?? Dia terlihat santai, biasa-biasa saja berdiri disana, tak seperti orang yang sedang diculik. Reynal spontan menggapai tangan Disal dan membawanya lari. Kami mengikuti dari belakang.

"Tenang dulu!! Mereka tidak jahat"teriak Disal melawan suara ribut dari hutan.

Kami berhenti ketika mendengar kalimat itu, mereka tidak jahat? Apa maksudmu jelas-jelas dia menculikmu. Disal bercerita sedikit tentang orang itu dan satu cewek dirumah itu, mereka tinggal bersama tapi bukan sepasang kekasih dan juga bukan saudara. Mereka hanya bertemu dihutan ini juga dan banyak hal lainnya yang ingin ia ceritakan tapi Disal ingin kita mendengarnya sendiri dari orang itu.

"Eh, tapi sebelum kesana kenapa lu pada ninggalin gua?"Disal tiba-tiba bertanya. Dan kami langsung berpura-pura tak mendengarnya.

***

"Oh. Jadi gitu"ucap Atta mengangguk pelan.

Jadi dulunya pria ini juga sama seperti kami dia juga orang yang hidup dibumi, dia dan teman-temannya juga berniat mencari tahu maksud buku itu sampai menemukan peta persis yang kami temukan, hingga akhirnya dia terpindah ke dunia ini. Namun, ketika mereka berpindah, mereka dalam bahaya. Mereka langsung disambut oleh hewan buas yang ada dihutan ini, mereka langsung diserbu habis-habisan, banyak dari mereka mati, dan sekarang hanya dia yang tersisa.

"Itu kisah yang menyedihkan"ucap Rey turut berduka cita.

Bahasa orang itu ketika bercerita tentang pengalamannya agak kaku dan banyak kesalahan pada pengucapannya.

"Maaft, aku jika tidacc lencar menggunakan bahasa ini, lama sudaf aku tak menggunakan bahasa ini"ucap orang itu. Jadi dia bercerita panjang lebar mengenai dunia aneh ini, tapi lama kelamaan bahasanya mulai lancar dan membaik.

"Dunia ini menggunakan bahasa yang berbeda, dan banyak ras berbeda yang tinggal didunia ini, ras yang dianggap mitos di Bumi, hidup tenang didunia ini, Elf salah satunya. Rumah ini dulu adalah milik sepasang kekasih elf, aku menemukan rumah ini ketika lari dari hewan buas yang menyambut kami ketika datang. Mereka berdua sangat baik, mereka mempersilahkanku masuk dan memberiku makanan, aku bercerita kepada mereka tapi mereka tak tahu apa yang kumaksud, dan merekapun menaruhku pada sebuah lingkaran sihir, ia memantraiku agar bisa memberikan ilmunya padaku terutama pada bahasa, sejak itu aku bisa berbahasa mereka"ucap orang itu.

"Oh iyya Perkenalkan temanku ini Atta dia yang meneliti buku yang kami temukan dan membawa kami kesini, lalu Reynal, Rintaf, Mob, Arga, dan yang di pojok sana ada Senja"ucap Disal memperkenalkan kami satu persatu,

"Namaku Armi"ucap pria itu,

"Sal? Mana cewek yang lu bilang tadi?"tanya Mob penasaran dengan perempuan yang Disal ceritakan dihutan tadi. Tak lama kemudian datang sosok perempuan dengan telinga runcing persis seperti makhluk mitologi Elf, membawa makanan dan minuman hangat untuk kami.

"Dia Biru, dia adalah anak dari sepasang elf yang menyelamatkanku"ucap Armi memperkenalkannya

Lalu perempuan itu senyum kearah kami dan menaruh makanan dan minuman itu di meja depan kami.

Rambut birunya sesuai dengan namanya.

"Anjiiir OPP*Inya gede"ucap Mob, hidungnya mengeluarkan darah.

Kami tertawa melihat tingkah Mob itu. Biru kaget melihat darah yang tiba-tiba keluar dari hidung Mob itu. Lalu mengambil sapu tangan dari kantung celemeknya lalu membersihkan darah di hidung Mob, jelas nambah parah tuh mimisan klo digituin.

"Biru tak bisa mengerti apa yang kita bicarakan, karena dia tidak mengetahui bahasa kita, dia hanya bisa berbicara menggunakan bahasa dunia ini"ucap Armi menjelaskan.

Armi pria yang baik, dia membiarkan kami menginap dirumahnya, lalu mengajari kami banyak hal dan menceritakan dunia ini lebih jelas, dia berusia 2 tahun diatas kami tapi dia sudah mengerti banyak tentang dunia ini.

Keesokannya sesuai ucapan Armi, kita akan dimantrai agar bisa mengetahui bahasa dunia ini. Dimulai dari Atta, Disal, Reynal, Rintaf, Arga, Mob, dan terakhir aku. Setelah selesai dimantrai kami berniat untuk belajar sihir, Armi bilang belajar sihir itu tak akan sulit jika kita memang memiliki potensi untuk mengembangkannya.

Lalu kami dibawa kesebuah ruangan dibawah tanah, aku sebelumnya tidak mengetahui bahwa ada ruangan seperti itu dirumah ini. Diruangan itu ada 3 batu yang tingginya sampai pinggang, dan pada masing-masing ujung batu itu ada sebuah simbol aneh berbeda.

"Ini sebenarnya hanya pengecekan tipe sihir Dasar. RANGE(serangan jarak jauh), MELE(serangan jarak dekat), SUPPORT(sihir penolong). Pada ujung batu itu terdapat sebuah simbol berbeda. Batu yang dikanan bersimbol Pedang yang mengartikan sihir bertipe jarak dekat. Dan batu yang dikiri bersimbol panah yang mengartikan sihir pertipe jarak jauh. Dan terakhir yang di tengah adalah batu dengan simbol +(plus), mengartikan sihir bertipe penolong/support. Kalian cobalah sentuh salah satu batu itu"ucap Armi menjelaskan.

Atta maju pertama karena rasa ingin tahunya yang tinggi, dia menyentuh batu yang dikanan tapi tak bereaksi apa-apa, Atta melihat ke Armi, tapi Armi hanya menyengir melihatnya, lalu Atta mencoba menyentuh batu ditengah namun tak bereaksi juga dan dia mencoba yang terakhir, Batu itu bersinar hijau, lalu sinarnya merambat ketubuh Atta.

"Sihirmu bertipe serangan Jarak jauh alias RANGE"ucap Armi,

Lalu yang lain juga ikut mencoba. Rintaf, Arga, dan Mob serangan jarak dekat, Atta dan Disal serangan jarak jauh, Reynal penolong, dan terakhir aku. Aku mencoba menyentuh batu dikanan tapi tiba-tiba aku terlempar kebelakang, sontak yang lain terkaget dan mencoba menolongku, lalu tak lama kemudian batu Kiri dan tengah bersinar, sinarnya mengalir ketubuhku, lalu aku melayang sebentar lalu kembali menginjak tanah, yang lain terlihat kaget, aku juga kaget.

"Ini jarang terjadi, dua tipe sihir dalam satu wadah? Setahuku hanya Elf yang bisa seperti itu karena kadar sihir yang dia punya, ini kereen!!. Tipe sihirmu adalah Serangan jarak jauh dan penyembuhan"ucap Armi terkagum melihat kejadian barusan.

"Curanglu anjir, make cheat apaan lo? Bagi kodenya lah. Gua juga pengen OP"ucap Mob, dia malah menganggap ini seperti game, kami tertawa. Setelah mengetahui tipe sihir kami, Armi mengajak kami ke ibu kota untuk berkeliling dan mencari senjata yang cocok untuk kami gunakan.

***

"Selamat datang di Ibu Kota CARRYEL!"ucap Armi sambil bergaya ala ala pimimpin tour dan mengendarai sebuah mobil sihir. Ketika kami mulai memasuki kota. Kota ini ramai, tak jauh berbeda dengan kota yang ada di bumi, tapi yang membedakan ialah tak hanya ras Manusia yang ada disini, tapi banyak ras lain yang tidak ku ketahui.