Setelah hari itu, kami pun semakin sering bersama, menghabiskan waktu bersama, bahkan bekerja sama ketika ujian. Dan minggu depan adalah hari kelulusan kami, jadi kami berpikir untuk pergi berlibur bersama sebelum kami berpisah. Tapi, kami belum tau pasti dimana tempat liburan yang akan kami tuju.
"Bagaimana kalau Bali? banyak bule sexy yang make bikini doang"ucap Mob dengan wajah mesum yang mungkin selalu ia gunakan. kami menggeleng tegas, itu terlalu jauh, lagi pula kita tak punya dana dan tempat tinggal disana.
"Hey! look at this!"seru Atta sambil menunjukkan sebuah kertas yang ia temukan di sela-sela buku misterius itu,
"ini peta!"ucapnya. lalu kami saling melihat. Iya kami tahu itu peta tapi, kami bingung tak mengerti apa yang dimaksud Atta,
"jangan bilang lu ingin kita mengikuti peta itu?"ucap Disal cemas.
"Tapi ini seru Sal, mungkin ada harta karun disana?"ucap Atta dengan wajah berseri-seri, perdebatan terjadi lagi antara Atta dan Disal, mereka memang tidak cocok dan sering bersaing dalam pelajaran
"Gapapa kali Sal, sekali-sekali, kita kan belum pernah berpetualang kayak gini"ucap Reynal menengahi,
"Kayaknya seru nih"ucap Arga,
"Siapa lagi yang mau ikut?"tanya Mob. Aku hanya mengangguk mengiyakan dan Rintaf juga sepertinya setuju. Semua mata melihat ke Disal.
"yaudah deh, gua ikut. Tapi klo ada apa-apa, gua gk tanggung jawab"ucap Disal pasrah. Jadi sudah pasti, liburan kali ini kita akan berpetualang mengikuti peta dari dalam Buku aneh itu.
"Oke kita besok kumpul jam 8 di lapangan deket sekolah ya, jangan lupa bawa barang-barang yang mungkin akan kita butuhkan"jelas Atta.
-
"Senja lu kok lama amat sih?"tanya Mob ketika aku sampai. dan ternyata aku yang terakhir,
"Maaf, aku tadi beres-beres dulu. Katanya kumpulnya jam 8. inikan masih jam setengah 8?"ucapku membela diri.
"paling mereka udah gk sabar pengen berpetualang"jawab Reynal
"Lu juga sama" sambung Arga. Lalu kemudian kita memulai perjalanan yang dipandu oleh Atta.
-
"Eh lu tau gk sih artinya Hongpimpa alaium gambreng?"tanya Mob mencoba mencari topik pembahasan.
"artinya itu 'Dari Tuhan Kembali keTuhan, Mari Kita Bermain!' itu berasal dari bahasa sansekerta"jawabku.
"Lu kok bisa tau? curang lu ya? padahal baru aja gua liat ditweet tweeter gua"ucap Mob. aku tak menjawab karena aku memang tak berniat untuk menjawab.
"gua baru tahu anj*rr klo artinya gitu, umur gua udah 18 baru tahu"ucap Rintaf, aku hanya tersenyum tipis melihat kelakuan mereka semua. mereka itu seperti api, klo ketawa susah berenti, kecuali ada air yang matiin, tapi aku belum menemukan airnya,dan tak akan ada air yang bisa berhenti membuat mereka seenerjik dan menyala seperti itu.
"Stop! sepertinya ini tempatnya"ucap Atta sambil memalangkan tangannya memberi isyarat untuk berhenti.
"Disini? gaada apa-apa kok disini, boong lu ya?"ucap Mob sambil melihat sekelilingnya.
"iya gua yakin disini!"ucap Atta dengan wajah serius. "Boleh aku liat? Buku dan Petanya"ucapku penasaran. Lalu aku membaca bagian-bagian di dalam buku ini yang berkaitan dengan peta itu. Sudah lumayan lama aku dan Atta mencari informasi di buku ini tapi tak menemukan apapun. Langit mulai gelap dan kami berniat untuk memasang tenda disini. Disini tak terlalu buruk, kita bisa melihat kota dari kejauhan.
Malam ini, diatas gunung bersama mereka, menikmati indahnya kota yang diukir diatas tanahMu. Kerlap-kerlip lampu kota bagaikan kunang-kunang yang hampir tak pernah terlihat lagi. Sekarang aku akan bersama mereka, namun nanti, tak ada yang tahu. Kira-kira... jika kelak kita berpisah, akankah masih seasik ini menikmati hari?
#titiksenja
***
"Temen-temen, bangun! Lihat ini"seruku membangunkan yang lain. Terkejut mereka terheran-heran, Dimana kami? Kami berada ditengah hutan dengan pohon-pohon aneh, kami tak tahu ini dimana. Kami langsung merapikan barang dan mencoba mencari tahu, namun tak ada apa-apa, tak ada orang disini.
Tiba-tiba hewan aneh keluar dari sela akar pohon, dia mirip dengan tupai namun berbeda, warnanya biru agak terang dan memiliki ekor besar dan panjang dibelakang.
"Ini dia!!"Atta tiba-tiba teriak senang sekali bersemangat.
"Ada apa?"tanya Rey
"Ini dia! Inilah dunia lain yang dimaksud didalam buku itu, dunia yang berbeda dari dunia kita. Tempat kemarin itu seperti portal yang mengirim kita kesini tapi kita tak sadar bahwa kita telah dipindahkan. I... in..i KEREN ANJAAAYY!!!!"ucap Atta teriak-teriak saking bersemangatnya.
"Lalu, sekarang apa?"Disal tampak cemas
"Kita menjelajahlah!! Yakali disini bae duduk-duduk"ucap Atta lalu berdiri bersiap-siap untuk berjalan.
Sudah dari tadi kita berjalan tapi sepertinya kita hanya mutar-mutar ditempat ini, yang lain mulai capek dan protes minta istirahat dan berhenti saja. Tapi, Atta menggeleng dan mencoba mencari jalur lain untuk dilewati tapi tetap saja kembali ke tempat semula.
"Udahlah Ta, kita istirahat aja dulu bentar"ucapku melihat yang lain kelelahan, Atta diam sejenak lalu kemudian mengangguk dan duduk di batangan pohon yang tergeletak ditanah.
"Hey! Bukankah batangan pohon ini terlihat seperti ditebang? Bukan jatuh atau roboh sendiri?"ucap Arga, lalu kami melihat batangan pohon itu, Benar batangan itu seperti ditebang dan terlihat masih baru. Tak lama setelah kami berpikir ada manusia disekitar sini yang menebangnya lalu muncul suara di balik semak, kami spontan bersembunyi di belakang pohon dan semak lain.
Ada orang disana, wajahnya terlihat sedang marah, dan dia mengoceh tidak jelas dengan bahasa yang tak kami mengerti lalu batangan kayu besar dan banyak itu melayang, mengikutinya. Atta mencoba keluar dan mengajak orang itu berbicara karena kagum dan penasaran, namun Reynal menahan dan menggeleng tegas memberi isyarat bahwa mungkin berbahaya jika mereka tahu kita disini.
Setelah orang itu pergi jauh kami keluar dari persembunyian dan mengeluarkan semua rasa penasaran kami dengan bertanya pada yang lain yang jelas mereka tak tahu jawabannya, seperti bagaimana orang itu mengangkat kayu tanpa menyentuhnya?, bahasa apa yang orang itu gunakan?, kenapa orang itu seperti marah-marah?. Banyak pertanyaan aneh yang kami fikirkan dan tak kami ketahui jawabannya.
"Mungkin orang itu menggunakan kekuatan telekinetik memindahkan barang. Atau mungkin Sihir"ucap Atta. Lalu kami semua melihat ke Atta sihir? Itukan hanya ada di cerita dongeng Kami menggeleng jelas bukan sihir, tapi apa? Pertanyaan terus menghantui fikiran kami. Lalu kami mencoba mengikuti jejak orang tadi, mungkin itu bisa membantu kami keluar dari hutan ini. Setelah mengikuti jejak beberapa lama akhirnya kami sampai di sebuah rumah kayu lalu kami coba mengintip dari luar mencoba mencari tahu.
"Hey, isi rumah ini sama seperti rumah pada umumnya, tak ada yang aneh, mungkin ini masih bumi?"ucap Mob ketika mengintip rumah dari jendela.
"Lihat huruf-huruf yang ada di tv, koran, dll. Semua sama seperti huruf biasa di dunia kita, dan beberapa kata-katanya mirip penulisannya seperti didunia kita, contoh kata TELVETITIAUS yang tertera di bagian bawah televisi itu"jelas Atta. Jadi kemungkinan kita hanya memiliki sedikit perbedaan dan Aku berharap bisa memahami bahasanya, agar bisa berkomunikasi, dan aku harap mereka ramah.
-
"Apa sedaan..gh lakukaan kaliant?" Suara aneh dan bahasa yang agak mirip terdengar persis suara pria yang kami lihat di hutan. Matilah kita, kita ketahuan!.