malam yang tenang di restoran yang Ai kelola. suara jangkrik terdengar memenuhi telinga. angin lembut berhembus menyibak sejumput rambut yang rewel di atur. tapi hal itu tak berlaku di dapur dan ruang rahasia di rumah belakang.
di dapur koki berserakan dan menggunakan tangannya secepat mungkin untuk memasak. bukan suara jangkrik yang terdengar, tapi suara pisau yang beradu dengan talenan dan suara alat masak lainnya.
sedang di ruang rahasia, yang ada ketenangan yang menegang. hanya terdengar suara seseorang berbicara secara bergantian. tidak ada angin yang berhembus apa lagi suara jangkrik. hanya diskusi yang berlangsung di ruang rahasia itu.
" aku harap kita bisa mempercepat prosesnya. waktu kita semakin menipis. aku takut kita tidak memenuhi target." Ai memulai diskusi.
" tidak bisa, ini sudah maksimum. lagi pula, ini yang terakhir. pasti keburu, kok." Fei mencoba menjelaskan situasi.
" aku takut, sebentar lagi setelah putaran ini akan ada ujian kualifikasi kelas. ini putaran terakhir dan aku mau ini selesai." Ai menjelaskan, tangannya yang ada di pangkuan di genggam kuat-kuat, rasa sakit memenuhi telapak tangannya.
" aku tahu tapi sebaiknya kita ikuti rencana sebelumnya. jangan takut, kami selalu bersamamu. ini memang putaran terakhir sebelum kualifikasi kelas, tapi bukan berarti ini putaran terakhir dalam hidup kita kan." Kairan mencoba menenangkan situasi dan mencoba tersenyum meyakinkan. yang lainnya tidak bersuara menandakan mereka juga takut dengan yang akan terjadi di masa yang akan datang, tetapi mereka memilih menjalaninya dari pada merasa takut.
seperti biasa dua lawan satu, Ai kalah suara mau tidak mau dia harus mengikuti rencana. dia harus bersabar dengan situasi yang ada. bersabar untuk menyembuhkan luka seniornya. putaran terakhir ini, setelahnya mereka mungkin akan sangat sibuk dengan kelas yang di tentukan untuk mereka. itulah yang membuat Ai takut jika waktu tak cukup siapa yang akan menyelesaikannya.
Ai menarik nafas dalam, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. tidak apa, mereka sudah bilang mereka bersamaku untuk seterusnya. aku tak perlu takut, semua akan baik. sudah selama ini aku percaya pada mereka, kalau aku gegabah itu akan melukai kepercayaan mereka.
aku punya tim terbaik, bukan hanya saat misi saja. mereka juga terbaik sebagai keluarga yang tak pernah aku miliki sebelumnya. aku harus percaya kepada mereka.