Malam itu Shen Zhu tertidur dengan lelap sampai-sampai tidak merasakan beberapa nyamuk menggigit tubuhnya. Di balik itu semua, kalung yang diberikan oleh ibunya tampak mengeluarkan cahaya yang cukup terang dan kemudian cahaya itu redup kembali seperti sedia kala.
Pagi pun datang, Shen Zhu merenggangkan tubuhnya dan bangun dari tidurnya. Lalu sangat tidak disangka ketika dirinya baru saja membuka matanya, terlihat jelas sosok pria setengah baya duduk tepat dihadapannya dengan raut wajah yang pucat sambil mengenakan pakaian putih.
"...!"
Shen Zhu jelas terkejut melihat seseorang duduk tepat dihadapannya, dia sama sekali tidak bisa berkata-kata dan hanya memandangi wajah pria setengah baya itu dengan menahan napasnya. Lalu tidak lama kemudian Shen Zhu pun mulai memberanikan diri untuk beranjak dan mendekati pria setengah baya itu.
Tap.. tap.. tap.. (Sfx : Langkah kaki)
"...."
Ketika Shen Zhu semakin dekat dengan pria setengah baya itu, Shen Zhu menyadari bahwa tubuh pria setengah baya itu ternyata tembus oleh cahaya dan dari situlah Shen Zhu pun berpikir bahwa pria setengah baya itu adalah hantu.
Rasa takut kini menyelimutinya, ingin sekali dia lekas pergi dari tempat tersebut. Namun, saat Shen Zhu berniat seperti itu. Tiba-tiba saja pria setengah baya yang ada dihadapannya berdiri dan menatap matanya sambil berkata;
"Apa kamu bisa melihatku, Nak?" Ucap Pria setengah baya kepada Shen Zhu.
Perkataan pria setengah baya itu tampak membuat Shen Zhu tidak dapat lari bahkan dirinya sama sekali tidak dapat menjawab perkataan tersebut. Lalu tidak lama kemudian pria setengah baya itu pun berkata kembali dengan rasa khawatir setelah melihat Shen Zhu hanya berdiam diri saja;
"Kamu kenapa, Nak?"
Shen Zhu yang baru pertama kali melihat hantu tepat didepan matanya tampak kesulitan untuk berbicara, bahkan dirinya pernah mengatakan hantu hanyalah sebuah alat untuk menakut-nakutinya saja. Namun, kali ini tepat di depan matanya sosok hantu terlihat begitu nyata dan benar-benar sangat sulit baginya untuk mempercayai hantu itu ada.
Rasa takut semakin dalam terlihat dari wajah Shen Zhu, disaat itulah Shen Zhu berusaha menggerakan kakinya walaupun itu sangat sulit untuknya. Pada akhirnya kaki Shen Zhu dapat digerakkan kembali dan tanpa pikir panjang Shen Zhu langsung berlari dengan cepat meninggalkan pria setengah baya yang sebelumnya bertanya kepadanya.
Wuuuuuussssssshh!
Jurus seribu langkah diperlihatkan oleh Shen Zhu dan matanya hanya fokus kedepan tanpa melihat kearah belakang. Setelah Shen Zhu menyadari dirinya telah berada jauh dari tempat dimana hantu itu berada, Shen Zhu pun akhirnya memperlambat larinya dan kemudian menepi di samping pohon yang cukup besar.
"Sial!, apa itu benar-benar hantu?!," Ucap Shen Zhu dengan napas yang tidak beraturan bahkan detak jantungnya berdetak dengan sangat cepat.
Lalu tidak lama kemudian tiba-tiba saja muncul kepala dari dalam pohon tepat didepan tempat Shen Zhu bersandar, kepala itu adalah kepala pria setengah baya yang sebelumnya baru saja bertemu dengan Shen Zhu.
"Apa kamu bisa melihatku, Nak?!" Pria setengah baya menunjukkan raut wajah penasarannya kepada Shen Zhu. Sedangkan Shen Zhu yang melihatnya tanpa berkata-kata langsung pergi meninggalkannya dan membuat pria setengah baya tersebut menjadi kesal karena Shen Zhu telah mengabaikannya berkali-kali.
"Tunggu, Nak!, aku hanya ingin tahu, apakah kau benar-benar bisa melihatku?!" Pria setengah baya tampak berusaha meyakinkan Shen Zhu untuk tidak takut kepadanya. Namun Shen Zhu terlihat mengabaikannya walaupun Shen Zhu mendengar jelas perkataan itu.
Karena semua perkataannya tidak membuat Shen Zhu berhenti, Pria setengah baya itu pun akhirnya mengejar Shen Zhu tanpa menginjakan kakinya dipermukaan tanah. Lalu setelah beberapa saat kemudian, pria setengah baya itu kini telah berada tepat dibelakang Shen Zhu sambil berkata-kata untuk membuat Shen Zhu berhenti berlari-lari menjauhinya;
"Hey!, Nak!"
"Tunggu aku!"
Shen Zhu yang sangat jelas mendengar perkataan itu tampak sama sekali tidak menghentikan langkahnya, namun Shen Zhu yang merasa kesal karena di ikuti terus menerus oleh pria setengah baya itu dan membuatnya berkata dengan nada tinggi tanpa melihat kebelakang;
"Pergilah kau, jangan dekati aku, Pak tua!"
Mendengar kata-kata itu, pria setengah baya merasa kesal bahkan dirinya merasa terhina oleh perkataan Shen Zhu. Karena itulah kini pria setengah baya mulai mempercepat lajunya mendekati Shen Zhu sambil berkata dengan nada tinggi;
"Kenapa kamu terus menerus berlari saat ku dekati!, memangnya aku ini hantu?!"
Dari kejauhan mereka berdua terlihat seperti kakek dan cucu yang sedang berkelahi dan tidak ada satupun yang mau mengalah. Lalu setelah lebih dari 30 menit Shen Zhu berlari-lari tanpa henti, disaat itu juga Shen Zhu merasa sudah tidak kuat lagi untuk berlari dan hingga akhirnya Shen Zhu pun berhenti dengan napas yang terengah-engah.
"Sudahlah kamu tidak perlu lari lagi, itu hanya membuang-buang stamina mu saja." Ujar pria setengah baya yang kini berdiri tepat di samping Shen Zhu berada.
Shen Zhu tampak masih mengontrol sistem pernapasan dan tidak mempedulikan perkataan pria setengah baya itu. Tangan mungil mulai menghapus keringat pada keningnya, Shen Zhu kali ini benar-benar kelelahan.
"Apa kamu haus, Nak?!" Pria setengah baya itu tampak memegang sebuah gelas dari tanah liat dan meminum air yang ada didalamnya.
Dilihat dari manapun juga, pria setengah baya tersebut terlihat ingin membuat Shen Zhu kesal kepadanya, namun tidak lama kemudian Shen Zhu pun berkata;
"Sudahlah jangan mengikuti aku terus, pak tua!"
Pria setengah baya yang sebelumnya bermaksud untuk membuat Shen Zhu kesal justru sebaliknya dirinya yang dibuat kesal oleh Shen Zhu, semua itu terlihat jelas dari wajahnya yang memerah. Lalu pria setengah baya pun mulai mendekati Shen Zhu sambil membuang gelas yang ada ditangannya.
Wusshh..
"Baru kali ini aku bertemu dengan anak yang sangat tidak sopan, apakah orang tuamu tidak mengajarimu sopan santun terhadap orang yang lebih tua, Nak?" Pria setengah baya dengan berwibawa menahan rasa kesalnya sambil melayang mendekati Shen Zhu.
Shen Zhu yang mendengar perkataan itu tiba-tiba saja menundukkan kepalanya dan mulai menghentikan langkahnya.
"...."
Saat itu pria setengah baya menyadari jika perkataannya telah menyinggung perasaan Shen Zhu. Namun, dia merasa Shen Zhu benar-benar tidak sopan kepadanya.
"Pak tua!, lebih baik kau pergi dari sini sekarang juga sebelum amarahku memuncak lebih jauh lagi!" Ucap Shen Zhu tanpa melihat pria setengah baya yang ada di belakangnya.
Karena Shen Zhu berbicara seperti itu, Pria setengah baya terlihat mengabaikan perkataan tersebut dan justru sebaliknya, pria setengah baya itu mulai mendekati Shen Zhu yang hanya terdiam menundukkan kepalanya kearah permukaan tanah.
"Nak, dengarkan baik-baik!, aku tidak berniat jahat kepadamu. aku hanya ingin kamu membantuku sejenak." Ujar pria setengah baya yang menggenggam kedua tangannya dengan menunjukan wajah yang berharap.
"Sudah lebih dari 10 tahun aku tersegel di hutan ini, aku ingin kamu membuka segel itu dan aku akan berikan semua yang kamu inginkan." Pria setengah baya terlihat menerus berbicara karena dia tidak ingin membiarkan kesempatan emas menghilang begitu saja dan ditambah lagi dia baru pertama kalinya bertemu dengan orang yang dapat melihatnya secara jelas.
Setelah mendengarkan pria setengah baya, Shen Zhu tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap pria setengah baya tersebut dengan tatapan yang tajam.
Ada apa dengannya?, apakah Shen Zhu akan meninggalkan pria setengah baya itu lagi?.
"Bagaimana kau bisa tersegel di hutan ini, pak tua?!" Ucap Shen Zhu yang ternyata mendengarkan perkataan pria setengah baya yang kini berada dihadapannya.
Pria setengah baya tampak terkejut saat Shen Zhu merespon perkataannya, "I-itu cerita yang panjang untuk aku ceritakan kepadamu, mungkin aku akan menceritakannya kepadamu setelah kamu mencabut segel itu."
Meskipun Shen Zhu memiliki keinginan untuk menolong pria setengah baya tersebut, namun dia ragu apakah dirinya dapat membuka segel tersebut atau tidak. Bahkan Shen Zhu sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu penyegelan.
"Lalu bagaimana caranya aku dapat membuka segel itu?" Shen Zhu terlihat berwajah seperti biasa dengan rasa keinginan tahuan yang mendalam.
Pria setengah baya yang mendengar perkataan tersebut tampak senang dan langsung berkata-kata sambil bersujud-sujud didepan Shen Zhu;
"Itu sangat mudah, aku akan mengajarkannya kepadamu!"
"terimakasih banyak, nak!"
"terimakasih banyak, nak!"
"terimakasih banyak, nak!"
Dan pada akhirnya pria setengah baya dan juga Shen Zhu pergi dari tempat tersebut kearah sebuah gua yang berada didalam hutan.