Chapter 5 - Kebiasaan

Ya pagi ini adalah hari yang menyebalkan, gimana tak menyebalkan aku masih enak - enak tidur diganggu Bagas yang terus saja menelepon untuk siap berangkat ke kampus bareng padahal gue mau bolos, masih capek abis liburan. Bukan berarti aku anak nakal seperti apa yang kalian pikirkan.

Gue baru - buru mandi sebelum Bagas datang bisa - bisa di ngomel tak jelas. Setelah siap aku pun membuat sarapan untuk kami berdua, aku tahu pasti Bagas belum sarapan karena jika ada kampus pagi dia selalu sarapan disini. Tak lama bel bunyi, itu pasti dia. Dan benar saja tanpa disuruh dia sudah duduk manis sambil makan apa yang telah tersaji dan akupun ikut bergabung dengannya. Selesai makan aku langsung mencuci piring. Saat aku mencuci tangan tiba-tiba ada tangan yang melingkar di pinggangku, aku tahu siapa pemilik tangan kekar ini dengan bau maskulin parfumnya . Kepala yang diarahkan ke bawah untuk mencium rambutku " Sayang aku suka bau wangimu". Dengan kesal aku turunkan tangannya dari pinggang ramping ku" kamu selalu bilang begitu setiap hari ,aku sudah bosan dengan bualanmu", sambil mengerucutkan bibirku "sayang kamu mengerucutkan bibir mu minta dicium hm", sambil memasang ekspresi yang menjijikan yaitu menaik turunkan alisnya. Dengan kesal aku menyikut perutnya "Siapa juga yang minta dicium, lebih baik aku dicium aspal atau tembok". kudengar dia terkekeh di belakang ku, dasar nyebelin.