Ku persilakan Bagas masuk ,ku perhatikan dia ya memang benar kata Giva Bagas itu tinggi, bibir tipis dengan warna merah alami, rambut yang tertata tapi kebelakang, kulit putih bersih, dan hidung mancung tak lupa alis yang tebal ditambah garis wajah yang kokoh, apa lagi dia anak orang kaya, tak heran dia begitu populer dimanapun.Bahkan gadis cantik banyak yang gencar menyukainya tapi karena sifat yang dingin, cuek, dan tak akan segan -segan menghancurkan orang yang menggagunya. Aku heran dengannya mengapa ai tak mencari wanita yang catik dibandingkan aku yang tak ada apa - apanya jika disandingkan dengannya ,sampai aku tak menyadari kalau bagas yang berhenti dihadapkanku diriku menabrak badannya yang keras seperti tiang besi, karena dia suka olahraga jadi jangan ditanyakan lagi seperti apa badan dia ditambah dengan dia yang jago dalam bidang perkelahian. Dengan sigap Bagas membalik badannya " Lex apa ada yang kamu pikirkan hm, sampai kamu menabrakku". suaranya begitu lembut dan kewatir.
Dengan hati - hati dia memeriksa apa ada yang terluka karena menaberaknya ." eh gak apa - apa kok, aku cuma bingung sama kamu, kenapa kamu gak cari wanita lain yang lebih cocok denganmu.
jujur aku takut untuk menatapnya ,ku dengar dia mengeram bertanda dia tak suka apa yang aku bicarakan " apa cinta itu harus yang sepadam dengan kita, harus menilai kecantikan sampai dari keluarga apa. Menurutku tidak, cinta itu karena kamu merasa nyaman dengannya ".
Suaranya menjadi dingin "maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu, menurutku kau terlalu sempurna denganku".