Drrtt Drrtt
Axton sontak saja berhenti karena mendengar ponselnya bergetar. Niatnya yang ingin mencium bibir Wenda tak jadi karena gangguan tersebut. Dia lalu membaca sms dari Cody yang melaporkan bahwa keadaannya sudah bisa terkendali, Axton dan Wenda bisa keluar dari tempat persembunyian mereka.
Axton kembali memandang pada Wenda yang masih memejamkan matanya. Dia tersenyum sebelum akhirnya menyentil dahi Wenda kuat. "Ah!" ringis Wenda.
"Kenapa kau memejamkan matamu seperti itu? Apa kau sedang menunggu melakukan sesuatu?" goda Axton. Wajah Wenda semakin memanas, dia menggigit bibirnya menahan malu karena digoda oleh Axton.
Biang lala berhenti dan keduanya turun. Wenda bergerak cepat masuk ke dalam mobil yang menunggu mereka meninggalkan Axton jauh di belakangnya. Begitu Axton masuk ke mobilnya, dia langsung menyuruh sang supir untuk mengantar mereka pulang.
Tak ada pembicaraan di antara mereka, yang ada hanya jarak di antara keduanya. Axton kembali memandang Wenda yang lebih memilih melihat pemandangan melalui kaca mobil.
Axton berusaha merangkai kata demi kata untuk meminta maaf pada Wenda. Setelah lama berpikir, akhirnya dia menemukan kata-kata yang bagus bersamaan dengan mobilnya berhenti saat masuk perkarangan rumah Axton.
"Wenda aku..." Wenda mengabaikan Axton dengan segera keluar dari mobil, berjalan masuk ke dalam rumah tanpa menoleh sedikitpun pada Axton. Axton terdiam melihat sikap dingin Wenda, apa benar bahwa Wenda sangat marah padanya?
💘💘💘💘
"Tuan makan malamnya sudah siap," ucap Kepala Pelayan bernama Thomas.
"Apa Nyonya akan makan malam bersamaku?" tanya Thomas.
"Tidak Tuan, Nyonya akan malam di kamarnya. Dia bilang ada pekerjaan yang sangat penting yang harus dia kerjakan." Axton menghela napas berat, Wenda memang sedang marah padanya.
Dia bahkan tak mau bertemu dengan Axton. Jika seperti ini seharusnya dia tak menggoda Wenda. "Bawakan makan malamnya di sini, aku akan makan setelah menyelesaikan pekerjaanku."
"Baik Tuan." Axton kembali larut dalam pekerjaannya walau pikirannya masih kalut karena diabaikan oleh Wenda. Dia lalu memutuskan untuk menemui Wenda di kamarnya.
Dengan sedikit keberanian, dia mengetuk pintu kamar Wenda sembari memanggil nama gadis itu. Tapi tak ada jawaban, Axton meraih gagang pintu dan membuka pintu yang tidak dikunci.
Axton melangkah masuk dengan pelan dan menemukan Wenda sedang tertidur lelap di ranjang. Axton lalu duduk di tepi ranjang menatap seksama wajah Wenda.
Tangannya membelai pipi Wenda dengan penuh kasih sayang. "Maafkan aku," ucap Axton pelan. Hendak berdiri, Axton dikejutkan dengan Wenda yang mengingau.
"Axton," Darah Axton berdesir begitu mendengar namanya diucapkan oleh Wenda saat Wenda tertidur. Dengan wajah memerah, Axton mendekati Wenda dan mengecup bibir Wenda lembut.
💘💘💘💘
Wenda membuka matanya, wajahnya tiba-tiba saja merona. "Kau bodoh Wenda, saking inginnya dicium oleh Axton kau memimpikannya." rutuk Wenda pada diri sendiri.
"Tapi.." Wenda merubah posisinya menjadi duduk, dia menampilkan senyuman manis.
"Tak apa-apa deh, biar itu cuma mimpi tapi aku bermimpi indah tadi malam." lanjutnya.