Setelah kepergian Arlan, Elvira selalu mendatangi Taman rumah sakit yang pernah didatanginya bersama Arlan, berharap Arlan akan kembali mengunjunginya.
Setiap malam dia selalu bermimpi, Arlan mendatanginya kembali, yah, itulah yang selalu dia mimpikan, Elvira selalu menanti dan menanti
Dia menjadi kesepian lagi setiap pagi, tiada yang membuatnya tertawa, hari hari nya dengan Arlan serasa bagai mimpi untuknya.
Terkadang dia selalu berharap bahwa itu adalah mimpi, namun juga terkadang dia berharap bahwa itu adalah sebuah kenyataan.
**********"
"Ma, apakah operasi ini akan berjalan lancar?" Arlan terlihat sangat khawatir, wajahnya pucat sekali, sebentar lagi dia akan menghadapi suatu tantangan terbesarnya, yang harus mengorbankan nyawanya antara hidup dan mati.
Kecemasan melanda keluarga Arlan, Mamanya terlihat mondar mandir tak karuan, keringat dingin terlihat bercucuran di wajah sang ayah, semuanya merasa panik.
Sedangkan di sisi lain...........
Keluarga Elvira sedang bersuka cita, Elvira akhirnya mendapatkan donor mata yang selama ini dinantikannya.
Elvira segera menjalani operasi donor mata sedangkan Arlan sedang menjalani Operasi pengangkatan Kanker nya.
Dua Soulmate yang sedang beradu nyawa, keduanya saling melengkapi dan menyayangi, alangkah indahnya jika mereka berdua tidak terpisah.
Setelah kepanikan besar melanda kedua keluarga, akhirnya Arlan dan Elvira keluar pada saat yang hampir bersamaan.
Dan, syukurlah mereka berdua tidak apa apa, mereka berdua selesai dengan aman, tanpa ada suatu masalah.
Kedua keluarga dilanda ketenangan kembali setelah 6 jam menunggu, keluarga Arlan dan Elvira akhirnya bisa tenang.
Mama Arlan segera memeluk Arlan anaknya dengan masih bercucuran Air mata dan keringat dingin.
Sedangkan keluarga Elvira dipenuhi dengan tangis haru, Putri mereka satu satunya akhirnya bisa melihat kembali.
Elvira tersenyum bahagia, dia berharap bahwa Arlan akan ada di depannya saat dia membuka matanya nanti.
Bayangan matanya nampak sangat menantikan hal itu, Elvira tersenyum saat akan melepas perbannya.
Dia sangat mengharapkan sosok Arlan di hadapannya.
Elvira perlahan membuka matanya, sedikit buram namun perlahan semakin terlihat jelas, dia mendapati sosok Ayah dan Ibunya ada di hadapannya dan segera tersenyum.
Ayah dan Ibunya menangis haru, mereka berdua bahkan sampai rela tidak bekerja demi menunggu operasi putrinya itu.
Kini Elvira tahu bahwa Ayah dan Ibunya sangat menyayanginya, mereka berdua sibuk bekerja demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatannya.
Elvira menangis tersedu sedu ketika dia melihat dirinya sendiri di cermin dia sangat terharu, mata barunya berwarna biru milik seorang turis asing yang baru saja meninggal kemarin.
Sementara Arlan pun perlahan mulai sadar, dia perlahan lahan membuka matanya, Mama dan Papanya yang sejak tadi menunggunya bangun terlihat segera memanggil dokter.
Seorang dokter tampan segera memasuki kamar Arlan dan memeriksanya, Kondisi Arlan sekarang sudah sangat sehat kanker yang ada di otaknya telah dikeluarkan.
Mama dan Papanya segera memeluknya saat setelah sang dokter keluar, Arlan pun berharap hal yang sama dengan Elvira, dia pun berharap bahwa Elvira akan ada di depannya saat dia terbangun nanti.
Namun, harapan Arlan dan Elvira berakhir nihil, mereka berdua sama sama saling berharap tapi tidak akan ada yang terjadi.
Mereka berdua saling memikirkan apa yang terjadi, Arlan berharap bahwa Elvira juga akan segera mendapatkan donor mata.
Elvira sangat ingin segera keluar dari rumah sakit dan berharap bahwa dia akan segera bertemu Arlan.
Namun, Elvira tidak tahu bahwa Arlan pun sedang berjuang dengan hidupnya.
Elvira hanya berpikir bahwa Arlan telah sembuh dari sakitnya dan telah pulang ke rumah.
Elvira mengingat janji yang Arlan ucapkan hari itu, bahwa Arlan akan kembali untuk menemuinya.
Janji itu masih terus terngiang di kepalanya, bahkan janji itu pula yang membuat Arlan tetap semangat berjuang untuk bertahan hidup demi menjemput orang yang dia cintai.
Harapan dan sebuah kenyataan terkadang tidak sesuai, Arlan masih harus menjalani sebuah terapi di rumah sakit lain, sedangkan Elvira pun masih harus di rumah sakit untuk memastikan tidak ada kerusakan lain pada matanya.
Mereka berdua harus saling bersabar lebih lama lagi, namun jarak memisahkan kedua Soulmate itu, mereka berdua terpisah oleh jarak dan waktu, namun, bukan itu yang akan menentukan, melainkan takdir, takdir yang akan menentukan semuanya, pertemuan mereka....... perpisahan mereka...... bahkan rasa kecewa yang akan mereka rasakan pun semua itu ditentukan oleh takdir.
Pengumuman!!
Maaf bagi para pembaca, Kemarin saya tidak sempat Update dikarenakan saya sedang sakit, apalah daya saat kegiatan di sekolah tiada hentinya, jadi nantikan terus kelanjutan Cerita cinta Elvira dan Arlan......