~~~~~~Lima tahun lalu~~~~~~
=========4 Juli 2013=========
••••••••Choi Tae Joon POV•••••••••••
Sudah terhitung satu tahun aku berpacaran dengan wanita yang ada di sampingku. Dimataku ia sungguh menawan dan sempurna. Apabila senyum hangat mampir di wajahnya, aku tidak dapat mengendalikan diriku untuk tidak gugup. Aku dengan tulus mencintai dan menyayanginya. Walaupun kutahu, sejak pertama kita memutuskan untuk berpacaran, hatinya tak pernah ada untukku. Dia sudah mengatakannya ratusan kali kepadaku, namun aku selalu mengelaknya. Aku selalu memintanya untuk tetap menjadi pacarku. Dengan begitu, aku berharap hatinya perlahan mulai dapat berubah untukku.
Aku tahu sejak awal bahwa ia menyukai sahabat kecilnya yang bernama Han Sang Hyuk, seorang pria dengan tinggi 184 cm yang sungguh menawan dan selalu melakukan hal manis untuk pacarku itu. Tetapi, aku selalu meyakinkannya untuk terus berada disisiku dan tidak putus denganku.
Aku terlalu tidak rela untuk melepas wanita sehebat Choi Keyla untuk tidak lagi menjadi pacarku. Bayangkan saja, siapa yang mau melepas wanita secantik, secerdas, dan sesukses Keyla? di samping itu dia juga wanita yang murah hati dan baik kepada siapapun. Sungguh beruntung aku bisa memilikinya, walaupun tidak hatinya.
"Oppa, kau melamun?" ia mendekatkan wajahnya kepadaku, sungguh membuatku mati rasa.
"n..n..nae? - h..h..hah?" aku tergagap.
"benarkan dugaanku, kau melamun. sudahlah Oppa. ayo kita pergi, kau bilang kau akan mengajakku ke suatu tempat 'kan?" ia menarik tanganku. Perlahan senyum mulai menghiasi wajahku.
"baiklah."
~
Aku mengajaknya ke Taman Hangang Ttukseom. Taman yang terletak di Gwangjin gu, Seoul ini adalah tempat aku menyatakan perasaanku pada Keyla dan mulai berpacaran. Bisa dikatakan tempat bersejarah bagi hubungan kami (?). Ya tentu.
"Ternyata kau mau membawaku kesini Oppa." ia tersenyum sembari melihat lihat desain taman tersebut.
"Iya. apakah kau ingat, aku menyatakan perasaanku padamu disini setahun yang lalu." aku menunjuk anak tangga yang menuju tempat perahu bebek disewakan.
"Tentu saja aku ingat. Aku hampir saja menolakmu 'kan?" ia tertawa jahil. mendengar tawanya membuatku sangat bahagia dan ingin mempertahankan tawanya itu.
"geunde oppa, naega dangsin ege jeondalhago sip eun han gajiga iss eo - tapi Oppa, ada satu hal yang aku mau bicarakan denganmu." ia menundukkan pandangannya dan memasang wajah serius.
"Bagaimana menurutmu tentang Hye Shin eonni? dia baik 'kan?" Aku begitu kecewa mendengar pertanyaannya. Ia menanyakan wanita yang ia perkenalkan padaku Minggu lalu, aku pikir ia berusaha menjodohkanku dengannya. Sungguh menyakitkan, sebegitu tak bisanya kah kau menerimaku di hatimu walaupun kita sudah berpacaran selama satu tahun?
"Ya... dia baik, dan juga cantik" aku tersenyum padanya.
"Oppa, kau sudah tahu bahwa aku tidak bisa merubah perasaanku untukmu." ia memutar cincin perak yang ia kenakan di jari manisnya. Cincin peninggalan ibunya.
"Keyla, jangan bahas hal itu lagi. Kau tidak mau membuatku sedih 'kan?" Aku memaksanya untuk menghentikan pembicaraan yang aku sangat paham akan dibawa kemana arah pembicaraan kita ini.
"Oppa. Aku tidak mau berlama lama menyakitimu seperti ini. aku memang ada untukmu, aku memang menjadi pacarmu. tapi aku merasa seperti sedang berbuat jahat kepadamu karena hatiku tidak untukmu." ia lekas menatapku.
"Apakah kau tidak merasa demikian Oppa? Aku sangat yakin kau tersakiti ketika aku memikirkan Hyuk alih alih memikirkanmu, bercerita tentang Hyuk alih alih memberi perhatian padamu. Aku tak ingin kau lebih tersakiti dari pada ini." ia meneteskan air mata. sungguh membuatku sakit, aku tak pernah bisa melihatnya menangis.
"Keyla yah. kau tahu, aku tak apa dengan semua ini. Asalkan aku bersamamu, aku bahagia. Aku tak masalah mendengar keluhanmu mengenai Hyuk. Aku tak merasa tersakiti sama sekali. yang penting kau bersamaku." Bohong, Itu merupakan kebohongan, aku memang sangat merasa sakit ketika ia membawa nama Hyuk. Namun, aku selalu mengelaknya, asalkan dia bisa tetap bersamaku.
"Oppa... jujurlah pada dirimu sendiri. Aku yakin jika kau bersama dengan Hye Shin eonni, kau tidak akan pernah merasakan sakit seperti ini lagi." ia menatapku lekat.
"Chokey, aku tidak bisa."
"Oppa siapa yang tahu hatimu bisa berubah untuknya?" ia bersikeras.
"ChoKey, siapa yang tahu hatimu akan berubah untukku?" aku menatapnya dengan hangat.
"Oppa Jebal - Oppa tolong. Aku hanya ingin kau bahagia, aku tidak bisa membuatmu tersakiti olehku lagi. Ini demi kebaikan kita masing-masing Oppa." Rasa sesak muncul di dadaku. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan dan lakukan. Mungkin aku hanya bisa menyerah terhadap perasaanku ini.
"kau ada janji dengan Hye Shin eonni kan malam ini? jangan sampai lupa, semoga kau berhasil Oppa... fighting. aku pergi duluan, aku harus menyelesaikan beberapa urusan di kantor." ia menepuk pundakku dan pergi meninggalkanku.
"josimhae - berhati hatilah." aku memperbesar volume suaraku agar terdengar olehnya.
Kulihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Jam tersebut menunjukkan pukul 05.00 KST. Sudah menjelang malam, aku hanya akan bertemu Hye Shin di tempat ini, dan menunggunya sembari menenangkan perasaanku.
~
"Choi Tae Joon - shi." seorang wanita dengan setelan kantornya menghampiriku. ia menuai senyum hangat, yang tentunya membuat perasaanku lebih baik. membuat hatiku lebih tenang.
"Hye Shin-shi. kau sudah sampai?" aku memaksakan untuk tersenyum dibalik perasaanku yang tak karuan ini.
"Hmm... Tae Joon-shi, apakah kau sedang ada masalah? kalau begitu kita tunda janjian makan malam kita okay? lebih baik kau tenangkan dirimu terlebih dahulu. Aku akan pulang saja untuk malam ini." ia menatapku dengan tatapan yang menyejukkan. Aku tak mengerti mengapa ia bisa tahu isi hatiku.
"gwaenchanhayo - tidak apa apa. aku akan makan malam denganmu. okay?" Aku tidak tega membatalkan janjiku dengan wanita sebaik Hye Shin.
"Tae Joon-shi. Jangan membohongi perasaanmu sendiri, jika kau sedang tidak dalam kondisi baik, katakanlah. jika kau ingin menenangkan dirimu dahulu, katakanlah. jangan malah mengelaknya. Hal itulah yang akan menyakitimu." ia menyentuh pundakku.
"Tapi aku sungguh tak apa." aku bersikeras.
"Sudahlah, aku akan pulang malam ini. kau juga lebih baik pulang dan tenangkan dirimu, satu tips dariku, nyalakan lilin aroma terapi, itu bisa membantu menenangkan perasaanmu." ia terus menebar senyum hangat diwajahnya. "kanda - aku pergi." ia berbalik dan segera meninggalkanku.
Entah mengapa aku refleks menahannya dengan memegang tangannya. "Jangan pergi , tetaplah bersamaku." aku menatapnya lekat. Perlahan aku mendekatkan diriku padanya. "terimakasih sudah mau memahami perasaanku." Tanpa berpikir panjang, kudekatkan wajahku dengannya dan perlahan mulai menciumnya. Dapat kurasakan ketenangan dari kehangatan bibirnya. ciuman lembut yang kurasakan untuk pertama kalinya. tak kusadari jantungku mulai berdegup kencang.
Ia melepaskan ciumanku. "T..t..t..Tae Joon-shi. m..m..mwohago isseoyo? - a..a..apa yang kau lakukan?" aku dapat melihat wajahnya yang memerah. memandangnya membuatku melupakan hal yang menyakitkan.
"menciummu." Aku mengatakannya dengan wajah sedatar mungkin.
"Iya aku tahu kau menciumku, tapi apa maksudmu?" terlihat ia sangat kesal dengan tingkahku.
"deiteuhaja - kencanlah denganku." perkataan itu keluar begitu saja dari mulutku. Apakah aku sudah gila? aku belum putus dengan Choi Keyla, tetapi sudah mengajak wanita lain berpacaran. Aku pun ragu dengan perasaanku ini, Apakah aku menjadikannya tempat pelarian? Namun, biarkanlah hal itu berjalan mengikuti arus.
"n..n..nae? - ya?" dia tergagap.
"maukah kau berkencan denganku? aku menanyakan itu padamu." ku tatap matanya.
"b..b..baiklah." ia tersenyum lembut padaku. Aku pun meraih pergelangan tangannya, dan mengajaknya keluar bersamaku. disinilah kisahku dengannya berawal.
••••••••Choi Tae Joon POV end•••••••••••
Bahagia rasanya melihat Tae Joon Oppa berciuman dengan Hye Shin eonni. Aku berharap hubungan mereka bisa berlanjut ke arah yang lebih serius. Tapi, tunggu dulu. Aku hampir lupa bahwa aku belum memutuskan hubungan dengannya. Bagaimana bisa? Aku harus segera memutuskannya untuk membuka jalan kebahagiaan bagi mereka. Aku lantas tersenyum. Sangat lega hatiku akhirnya Tae Joon bisa perlahan berusaha menghapuskan rasanya untukku.
'treleelng' notifikasi hpku. aku melihat notifikasi yang muncul, pengingat bahwa besok adalah hari ulang tahun Hyuk, 5 Juli. Aku memutuskan untuk menghubunginya untuk mengetahui apa yang ia ingin lakukan di hari ulang tahunnya.
Tutt..tutt..tuutt...
~|Keyla yah, museun iliya? - ada apa?|~
"Hyuk ah, besok 'kan hari ulang tahunmu, apa yang ingin kau lakukan?" Aku tersenyum sendiri.
~|Hmmmm... apapun, asalkan bersamamu. Haha|~ aku tak tahu mengapa jantungku mulai berdegup kencang dan tak menentu.
"Baiklah, mari kita buat rencana. hmm... tunggu, lebih baik kita bertemu saja. bagaimana?"
~|Kalau begitu baiklah. bagaimana jika kita bertemu di Taman Hangang Banpo. kau suka tempat itu 'kan? kita bisa membeli Ramyun cup dan memakannya sembari memandang air mancur.|~
"kedengarannya menyenangkan. baiklah aku akan segera kesana. Bye.."
~|josimhae - berhati hatilah|~
Aku segera menutup sambungan dan bersemangat untuk bertemu dengan Hyuk. Ini pertama kalinya aku bertemu Hyuk saat beban ku hilang, saat rasa bersalahku pada Tae Joon Oppa berkurang. Aku pun menuai senyum dan segera beranjak.
================================
from author :
hehe akhirnya today aku jadi upload dua kali... takutnya kurang chapter nya... wkwk. biar lebih terbayar baca ceritanya. selamat menikmati.
terimakasih untuk support nya 🤗.
사랑해요 ❤️