Chapter 4 - CHAPTER 04

Sinar mentari pagi yang menerobos masuk membangunkanku dari tidur. Kuregangkan badanku dan berusaha beranjak dari tempat tidur secara perlahan agar tidak membangunkan Hanni eonni yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Tak kusangka jarum jam telah menunjukkan pukul 7.00 KST, itu berarti aku bangun satu jam lebih lama dari biasanya. Ayahku sudah tidak terlihat di lingkungan rumah karena ia melakukan aktivitasnya mulai pukul 6.30 KST, sangat pagi bukan?.

Aku memutuskan untuk membuat menu sarapan spesial untuk Hani eonni sebagai hadiah karena ia telah membelikanku makanan tadi malam. Aku membuat nasi goreng spesial ala Indonesia yang sangat disukai oleh Hanni eonni. Salah satu bumbu rahasiaku adalah sambal terasi BCD yang kubeli secara online di TutupLapak. Bumbu-bumbu yang kucampurkan menghasilkan wangi yang semerbak di dapur, hal itu adalah jurus ampuh untuk membangunkan Hanni eonni dari peraduannya.

"Boya ige? – apa ini?. Aku mencium aroma *sabal teraschi* disini."

"Sambal Terasi. Apakah itu sulit untuk diucapkan?"

"Yah, Indonesia saram animnida – hei, aku bukan orang Indonesia. Maklumilah cara pengucapanku ini." Ia segera duduk manis dimeja makan walaupun masih terantuk, bahkan ia masih membawa bantal pororo yang ia peluk selama tidur. "Keyla-yah palliwa. Na jinja begopa – keyla cepatlah. Aku sangat lapar."

"nae – iya. Makanannya sudah siap nyonya." Aku menyajikan dua piring nasi goreng dengan telur mata sapi di atas meja makan. Tanpa banyak bicara, Hanni eonni langsung makan dengan lahapnya. "eonni makanlah pelan-pelan, sebegitu cintanyakah kau pada masakanku eonni?"

"hdsajb?$*&%#$#djsabdhj ~" Ia berbicara dengan mulut dipenuhi makanan.

"Bicaralah yang jelas eonni, aku tidak mengerti apa yang kau katakan."

"Jadi apa yang akan kau lakukan hari ini?"

"Mungkin aku akan menemui Hyuk. Aku masih belum mendapat maaf darinya."

"Apa kau mau aku temani?"

"Benarkah kau mau menemaniku eonni?"

"Aniya – tidak. Aku ada pemotretan hari ini." Seperti biasa, jawaban yang bisa membuat tensi darah meningkat.

"Lalu mengapa kau bertanya." Aku mendengus kesal. "Aku hampir lupa kalau kau adalah seorang model eonni."

"Yah, Juggulae? – hei, mau mati?."

~

Setelah melalui sarapan yang panjang. Aku berpisah dengan Hanni eonni, ia pergi ketempat pemotretan dan aku pergi menemui Hyuk. Hani eonni memberitahuku dimana aku bisa bertemu dengan Hyuk. Pertama di rumahnya, kedua di warnet, dan ketiga di kantornya. Aku memilih opsi pertama terlebih dahulu, di rumahnya.

Aku tak menyangka rumahnya masih tampak sama sehingga aku tak sulit mencarinya. Aku menekan bel rumahnya dengan perasaan campur aduk. Aku seketika ragu aku harus menemuinya atau tidak.

"nugu sijyo? – siapa itu" suara lembut seorang wanita menyambutku, aku sangat mengenali suaranya.

"Keyla-eyo, eomeoni – Ini Keyla, bu." Aku tersenyum. Wanita itu segera membukakan pintu pagar. Ia keluar dan memelukku erat.

"Sudah lama aku tak melihatmu cantik. Bagaimana Kabarmu?"

"Aku baik saja eomeoni."

"Ayo silahkan masuk."

Aku mengikuti ibunya Hyuk masuk kedalam rumah. Desain interiornya tak ada yang berubah, semua tampak sama. Mulai dari furniture sampai langit-langit, semua tampak seperti lima tahun lalu.

"noona – Kak. Keyla noona majhyo?" seorang lelaki menghampiriku dengan wajah tak percaya. Dia adalah adik laki-laki Hyuk yang pertama.

"yah, Han Seung Min. Kamu sudah dewasa sekarang. Terakhir kali noona bertemu denganmu, kau masih menggunakan seragam SMA, dan sekarang kau sudah dewasa, aku tak percaya." Aku tersenyum padanya.

"noona… aku sekarang sudah 22 tahun, tentu saja aku sudah dewasa." Ia menyeringai dengan gaya khasnya. Ia tampak seperti Hyuk lima tahun lalu, hanya saja Hyuk lebih tinggi darinya.

"eomma, noona, kanda. Aku akan terlambat. Bye." Ia berlari keluar rumah.

"Hati-hati" Eomeoni memperbesar suaranya agar terdengar oleh Seung Min. "Aku sangat ingin memiliki seorang putri sejak dulu." Ia menghela nafas singkat. "Namun, aku malah melahirkan tiga orang putra, sungguh sangat disayangkan".

"apa yang perlu kau sayangkan Eomeoni?, ketiga putramu memiliki karir yang bagus dan tampan. aku benar bukan?".

"Iya kau benar" ia membelai lembut rambutku. "Lagipula aku punya kau, yang sudah kuanggap sebagai putri ku sendiri... Ahh... bukan putriku, tapi menantuku." ia menatapku sembari tersenyum jahil. Aku hanya terdiam dengan perasaan tak karuan.

"Bukankah kau kemari mencari suami mu? ahh... maksudku Hyuk?" lagi-lagi kata-kata yang diucapkan Eomeoni membuatku tak bisa berkata kata. 'menantuku?'. 'suamimu?'. Apakah segitu senangnya ia bercanda?.

"Eomeoni, Jebal - ibu, ayolah." aku tersenyum kepada Eomeoni. "Ada hal yang harus aku selesaikan dengan Hyuk. jadi aku datang mencari nya sekarang." aku memasang raut wajah serius.

"kau mencarinya untuk menyelesaikan masalah kalian dari lima tahun lalu?" Eomeoni mulai serius. "Sayangnya Hyuk sudah pergi ke kantornya, ia berangkat tergesa-gesa. mungkin ada rapat penting dengan klien". Eomeoni menepuk pundak ku. "sebelum kau menemuinya, aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu, mari ikut eomma".

"baiklah" aku dengan patuh mengikuti kemana Eomeoni pergi. Ya, kamar Hyuk.

Aku begitu terkejut ketika melihat kamar Hyuk yang didekorasi tak sesuai dengan stylenya. kamarnya berubah seratus persen dari terakhir kali aku mengunjunginya. Guci antik, bunga peace Lily di jendela, warna dinding yang diubah menjadi warna putih. Desainnya... benar-benar styleku.

"kau lihat?" Eomeoni yang angkat bicara membuatku sedikit terkejut. "Setelah kau pergi dan hilang tanpa kabar lima tahun lalu, ia sangat merindukan mu, sehingga ia menciptakan suasana dimana ia dapat merasakan kehadiranmu." mendengar perkataan Eomeoni, air mataku berlari keluar membasahi pipiku.

"mianhaeyo - maaf. aku tidak pernah berpikir untuk membuatnya seperti itu." aku perlahan menghapus air mataku. "kukira ia tak akan merindukanku karena ia telah memiliki seorang kekasih ketika aku pergi. Bahkan kurasa ia sangat menyayanginya, aku pun sekali melihatnya berciuman dengan kekasihnya pada malam saat terakhir kali ku bertemu Hyuk, saat Hyuk menjelaskan mengenai Tae Joon Oppa yang berselingkuh." aku terus menghapus air mataku yang terus membasahi pipiku.

Eomeoni memandangku dengan tatapan menyejukkan. membuat air mataku perlahan berhenti keluar. "Tanpa kau menceritakan alasan kepergianmu lima tahun lalu, kurasa, aku bisa mengerti mengapa kau pergi sayang." Eomeoni memelukku dengan lembut. "kau tahu? ketika Hyuk mengetahui Choi Tae Joon berselingkuh, ia memutuskan hubungannya dengan kekasihnya. Ia bergegas menemuimu untuk menjelaskan itu, tapi kau malah kembali menemui Tae Joon." ia melepaskan pelukannya.

"tapi aku punya alasan mengapa aku harus menemuinya lagi Eomeoni." aku berusaha menjelaskan.

"aku mengerti sayang. aku tahu alasan kau pergi tanpa kau harus memberi tahuku." ia menyeka air mataku. "sekarang kau pergi temui Hyuk. selesaikan urusan kalian."

"baik Eomeoni. aku akan pergi ke kantornya." aku berbalik dan bergegas untuk pergi.

"tunggu sayang." langkahku terhenti oleh panggilan Eomeoni. "satu lagi, untuk mendapatkan Cinta Yang Sempurna, kau butuh perjuangan sayang. jadi eomma harap, kau jangan banyak menangis."

"nae eomma." aku hanya berkata 'ya' dan beranjak pergi dari rumah Hyuk. walaupun sebenarnya aku tak tahu apa yang dimaksud Eomeoni mengenai Cinta Yang Sempurna, dan mengapa ia bisa tahu alasanku pergi lima tahun lalu.

====================================

Pesan dari Author :

ohiyaaa..... untuk dua Minggu kedepan maap nih, quu gak bisa update chapter. karena lagi masuk Minggu UTS. dan u know what? ku anak statistik + komputasi jadi matkulnya sangat berat. 🤣🤣. kalau kalian setuju lanjut komen ya... Thx...