Pada hari pertama semester 2 aku baru sadar kalau aku melupakan sesuatu yang sangat penting. Karena masalah ikatan ku bersama mereka bertiga aku sampai lupa kalau ada hal penting yang dapat merubah kehidupan ku disekolah. Tapi sudah terlambat untukku, aku sudah tidak bisa menghentikan para OSIS yang mengambil berkas-berkas kegiatan klub perpustakaan.
Mulai hari ini, klub perpustakaan akan diganti menjadi klub Sosial….dan bagian terburuknya aku ditunjukkan sebagai ketua klub sosial.
Teruntuk Senpai ku yang telah lulus, maafkan aku yang tidak berguna ini karena tidak berhasil mempertahankan klub perpustakaan.
Tidak ada celah untuk menentang pergantian klub ini. Hari-hari tenang ku di klub perpustakaan hilang selamanya dan mulai hari ini aku akan berurusan dengan orang-orang yang penuh masalah di hidupnya. Lalu yang membuat ku ingin protes setiap saat adalah anggota klub sosial boleh pulang jika semua murid di sekolah telah pulang semua.
"Jadi, anggota kita tetap ya. Aku, Mamoru, Aoyama, dan Rize. Gak ada yang nambah dan gak ada yang ngurang," Ucapku di meja komputer yang berisikan data-data murid yang memiliki masalah dalam kehidupan nya.
Walaupun markas klub sosial tetap di perpustakaan, tetap saja aku tidak mau mengurus orang yang penuh masalah dalam hidupnya.
"Se-Semangat lah Senpai! Kita pasti bisa menghadapi ini semua."
"Yah semoga saja…."
Aktivitas klub sosial akan dimulai setelah pulang sekolah. Siapapun murid yang punya masalah dengan keluarga, teman, guru, dan pacar bisa meminta bantuan ke klub sosial. Guru pembimbing klub sosial adalah Reina. Dia adalah orang dibalik perubahan klub perpustakaan menjadi klub sosial.
"Jadi Kazuto, kira-kira bakal ada yang datang untuk konsultasi dengan kita gak?," Tanya Mamoru yang sedang menyeduh teh bubuk buatan Aoyama.
"Aku berharap saja tidak ada, sudah jam 5 sore juga. Seharusnya kita sudah pulang jam segini."
Mamoru memberiku secangkir teh hijau racikan Aoyama. "Terima kasih."
Teh racikan Aoyama sudah menjadi terkenal di kalangan anak-anak yang suka berada di perpustakaan. Guru-guru yang mengetahui betapa enaknya rasa teh racikan Aoyama sering ke perpustakaan demi menikmati teh racikan Aoyama. Aku juga terkadang membawa sekantung penuh teh racikan Aoyama agar dapat ku nikmati di rumah.
"Se-Senpai...,"
Aoyama mendekatiku dengan wajah yang tidak percaya.
"Ada apa Aoyama?," Tanyaku.
"Ada yang mau konsultasi tentang masalahnya ke kita…,"
Oh My Lord. Sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi. Ada saja orang yang punya masalah mau dibantu diselesaikan masalahnya oleh orang lain. Jika aku ogah banget kalau masalahku diselesaikan oleh orang lain.
"Baiklah, suruh dia masuk dan menghadap aku."
Aoyama pergi ke pintu depan perpustakaan untuk menyuruh orang yang ingin berkonsultasi dengan klub sosial. Orang itu masuk dan menunjukkan tampangnya.
Dia seorang laki-laki berambut lumayan acak-acakan tapi memiliki wajah yang tampan. Penampilan lumayan berantakan seperti wajahnya. Sepertinya ini orang sering ditimpa masalah. Bagaimana aku tau kalau dia sering ditimpa masalah? Wajahnya aja berantakan seperti itu.
Aoyama menyuruh orang itu duduk di meja baca. Aku dan Mamoru mendatangi orang itu lalu duduk didepannya. Dia kelas satu, dilihat dari dasi biru yang dia pakai.
"Jadi kau kesini ngapain?," Tanyaku.
"M-Mau konsultasi," Jawab orang itu.
"Konsultasi apa?," Tanya Mamoru
"M-Masalah per-percintaan."
Hmm masalah yang hampir dialami oleh setiap anak SMA. Temanku disebelah ini juga punya masalah percintaan yang sudah cukup lama. Kalau aku tidak, karena aku sudah memiliki pasangan walaupun sempat renggang beberapa bulan yang lalu.
"Ceritakan pada kami."
Aoyama memberikan secangkir teh buatan nya kepada orang itu. "Te-Terima kasih."
Aoyama membalas terima kasih orang itu dengan senyuman manisnya. "Sama-sama."
Setelah itu Aoyama pergi duduk di sebelahku.
"J-Jadi gini, aku suka sama cewek sekelasku namanya Homura tapi yang aku dengar dia suka sama teman sekelasku juga."
Masalah percintaan yang mainstream. Aku lebih mengharapkan masalah percintaan yang lebih anti mainstream seperti cewek yang dia suka, siapa tadi? Oh ya Homura ternyata dia seorang transgender dari laki-laki menjadi perempuan. Kalau begitu kan masalah percintaan menarik dan wajib untuk diikuti. Yah ini cuman khayalan liarku jadi jangan terlalu di anggap serius.
"Jadi, hanya itu masalahnya?," Tanya Mamoru.
"Sebenarnya itu saja. Tapi aku tidak menyerah dan rencananya aku akan menembak dia sore ini tapi…."
"Tapi?," Tanya kami bertiga.
"Tapi…aku tidak punya keberanian untuk menembak nya."
Bruh. Ini juga masalah yang sangat mainstream ketika orang jatuh cinta dengan orang lain. Sama seperti temanku yang disebelah kananku ini, sampai sekarang tidak berani menembak cewek yang dia suka duluan.
Apa sih susahnya nembak orang yang kita suka? Aku saja setiap hari bilang cinta ke Reina rasanya biasa saja karena keseringan.
"Dasar anak muda…." Mamoru berdiri dan memukul meja dengan sangat keras hingga murid-murid yang masih berada di perpustakaan langsung minat kearah Mamoru.
"Siapa namamu?," Tanya Mamoru.
"Namaku Touya,"
"Touya! Kau harus menembaknya sebelum dia direbut oleh orang lain!".
"Tapi aku tidak berani…terus kalau aku ditolak gimana…."
"Kalau belum dicoba kan gak tau!" Mamoru mendatangi Touya dan berdiri didepannya. "Jadilah laki-laki yang bisa meraih keinganan nya!".
Wah kalau aku ngomong begitu bisa saja aku mati ditempat. Mamoru berkata seperti itu tapi dia sendiri belum bisa menembak Mizore. Tapi kata-kata Mamoru sepertinya memberikan dorongan untuk Touya karena mata Touya berbinar-binar saat melihat Mamoru.
"Baiklah Senpai aku mengerti! Aku akan menembaknya sekarang ini! Aku sudah berani menembak Homura sekarang ini!".
"Bagus! Sekarang, pergilah!".
Touya pun buru-buru pergi dari perpustakaan dan pergi mendatangi cewek yang dia suka bernama Homura. Tapi sepertinya aku tidak asing dengan nama Homura, aku merasa pernah mendengar nama Homura di suatu tempat. Ah sudahlah tidak penting juga.
"Gimana Mamoru, Aoyama? Aku keren kan?".
Ini dia yang ku benci dari orang ini. Dia berkata seperti tadi itu hanya bisa dianggap keren saja sama orang lain.
Aku dan Aoyama membiarkan Mamoru berlagak keren seperti itu.
"Terus Senpai, mau kita ikuti Touya tadi? Aku khawatir jika dia ditolak terus dia depresi karena ditolak."
Iya juga, aku takut jika dia ditolak terus depresi terus dia berusaha bunuh diri. Walaupun aku benci mengurusi masalah orang tapi aku tetap peduli dengan orang yang depresi.
"Kamu benar Aoyama, aku juga khawatir. Lebih baik kita ikuti dia."
Lalu kami bertiga mengikut Touya yang mengajak Homura pergi ke belakang halaman sekolah. Spot belakang halaman sekolah adalah tempat favorit untuk menyatakan perasaan mu kepada seseorang. Rumor yang beredar, presentase akan diterima saat nembak itu akan naik jika berada di halaman belakang.
Sekarang, Touya sedang menghadap cewek yang dia suka yaitu Homura. Kami memperhatikan dari kejauhan. Walaupun agak terhalang oleh tubuh Touya, aku dapat melihat wujud cewek yang Touya suka.
"Cantik juga cewek yang dia suka," Ucap Mamoru.
"Shhh, diam Senpai nanti kita dengar apa yang diucapkan Touya," Ucap Aoyama.
Kami pun diam dan berusaha mendengarkan apa yang akan dikatakan Touya kepada Homura.
"Jadi Touya? Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?".
"Ho-Homura…A-Aku…Aku menyukaimu! Jadilah pacarku."
Bagus, dia mendengarkan apa yang Mamoru katakan padanya.
Homura tampaknya merespon pernyataan cinta Touya dengan wajah memerah yang menandakan kalau dia malu.
"Ke-Kenapa kamu menyukai aku Touya?," Tanya Homura.
"Heh?! Harus dikasih tau kenapa aku suka kamu?".
"Te-Tentu saja kan! Semua orang pasti ada alasannya bisa suka sama seseorang."
Kami melihat Touya sedang berusaha tenang dengan menarik satu tarikan nafas yang panjang lalu menghembuskan nya secara perlahan.
"A-Aku suka kamu karena cantik, manis, baik hati, suaramu bagus, pintar, cerdik, dan kamu bersahabat dengan orang lain…karena itu aku menyukaimu Homura…," Ucap Touya menjelaskan alasan kenapa dia suka dengan Homura.
"J-Jadi begitu ya…hehe…," Ucap Homura dengan wajah yang kelihatan sangat senang.
Aku, Aoyama, dan Mamoru merasakan kehangatan diantara mereka berdua. Suasana hati kami bertiga langsung jadi adem karena melihat pemandangan yang asem dan manis ini.
"Ja-Jadi Homura…mau jadi pacarku?".
"Tentu saja, sudah lama aku menunggu kamu nembak aku! Dasar bodoh!".
Jadi Homura punya perasaan juga kepada Touya? Sungguh mengejutkan, kalau begini masalah percintaan nya Touya bisa dibilang anti mainstream. Karena cowok pas-pasan seperti Touya dapat disukai oleh cewek cantik layaknya bidadari seperti Homura, terus Touya salah paham dan mengira jika Homura suka sama cowok lain sekelasnya dengannya tapi pada kenyataannya Homura juga suka dengan Touya. Sepertinya aku akan membuat sebuah novel dimana mereka berdua akan kubuat sebagai karakter utama.
"Serius?! Syukurlah!," Ucap Touya yang langsung terduduk di tanah.
"Dasar bodoh," Ucap Homura membuang pandangannya dari Touya.
"Terus Homura, jadi kamu suka dengan aku juga?".
"Iya…tapi kamu gak sadar, dasar bodoh."
Sedari tadi Homura bilang 'dasar bodoh' aja terus ke Touya. Apakah Homura ini tipe Tsundere atau lebih sering disebut malu-malu kucing?.
"Terus kenapa kamu suka sama cowok pas-pasan seperti aku?".
Ternyata Touya mengakui dirinya itu pas-pasan. Tapi baguslah dari pada dia terlalu percaya diri seperti Mamoru.
"H-Harus dikasih tau ni alasannya?".
"Tentu saja!," Ucap Touya bersemangat.
"Kamu ingat pas hari pertama sekolah?".
"Tentu saja aku ingat! Itu pertama kalinya kita bertemu."
"Nah waktu itu kan para fansku menyadari kalau aku itu Alisa dan mengejarku. Saat aku kelelahan, kamu datang terus menggedongku lalu berlari menyelamatkan aku dari fansku yang mengejar ku."
OH YA! HOMURA TOUKO ITU NAMA ASLI DARI ALISA, SALAH SATU MEMBER IDOL HOLY MAIDEN DAN TEMAN BAIK NYA KIZUNA! ASTAGA AKU BARU INGAT.
"J-Jadi saat itulah pertama kalinya aku menyukaimu…Touya."
Jadi selama ini Alisa itu merubah penampilan nya saat berada di panggung dan saat berada disekolah. Alisa dipanggung rambutnya pendek dan dia selalu memakai jepit rambut salju sebagai ciri khasnya. Sedangkan berada disekolah penampilan Alisa lumayan sederhana, rambutnya panjang adalah rambut aslinya dan memakai sebuah pin salju di kerah bajunya.
Alisa sangat Berbeda dengan Kizuna yang sama sekali tidak terganggu dengan orang yang mengenalnya sebagai idol terkenal.
Lalu, setelah percakapan yang panjang, mereka berdua berpegang tangan dan saling menatap. Yah kalian taulah apa yang akan terjadi setelah ini, aku dan Reina sering melakukannya karena itu aku tidak perlu memberitahukan nya.
"Jadi gimana Senpai? Kita tinggalkan saja kah mereka berdua?".
"Ya, peran kita sudah selesai disini."
Setelah itu kami bertiga pergi meninggalkan pasangan sejoli baru itu berduaan. Kami bertiga memutuskan untuk pulang karena tidak ada lagi yang berkonsultasi dengan kami.
Saat aku pulang, aku bertemu dengan Reina yang sedang membawa kantung belanjaan. Aku langsung berinisiatif membawakannya lalu kami berjalan pulang kerumah bersama-sama.
"Jadi gimana? Menolong orang dengan masalahnya."
"Hmm, cukup seru juga."
"Syukurlah kamu dapat menikmati klub sosial yang aku buat."
Dasar, aku sama sekali bisa melawan Reina.
"Mau makan apa malam ini?".
"Nasi kare aja."
"Dasar, kayak anak kecil aja."
"Biarin."