Siang hari datang dengan teriknya sinar matahari memasuki ruang tamu rumah Kakek Hirata. Aku sedang bersantai melihat kearah langit-langit atap lalu mengingat masa lalu yang selalu ingin kulupakan.
"Kakek sudah berapa Nenek meninggal?".
Kakek mendekatiku dengan Katana yang yang ingin di bersihkan nya "Sekitar 10 tahun lalu saat kau mengalami kejadian itu."
Kematian Nenek lumayan membuatku terpukul waktu itu hingga aku tidak menghadiri acara pemakaman Nenek. "Kakek...Mau bertarung?".
Kakek berdiri dan memasang kuda-kuda nya sambil menodongkan Katanya kearah wajahku "Pakai apa? Pedang bambu? Atau katana mu yang sudah menjadi rongsokan?".
Niat bertarung ku hilang seketika saat Kakek Hirata memasang kuda-kuda nya "Tidak jadi. Tapi buat apa Kakek menyimpan rongsokan itu?'.
Katana itu adalah katana buatan ku yang pertama saat aku selalu dirumahnya Kakek Hirata sejak kecil. Kakek Hirata lah yang mengajariku membuat Katana sekaligus mengajariku menggunakan Katana.
"Katana mu itu penuh dengan kenangan bukan?".
Yang dikatakan Kakek Hirata benar namun aku membenci Katana itu "Sudahlah Kakek aku ingin ke sungai dulu."
Aku akan memancing di sungai demi mencapai kedamaian maksimal sebelum kedamaian ku hancur karena dua orang yang selalu memperebutkan ku. Yah untunglah Kakek Hirata membawaku kesini untuk mendapatkan kedamaian walau tiap pagi aku akan di siksa oleh nya.
"Kakek aku akan kesungai dulu."
"Ah baiklah! Bawa ikan yang banyak agar kita berdua bisa pesta makan Ikan malam ini Hahaha" Aku baru ingat Kakek Hirata sangat menyukai Ikan.
Aku berjalan menuju sungai sambil memberi salam kepada warga desa yang kebanyakan adalah orang tua dan anak muda sepertiku yang sedang membajak sawah di siang hari seperti ini.
"Anu permisi sebentar bisakah saya bertanya."
Saat aku berjalan ada sesorang muncul di depanku menggunakan topi pantai berwarna biru dengan rambut dan wajah yang tertutupi topi pantai nya. Dia bertanya kepadaku sepertinya.
"Silahkan saja namun aku hanya bisa memberi tahu yang aku tahu saja."
Dia mendekatiku "Aku ingin bertanya dimana rumah Kigahara Hirata-sensei?".
Hirata-sensei? Sepertinya dia adalah murid kakek dulu "Ah tinggal lurus saja lalu belok kanan.".
Dia tersenyum lalu berjalan melewati ku tanpa berkata apapun.
Dulu Kakek Hirata adlah guru tata karma saat aku masih berumur 5 tahun dan aku juga termasuk muridnya. Namun Kakek Hirata berhenti menjadi guru tata karma sejak Nenek meninggal dan karena meninggalnya Nenek, Kakek Hirata memutuskan tinggal di desa sampai sekarang.
Sepertinya aku harus menangkap banyak ikan karena Kakek Hirata kedatangan tamu. Walau aku bolos sekolah hari ini dan tidak memberi tahu ke Rei-chan jika aku diculik Kakek Hirata aku harap dia tidak panik...Semoga saja.
Aku kepikiran perempuan tadi..... sepertinya aku pernah melihat senyuman itu diatur tempat tapi dimana ya.
Waktu aku ingin memancing tiba-tiba "Jadi kau memancing ya" Ada suara perempuan dibelakang ku.
Aku menoleh ke belakang dan melihat perempuan tadi namun dia membuka topi pantainya "Bukannya kau kerumah Kakek Hirata?".
Dia mendekatiku dan mengambil alat pancingku "Kau melupakan aku Kazuto-kun?".
Aku tidak tahu dia siapa namun wajahnya membuatku ingat sesuatu yang sangat menyedihkan "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?".
Air mataku tiba-tiba mengalir tanpa aku sadari. Perempuan itu melepas umpan di bait alat pancingku lalu duduk di batang kayu.
"Namaku Tokido Kizuna. Seperti namaku Kizuna yang berarti ikatan.... Kazuto-kun aku menagih ikatan kita dulu waktu kecil."
Sekarang aku baru ingat perempuan ini adalah murid nomor 1 Kakek Hirata dulu dan dia selalu berada di dekatku walau aku sudah menyuruh nya menjauh.
"Kizuna...lama tidak bertemu."
Selain itu dia juga menemani dan memberi semangat kepadaku saat aku dilanda kesedihan karena meninggalnya Nenek waktu aku kecil.
"Duduklah disampingku."
Kizuna sedikit menakutkan bagiku karena terkadang dia sadis dan suka mengerjai ku.
"Jadi apa yang kau maksud menagih ikatan?".
Kizuna memelukku dan berbisik ditelinga ku "Sampai matahari terbit aku akan selalu bersamamu------".
"Selamanya....." Tanpa sadar aku mengucapkan nya.
Aku masih tidak bisa mengingat apa ikatan yang dimaksud Kizuna namun rasanya....Kalimat yang dikatakan Kizuna adalah sebuah mantra bagiku..."Kizuna aku masih tidak mengerti apa yang kau maksud Ikatan itu-----" .
Dia tersenyum dan mengusap air mataku "Kau tidak perlu mengingat nya sekarang yang pasti aku sudah tau tentang tunangan Kazuto-kun" Kizuna mencium bibirku lalu "Aku rela melakukan apapun demi Kazuto, aku rela menjadi pacarmu, rela menjadi istri mu, rela berciuman setiap hari dengan Kazuto-kun, rela punya anak sebanyak kazuto-kun mau, ataupun menjadi temanmu, musuhmu, sekalipun menjadi orang yang tidak kau kenal aku rela semua itu asalkan kau bahagia maka kebahagiaan mu adalah kebahagiaan ku juga" Kizuna berdiri dan memakai topi pantai nya kembali "Maafkan aku tiba-tiba mencium mu dan berbicara aneh-aneh..."
Aku merasakan sebuah kesedihan yang mendalam dari kata-katanya...Apa maksudnya "Asalkan aku bahagia maka dia juga bahagia" Apa ikatan yang kubuat dengan Kizuna di masa lalu-----
"Ki-Kizuna..."
"Aku tidak ingin kau melupakan kata-kata ku tadi Kazuto-sama karena aku ingin kau mengingatnya selamanya sebagai ganti Ikatan yang kau lupakan."
Setelah itu aku terdiam dan murung sambil berusaha mengingat Ikatan yang dimaksud Kizuna.
"Aku pulang Kek."
"Ah selamat datang."
Karena Kizuna baru saja sampai disini jadi dia akan menginap dulu dirumahnya Kakek dan baru besok dia pulang.
"Kakek ingat Kizuna?".
Kakek sedang menyiram tanaman di halaman belakang terkejut melihat Kizuna "Kizuna! Kau sudah besar!".
Mana mungkin juga Kakek Hirata melupakan mantan murid nya yang nomor satu ini.
"Ah Hirata-sensei lama tidak bertemu. Ajaran anda dulu sangat berguna bagi saya sekarang."
Sementara Kakek sibuk dengan Kizuna aku melihat sebuah kantong kresek hitam di meja makan yang berisi bahan makanan dari supermarket, apakah ini Kakek yang membeli?.
"Kakek siapa yang beli bahan makanan ini?".
Dia melihat kearah ku "Hehe kau tidak boleh tau" Kakek Hirata mendekati ku dan menepuk kedua pundak ku "Coba kau periksa kamarmu."
Aku menuju kamarku dan melihat Rei-chan yang sedang berbaring. Aku sudah menduga nya jika dia akan menyusul ku kesini.
"Rei-chan-----".
Dia menarik tanganku dan menyekapku dengan tangan dan kaki nya. "Apa maksudnya ini?".
Dia tersenyum lalu mencubit pipiku "Kau pikir aku tidak khawatir denganmu hah?".
Wah dia marah "Maafkan aku ini semua salah Kakek Hirata."
Rei-chan tertawa "Hahaha tidak kusangka kau malah diculik oleh Kakekmu."
Aku bingung harus merespon tertawa nya "Kalau begitu lepaskan tangan dan kaki mu dari badanku!".
Aku berdiri dan memperbaiki bajuku yang Kumal akibat Rei-chan. Yah setidaknya tidak ada Chloe disini cuman ada Rei-chan jadi aku mungkin bisa menghabiskan waktu ku bersama Rei-chan disini.
"Rei-Chan masak bersama mau?".
Rei-chan berdiri dan menagguk.
Sepertinya aku akan mengenalkan Kizuna kepada Rei-chan dan aku juga masih penasaran dengan ikatan yang dimaksud Kizuna.
"Kazuto-kun? Apa kau ingin----------"
Kizuna terkejut melihat Rei-chan begitu juga Rei-chan.
"Reina-san lama tidak bertemu. Dan sekarang lihat kau akan merusak nya lagi."
Rei-chan menggenggam tanganku "Kizuna-san..."
"Eh kalian berdua saling kenal?'.
Mereka berdua saling tatap dan aku tidak tahu apa-apa jika Rei-chan mengenal Kizuna. Apa yang dimaksud Kizuna "Merusak nya lagi"? Apakahda hubungannya dengan Ikatan yang dimaksud Kizuna?.