"Chloe aku sudah menunggumu."
Aku berada di stasiun kereta bertujuan untuk menjemput Chloe tanpa memberi tahu Kizuna maupun Reina.
"Kazuto-sama apa kau menungguku dari tadi?".
"Sudahlah ayo."
Aku mengambil tas Chloe dan membawakannya. Dia merangkul tanganku tapi kubiarkan saja.
Tadi malam aku tidak bisa tidur karena aku baru mendapat ingatanku yang hilang dan aku selalu berpikir jika Reina berbohong jika dia menyukaiku saat dia masih SMA, selama ini dia hanya ingin membalas perbuatannya dulu atau dia memang mencintai ku? Ah sial kepalaku sakit setiap memikirkan nya. Tapi yang jelas rasa cintaku kepada Reina bukanlah ilusi yang akan hilang ketika aku mendapat ingatan lamaku, rasa cinta ini ada sampai sekarang...Walau aku dulu juga menyukai Kizuna....
Kami sampai didepan rumah Kakek dan aku menghentikan Chloe saat dia ingin membuka pintu rumah Kakek "Chloe tutup matamu."
Aku mencium keningnya dengan sengaja karena aku melihat bayangan Reina di balik pintu rumah Kakek yang edikit terbuka. Aku sengaja melakukan nya untuk melihat reaksi Reina.
"Kazu-kun apa yang kau lakukan." Reina membuka pintu dan menarik tanganku.
Chloe terdiam menutup wajahnya dan aku melepaskan tanganku dari tangan Reina dan masuk kedalam.
"Aku sudah berubah pikiran. Aku akan pergi setelah ini jadi jangan ikuti aku pokoknya."
Ini adalah bagian dari rencanaku sesuai dengan Ikatan yang kami miliki aku akan membuat mereka bertarung untuk mendapatkan ku, tapi aku akan tetap milih Reina karena aku telah benar-benar mencintai nya.
Aku masuk kedalam kamar tidur Kizuna dan menaruh kertas kecil diatas meja nya.
Saat aku keluar dari kamar Kizuna, Reina ternyata berdiri didepan pintu kamar Kizuna. Aku mengabaikan nya dan dia menarik tanganku lagi "Apa yang kau lakukan?".
Aku tau tindakan ku ini salah namun ini semua untuk menguji apakah Reina benar-benar mencintai ku atau hanya ingin membalas perbuatannya dimasa lalu "Reina kau tidak perlu tau."
Aku berjalan ke halaman Rumah dan bertemu Kakek yang sedang memegang pedang bambu andalannya "Kazuto ayo mulai latihannya."
Aku tersenyum "1000 meter lagi?".
Kakek memukul punggung ku dengan pedang bambunya "Nah kau mengerti!" Dia mendorong punggung ku "Ayo duluan lari!".
Aku berlari di barengi oleh Kakek yang membawa pedang bambunya "Sekarang ceritakan apa yang akan kau lakukan dengan mereka bertiga hari ini?".
Aku sudah menduga Kakek akan tau jika aku merencanakan sesuatu "Kakek kau tau aja" Aku menghembuskan nafas "Aku akan membuat mereka bertarung, dan aku akan melihat apakah Reina benar-benar mencintai ku atau tidak.'
Kakek berlari menyusul ku dan memukul kepalaku dengan keras menggunakan pedang bambunya "Kau ini! Jangan permainkan wanita! Kakek tidak pernah mengajarkan mu seperti itu."
"Aku tau ini salah tapi ini demi kepentingan mereka juga!".
Aku tidak akan memilih mereka bertiga termasuk Reina jika mereka melakukan ini karena ingin membalas perbuatannya mereka di masa lalu.
Lalu saat selesai berlari 1000 meter aku berhenti di depan rumah lalu pergi ke sungai dimana aku memancing kemarin. Aku ke sungai ini karena aku ingin berbicara dengan Kizuna mengenai Ikatan kami.
Kizuna datang dengan topi pantainya lagi "Kazuto-kun maaf membuat mu menunggu."
Aku melihatnya lalu duduk dibatang kayu "Aku sudah ingat semuanya Kizuna. Ikatan, ingatan ku, dan alasan kenapa kepalaku terasa sakit setiap aku memikirkan sesuatu."
Kizuna tersenyum lalu duduk disampingku dan melepas topi pantainya "Akhirnya...Jadi apa kau akan mengulang pilihanmu?".
Aku akan mengetesnya dulu "Aku memilih mu Kizuna."
Aku mengambil topi pantainya dan menutupi wajah kami berdua menggunakan topi pantai lalu mencium Kizuna di bibirnya.
"Itulah jawaban ku."
Dia masih terkejut dengan serangan tiba-tiba ku. Kizuna mengelus bibirnya "Tapi bohong kan yang kau katakan dan ciuman ini cuman ciuman palsu bukan?".
Aku tersenyum "Sudah kuduga kau akan menyadari akting ku." Aku berdiri lalu mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri "Tapi Kizuna ciumanku tadi tidak palsu, itu ciuman atas kemaluanku sendiri."
Aku melihat wajahnya yang mencoba merespon perkataan ku.
Aku memegang tangannya dan mengajaknya berjalan-jalan di desa ini "Sampai kapan kau akan menutup wajahmu?".
Wajahnya memerah, terlihat imut.
Lalu kami pulang dan melihat Reina sedang berdiri di depan rumah "Reina-san kami pulang."
Wajah Reina terlihat marah. Dia mendekatiku lalu menarik tanganku dan membawaku ke kamar "Kazu-kun apa aku berbuat salah kepadamu? Ada apa denganmu hari ini? Kenapa denganku saja kau bersikap dingin? Lalu apa yang kau bicarakan dengan Kizuna?".
Sudah kuduga dia akan membaca kertas yang kutulis di meja kamar Kizuna.
"Reina maaf aku sedang tidak ingin membahasnya denganmu" Maafkan aku "Tapi ingatlah ini" Maafkan aku "Jika perasaan mu yang sekarang demi membalas perbuatan mu di masa lalu maka aku akan membencimu karena kau telah mengkhianati ku" Maafkan aku Reina bersikap seperti ini tapi ini demi kita semua.
Saat aku membuka pintu kamar dan ingin keluar tiba-tiba Reina mendorong ku masuk dan menutup pintu kamar lalu mengunci nya.
"Apa yang kau katakan Kazu-kun?".
Ah tidak...Reina menangis.
"Aku mencintaimu! Aku sangat mencintaimu! Perasaan ini bukanlah ilusi semata kau tau?! Aku tidak akan mengkhianati mu! Jadi katakan padaku apa yang terjadi denganmu?!".
Aku tidak mendengarkan nya. Aku pergi membuka pintu kamar lagi lalu keluar. Saat keluar dari kamar aku bersender di pintu kamar sambil menunduk kan kepalaku.
Kizuna dan Chloe melihatku lalu memeluk ku.
Kizuna mengelus kepalaku "Tidak kusangka perasaan kalian berdua sangat kuat...Aku tidak bisa mencapai kau tau?'.
Chloe dengan semangat berkata "Aku tidak akan menyerah! Aku akan mendapatkan Kazuto-sama apapun caranya."
Aku tertawa, mood ku kembali lagi setelah mendapat pelukan dari mereka berdua "Terima kasih Kizuna, Chloe."
"Baiklah Kazuto-kun bagaimana kita mulai rencanamu?".
Aku tersenyum dan mengeluarkan kertas kecil di saku ku "Maafkan aku kalian berdua tapi aku akan tetap memilih satu orang saja!".
Kizuna tersenyum lalu mendekati ku dengan senyuman bahagia "Kan sudah Aku bilang kemarin jika Aku rela melakukan apapun demi Kazuto, aku rela menjadi pacarmu, rela menjadi istri mu, rela berciuman setiap hari dengan Kazuto-kun, rela punya anak sebanyak kazuto-kun mau, ataupun menjadi temanmu, musuhmu, sekalipun menjadi orang yang tidak kau kenal aku rela semua itu asalkan kau bahagia maka kebahagiaan mu adalah kebahagiaan ku juga. Karena itu Kazuto-kun terus lah menunjukkan wajah bahagia kepadaku setiap bertemu denganku."
Chloe menarik-narik tanganku "Aku tidak seperti Kizuna-chan ya! Aku akan tetap berjuang demi mendapatkan Kazuto-sama!".
Aku dan Kizuna tertawa, yah wajar saja Chloe memang mencintai ku dari awal begitu juga Kizuna yang hanya ingin aku bahagia.
Lalu saat malam setelah makan malam aku mengumpulkan mereka bertiga di ruang tamu bersama Kakek yang berdiri di samping ku dengan pedang bambunya lagi. Aku tau maksud dari pedang bambunya, jika aku berkata yang aneh-aneh maka dia akan memukulku.
"Reina, Kizuna, Chloe aku sudah ingat masa lalu ku yang sempat hilang. Ikatan kita berempat sekarang akan ku tepati."
Reina berdiri dan hendak lari namun di halangi oleh Kizuna "Kizuna-san..."
"Aku tau kalian semua menyukai ku tapi aku tidak tahu apakah rasa cinta kalian kepadaku hanya sebatas permintaan maaf kalian ke aku waktu aku di rumah sakit atau rasa cinta yang sangat tulus."
Reina melihatku "Jadi ini yang kau maksud..."
Saatnya melaksanakan rencana busuk ku "Aku tidak akan memilih kalian bertiga."
Chloe tersenyum begitu juga Kizuna dan hanya Reina yang mengeluarkan wajah yang tidak percaya dengan ucapan ku. "Kazu-kun...bukannya kita sudah bertunangan?".
Maaf Reina ini demi ikatan kita berempat "Aku memang tidak memilih kalian bertiga tapi aku ingin kalian membuatku jatuh cinta jika kalian benar-benar mencintai ku."
Aku berdiri lalu meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu disusul oleh Kakek yang memegang pundak ku "Rencana mu seperti nya akan berhasil. Selamat Kazuto kau akan mendapat kehidupan Harem setelah ini."
Aku tertawa "Besok aku akan pulang Kek. Aku juga ingin berbicara dengan Ayah."
"Kalau begitu besok kunjungi makam nenek mu ya."
Aku mengangguk dan tersenyum kepada Kakek.