Chereads / Me And My Teacher Relationship?! / Chapter 16 - Kisah Masa Lalu 2

Chapter 16 - Kisah Masa Lalu 2

2 hari sejak kejadian itu sekarang Kyousuke bersama Marie dan Yuiko sedang mengahadapi Hirata untuk menentukan pilihan yang sebenarnya.

Wajah Yuiko masih murung setelah kejadian itu dan Kyousuke sama sekali merasa tidak bersalah karena sudah mengabaikan nya di tengah jalan.

"Ada apa Kyousuke? Kenapa kau datang kesini bersama 2 orang calon tunangan mu lagi?!".

Kyousuke mendekati Hirata lalu menundukkan kepalanya didepan Hirata "Ayah aku ingin mengulang pilihan ku!" Dengan suara lantang dan penuh kesungguhan dia meminta Hirata agar dia bisa mengulang pilihan nya.

Marie tersenyum kecut dan terlihat kecewa sementara Yuiko terkejut mendengar ucapan Kyousuke.

"Angkat kepalamu! Laki-laki tidak pernah menundukkan kepalanya kepada orang lain!" Hirata berdiri dan membuka kipasnya "Baiklah! Tapi ini pengecualian dan yang terakhir jadi pikirkan lah baik-baik!".

Setelah Hirata memberikan kesempatan kepada Kyousuke untuk memilih kembali, Yuiko menarik tangan Kyousuke dan Marie saat mereka ingin pulang.

Marie yang melihat wajah Yuiko menyadari jika Yuiko ingin membicarakan hal yang penting kepada Kyousuke. Untuk itu Marie melepaskan tangan Yuiko dari tangan nya lalu pergi meninggalkan Yuiko dan Kyousuke "Kyousuke-san aku tunggu dirumah."

Setelah Marie pergi, Yuiko dan Kyousuke saling menatap tanpa ada yang berani memulai pembicaraan. Yuiko yang baru saja menyadari perasaannya kepada Kyousuke selalu memikirkan Kyousuke kapan pun namun tidak untuk Kyousuke karena dia sudah menyukai Marie.

"Kyou-chan....Maafkan aku waktu itu menolak mu tanpa memikirkan perasaan mu."

Kyousuke menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya kuat-kuat "Tidak usah minta maaf..."

Yuiko menarik tangan Kyousuke "Kyou-chan aku ingin kau memilih ku sebagai pasangan mu!".

Kyousuke melepaskan tangan Yuiko dan memukul tembok rumahnya sekuat tenaga. Dia merasa dibodohi oleh Yuiko karena dia pernah menyukai nya namun ditolak sebelum dia mengungkapkan cintanya dan sekarang Yuiko menyukai Kyousuke dan mengejar-ngejar nya agar memilih dirinya namun Kyousuke yang sekarang sudah menyukai Marie.

"Sudahlah Yuiko...Aku meminta Ayah agar dia memberiku kesempatan agar bisa memilih kalian berdua karena aku masih bingung dengan perasaanku saat ini" Kyousuke mengusap tangannya yang berlumuran "Jika kau ingin aku memilihmu maka tunjukan!".

Hirata muncul didepan pintu sambil memakan mentimun melihat Kyousuke dengan tatapan bangga.

"Baiklah aku akan tunjukkan!" Yuiko melewati Kyousuke dan berlari sekuat tenaga meninggalkan Kyousuke di halaman rumah.

Hirata mendekati Kyousuke dan menepuk pundak Kyousuke dengan kuat "Kerja bagus!" Hirata menghantam kan kepalanya ke kepala Kyousuke "Sekaligus kau Cemen Kyousuke!".

Kyousuke tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dihadapan Hirata "Hahahaha....Ayah pasti tau aku berakting kan tadi?!" Dia melanjutkan tertawa nya sambil mengusap kepalanya yang sakit akibat hantaman kepala Hirata.

Hirata melihat Kyousuke tertawa terbahak-bahak dia membuang menitumun nya yang tinggal sedikit dan mengangkat tangan Kyousuke yang berdarah.

"Cepat masuk nanti bisa infeksi."

Saat masuk kedalam rumah Kyousuke dihadang oleh Ibu nya yang menyediakan ember penuh dengan alkohol. Muka Kyousuke pucat dan ingin lari namun ditahan oleh Hirata.

"Apa nyerinya sudah hilang?".

Kyousuke yang lemas akibat sakit yang dia alami saat tangannya direndam di ember alkohol hanya bisa berbicara dengan pelan.

"Terima kasih Ibu..."

Kyousuke memukul kepala Kyousuke menggunakan Kipasnya dan mengambil sebuah buku tebal lalu memberikan nya kepada Kyousuke.

"Nih terima buku ini akan membantumu dalam mengurus pendapat yang diterima keluarga Kigahara tiap harinya."

Kyousuke mengambil buku tersebut dan melihat banyak sekali angka-angka yang membuat matanya sakit "Baiklah akan kubaca nanti."

Kyousuke berdiri lalu memandang Jirah Samurai yang dipajang dekat tulisan besar motto keluarga Kigahara yang bertuliskan "Kekuatan adalah inti utama dalam kesuksesan!" Yang sudah diterapkan selama 100 tahun sejak keluarga Kigahara berdiri.

"Ayah mendapat Jirah ini dari mana?".

Hirata berdiri lalu mengambil Katana panjang yang dipajang dekat pintu masuk ruang tamu.

"Jirah ini adalah Jirah yang dipakai oleh pendiri Kigahara yaitu Kigahara Kengo. Beliau adalah Samurai terkenal pada eranya karena berhasil melawan 100 pasukan sendirian dengan Katana ini, Kurosame."

Kyousuke mendekati Hirata dan mengambil Katana yang bernama Kurosame lalu menariknya "Panjang..."

Hirata mengangguk kan kepalanya lalu memegang bilah Kurosame tanpa menggunakan sarung tangan.

"Beliau pernah mengatakan pedang ini boleh dipegang oleh penerus sejati dan penerus nya harus memilih tujuan hidup tanpa ragu-ragu!" Hirata mengambil kembali Kurosame dan menodongkan Kurosame kearah Kyousuke "Dan sekarang katakan kau berakting se sampah itu!".

Kyousuke ketakutan setengah mati jika Hirata bertindak seperti ini. Kejadian Hirata menodongkan Kurosame kearah Kyousuke pernah terjadi saat Kyousuke menolak dilatih mati-matian oleh Hirata.

"Baiklah aku akan jelaskan! Tapi bisakah kita duduk dan membicarakan nya dengan kepala dingin?!".

Hirata menaruh Kurosame kembali ketempat nya lalu duduk ditempatnya tadi diiringi oleh Kyousuke duduk dihadapan Hirata.

"Tadi aku hanya menguji Yuiko apakah dia sungguh mencintai ku atau cuman bermain-main denganku...Tapi kemarahan ku tadi itu sungguh an!".

Hirata memandang wajah Kyousuke dengan penuh amarah. Hirata menghembuskan nafas nya dan melempar kipasnya kearah Kyousuke.

"Baiklah kau pulang sana!" Lalu Kyousuke diusir oleh Hirata dengan penuh kekesalan.

Lalu Kyousuke pulang dan dia menemukan Marie sedang berbicara dengan seorang laki-laki berambut putih perak dengan mata biru di ruang tamu.

"Hmm ada tamu?" Kyousuke sudah merasa tidak enak saat melihat laki-laki itu.

"Ah Kyousuke-san selamat datang. Dia teman ku di Jerman namanya Edward Euberth."

Kyousuke mendekati Edward lalu saling mengucapkan salam "Namaku Kigahara Kyousuke..."

"Edward Euberth, terima kasih telah menjaga Marie."

Kyousuke tersenyum dan menarik tangan Edward lalu kemudian tangan Marie "Sudah saatnya kah..." Kyousuke memasang wajah sedih dihadapan mereka berdua.

Edward tersenyum lalu memegang pundak Kyousuke "Sobat! Mungkin kau sudah 2 kali hati mu hancur namun kau sudah mendapatkan cinta pertama mu lagi kan?".

Kyousuke menjadi semangat dan bahagia lalu memeluk mereka berdua dengan Erat "Mungkin ini singkat namun Marie...Terima kasih telah mengisi hatiku saat aku hancur..."

Marie tersenyum dan mengelus kepala Kyousuke sekali-kali mengeluarkan sedikit air mata "Aku juga sama....Terima kasih Kyousuke-san telah memberiku kehangatan walau sebentar."

Sebenarnya 2 hari lalu saat mereka pulang dari kencan mereka, masing-masing membicarakan tentang perasaan sebenarnya dan Marie mengatakan jika dia menyukai Kyousuke dengan tulus namun dia juga mencintai Edward jadi dia kebingungan. Namun Kyousuke langsung membuat Marie menentukan pilihan yaitu menyarankan untuk memilih Edward dan melupakan Kyousuke di hatinya karena Kyousuke kembali menyukai Yuiko walau sebagian cintanya kepada Marie. Mereka berdua sepakat laku melakukan ciuman terkahir dan memutuskan untuk menemui Hirata.

"Oh ya kalian berangkat besok sore bukan?".

Edward mengangguk.

"Kalau begitu Marie aku ingin kau datang ke sekolah untuk terakhir kali nya dan aku ingin kau berbicara dengan Yuiko."

Marie melihat Kyousuke yang terlihat sangat serius "Baiklah. Kyousuke-san aku akan membuat Yuiko-san berusaha mendapatkan hatimu seutuhnya kembali."

Keesokan harinya saat istirahat pertama Marie mengajak Yuiko berbicara empat mata di atap sekolah sedangkan Kyousuke bersama Edward yang sudah mendapat ijin dari sekolah agar bisa masuk sedang mengusung di sisi pintu atap sekolah.

"Jika kau disini untuk mengatakan agar aku menyerah untuk mendapatkan Kyou-chan kembali maka usaha mu sia-sia."

Marie tersenyum kecut dan mendekati Yuiko "Aku disini hanya ingin bertanya tentang perasaan sebenarnya Yuiko-san terhadap Kyousuke-san."

"Aku menyukai! Aku sejak dulu menyukainya! Namun aku tidak menyadarinya!".

Marie tersenyum kecut lagi "Baiklah kalau begitu apa usaha mu untuk mendapatkan cinta Kyousuke-san kembali?".

Yuiko terkejut dengan ucapan Marie dan dia terlihat kebingungan "Akan kulakukan apapun caranya!".

Marie mendekat ke arah Yuiko lalu berkata "Apa kau bersedia mengorbankan tubuhmu untuk mendapatkan cinta nya lagi?" dengan suara kecil. Sontak wajah Yuiko memerah dan menutup mukanya, karena suara Marie sangat kecil, Edward dan Kyousuke berusaha untuk mendengar ya namun tidak berhasil.

"Te-te-te-te-tentu saja!!!" Yuiko berteriak dihadapan Marie lalu Marie tertawa terbahak-bahak hingga mengeluarkan air mata.

"Baiklah akan kuserahkan Kyousuke-san kepadamu."

Yuiko terkejut dan langsung melihat kearah Marie yang memberi salam selamat tinggal "Aku sudah menyerah! Jadi jaga Kyousuke-san untuk ku ya."

Marie membalikan badannya dan meninggalkan Yuiko yang masih terkejut karena tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Saat Marie membuka pintu atap sekolah, Edward dan Kyousuke panik karena Marie tidak tahu jika ada mereka berdua untuk menguping.

"Tunggu Marie!!!!".

Marie berhenti dan mengarah kebelakang melihat Yuiko yang melompat ke arahnya dan memeluknya "Ke-kenapa kau menyerah?!".

Marie tersenyum dan menjelaskan alasannya kenapa dia menyerah mendapatkan Kyousuke.

Yuiko menangis sedih dan memeluk erat Marie, Kyousuke merasa malu dihadapan Edward karena tangisan Yuiko.

"Sudah Yuiko-san kenapa kau malah menangis?".

Yuiko yang menangis tidak bisa berbicara dengan baik "Habisnya....Padahal aku sebenarnya ingin akrab dengan Marie!" Lalu dia menangis lagi dan tambah keras setiap saat.

Kyousuke yang sudah tidak bisa menahan rasa malunya dihadapan Edward langsung membuka pintu atap sekolah "Sudahlah Yuiko sampai berapa lama kau ingin menangis?! Marie dan Edward sebentar lagi harus ke bandara!".

"Kyou-chan?! Berapa lama kau ada disana?".

Kyousuke mendekati Marie dan Yuiko "Sejak Awal" Kyousuke memberi isyarat kepada Edward dan Marie agar meninggalkan mereka berusaha sebentar.

Marie dan Edward pergi keluar dari atap sekolah "Yuiko-chan ayo berdiri" Kyousuke mengulurkan tangannya ke Yuiko agar dia bisa berdiri "Maafkan aku kemarin membentakmu..."

Yuiko menggelengkan kepalanya lalu memegang tangan Kyousuke "Tidak yang pantas minta maaf adalah aku."

Kyousuke mengangkat dagu Yuiko lalu perlahan mencium bibir Yuiko.

"Yuiko-chan aku memutuskan untuk memilih ku kali ini karena aku masih mencintaimu...Jadi mohon bantuannya mulai sekarang" Kyousuke tersenyum bahagia kearah Yuiko.

Yuiko yang mendengarnya sangat bahagia dan tersenyum "Baiklah! Mohon bantuannya nya juga Kyou-chan!".

Setelah aksi romantis yang dilakukan Kyousuke dan Yuiko, Edward bersama Marie memberikan selamat dan menirukan adegan Kyousuke dan Yuiko tadi.

Setelah itu Kyousuke bersama Yuiko mengantarkan Edward dan Marie ke bandara. Kyousuke dengan Edward saling bertukar nomor telepon agar bisa berhubungan dan membicarakan tentang kuliah bersama di Jerman nanti. Sedangkan Yuiko dan Marie saling berpelukan seolah-olah ingin mulai dari awal agar bisa akrab dan menjadi teman baik.

Edward dan Marie akhirnya memberikan salam perpisahan kepada Kyousuke dan Yuiko yang bergandengan tangan. Sebelum pergi Marie juga mendoakan agar Kyousuke dan Yuiko bisa hidup bahagia.

"Kyou-chan...Jika kita punya anak dan mereka juga punya anak bagaimana kita jodohkan mereka berdua?".

Kyousuke memegang erat tangan Yuiko dan mencium keningnya "Ide bagus. Itu akan membuat hubungan kita berempat semakin dekat di bidang keluarga dan pertemanan."

Kyousuke dan Yuiko berdiri di luar bandara dan melihat pesawat terbang ke langit sambil berharap kehidupan bahagia untuk masa depan.