Pagi sudah datang dan saat ini aku sedang push up sebanyak 250 kali dengan 2 batu bata di punggungku. Kakek Hirata sedang melihatku dengan pedang bambu andalannya "Kazuto! Kenapa kau berhenti Push Up?!".
250 bukan lah angka sedikit ditambah dengan batu bata itu saja sudah membuat orang-orang sepertiku yang tidak terlatih berhasil membuat rekor dunia "Kakek Hirata bisakah aku istirahat? Aku sudah Push Up dari jam 4 pagi dan sekarang jam 6."
Kakek Hirata mendekatiku memukul ku di bagian tangan menggunakan pedang bambu nya "Baiklah! Tapi Setelah ini lari 1000 meter!"
Aku merasa ini pelatihan neraka yang pernah aku lakukan. Kakek Hirata dikenal paling disiplin sejak dulu, Ayah saja sampai menyerah hingga sempat melarikan diri dari rumah karena kedisplinan Kakek Hirata.
"Kazuto duduk lah disampingku."
Aku mengambil botol air minum dari kulkas dan duduk disamping Kakek Hirata.
"Aku dengar kau sedang dalam masalah. Bisa kau ceritakan kepada Kakek apa yang Ayah bodoh mu itu lakukan pada mu?".
Saatnya mengadu! "Ayah membuat janji kepada ketua keluarga Albertina untuk menikahi anak perempuan nya."
Kakek Hirata melihat ke arahku dan menepuk kepalaku "Terus masalahnya?".
Semoga ini membantu ku keluar dari rantai Chloe "Aku sudah punya tunangan yang di pilihkan Ayah juga dan sekarang aku mencintainya."
Kakek Hirata tertawa terbahak-bahak kepadaku lalu menarik tanganku untuk berdiri "Sebenarnya kejadian mu dulu pernah terjadi pada Ayahmu juga."
"Heh? Ayah juga pernah dijodohkan oleh Kakek Hirata?".
Kakek memakai sepatu larinya "Ayo lari 1000 M dulu. Akan Kakek ceritakan masa lalu yang indah."
---31 Tahun Lalu---
Melihat ke arah langit sambil memegang roti tawar dan susu coklat, Kyousuke sedang menunggu seseorang di taman sekolah nya. Setelah memakan roti dan susu nya dia membaca sebuah buku berjudul "The Book of Five Rings" yang dibuat oleh Miyamoto Musashi seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada abad pertengahan.
"Kyou-chan!" Sesosok perempuan memanggil Kyousuke dari lorong sekolah dekat taman.
"Yuiko-chan kau lama!".
Perempuan bernama Yuiko berlari menuju Kyousuke dan mengambil bukunya "Kau masih saja baca buku ya. Coba lakukanlah hal-hal yang menyenangkan."
Kyousuke berdiri dan mengambil bukunya kembali "Hanya buku saja yang membuatku damai!" Dia merapikan bajunya lalu menaruh bukunya kembali kedalam sakunya "Ayo pergi, Ayah ku sudah menunggu "
Hari ini Ayah Kyousuke yaitu Hirata ingin berbicara dengan Kyousuke dan Yuiko untuk membicarakan hal yang penting.
Kyousuke dan Yuiko adalah teman baik sejak kecil dan selalu bersama sampai sekarang. Seperti tradisi Kigahara untuk menjodohkan sang penerus keluarga dengan orang yang dekat dengan sang penerus keluarga jadi hari ini Kyousuke akan diberitahu jika Yuiko akan menjadi calon istri nya.
"Ayah Aku pulang dan sesuai permintaan mu aku membawa Yuiko juga" Kyousuke memasuki ruangan khusus tamu bersama Yuiko. Dia melihat Hirata yang sedang berbicara dengan seseorang dengan rambut pirang bertopi pantai.
"Kyousuke, Yuiko kalian sudah kutunggu duduklah" Kyousuke duduk dihadapan Hirata dan Yuiko masih berdiri.
"Yuiko?" Kyousuke melihat kearah Yuiko yang merasa sangat cemas.
Yuiko akhirnya duduk disamping Kyousuke dengan menarik lengan baju Kyousuke dan menggenggam nya dengan kuat. Kyousuke kebingungan melihat Yuiko yang sifatnya tiba-tiba berubah.
"Sebelum Ayah ke intinya, Ayah ingin memperkenalkan putri kenalan Ayah."
Perempuan pirang tersebut mengarah ke Kyousuke dan Yuiko dan menundukkan kepalanya "Perkenalkan namaku Marie Albertina. Salam kenal Kyousuke, Yuiko."
Yuiko semakin menggenggam lengan baju Kyousuke dengan kuat. Kyousuke menjadi khawatir dengan Yuiko "Ada apa?".
Yuiko hanya diam dan tidak menjawab Kyousuke.
Hirata membuka sebuah surat "Kyousuke mulai hari ini kau akan menggantikan posisi Ayah sebagai tetua keluarga Kigahara!" Hirata memberikan surat itu kepada Kyousuke "Namun sebelum itu kau harus menentukan pasangan mu dalam mengurus usaha keluarga Kigahara."
Kyousuke terkejut dan menjatuhkan kertas itu "Jangan bilang kandidat pasangan ku..."
Hirata tersenyum dan melipat tangannya "Kau benar! Kau bisa memilih Yuiko atau Marie sebagai pasangan mu!".
Sebenarnya selama ini Kyousuke menyimpan perasaan kepada Yuiko namun dia tidak berani mengungkapkan nya kepada Yuiko.
"Kyou-chan bisa kita bicara dibelakang sebentar?".
Yuiko berdiri dan menarik tangan Kyousuke lalu pergi ke halaman belakang "Kyou-chan! Boleh aku jujur sekarang?".
Kyousuke gugup dia merasa jika Yuiko akan mengungkapkan cintanya kepada nya "Kyou-chan jangan memilihku. Aku tidak mencintai Kyou-chan."
Kyousuke merasa di tusuk oleh sebuah pedang di dadanya. Dia rasa ingin mati saja karena di tolak oleh Yuiko sebelum dia mengungkapkan rasa cintanya.
Kyousuke dan Yuiko kembali ke ruang tamu dan Kyousuke mendekati Hirata lalu memberi tahu jika dia akan memilih Marie. Kyousuke dan Marie di suruh oleh Hirata untuk tinggal bersama agar Marie bisa mendukung Kyousuke untuk menjalankan tugasnya sebagai tetua keluarga Kigahara yang baru.
"Kyousuke-san silahkan teh nya".
"Ah terima kasih."
Kyousuke yang masih merasa sakit hati karena ditolak Yuiko berusaha dihibur oleh Marie agar Kyousuke semangat "Kyousuke-san jangan bersedih terus semangat lah."
Kyousuke tersenyum kearah Marie yang berusaha menghiburnya "Kau ini aneh ya Marie. Aku sudah memilihmu tapi kau tau perasaan ku sebenarnya, apa kau tidak keberatan?".
Marie mendekati Kyousuke dan memegang tangan nya "Yah aku sedikit keberatan namun Kyousuke-san semua orang butuh waktu untuk mencintai dan melupakan seseorang didalam hatinya. Jadi jika kau sudah melupakan Yuiko-san maka aku harap ada aku di hatimu yang baru."
Kyousuke tersipu dan rasa sakit yang dia rasakan akibat penolakan Yuiko sudah mulai hilang.
(Yah mungkin benar apa kata Marie, aku harus melupakan Yuiko).
Setelah itu Kyousuke dan Marie membicarakan banyak hal sampai mereka menemukan sesuatu yang hangat diantara mereka berdua.
Karena Marie adalah pasangan Kyousuke jadi dia juga pindah sekolah di sekolah yang sama dengan Kyousuke dan Yuiko. Marie tiap harinya selalu menemani Kyousuke makan dan membuatkan nya bekal saat disekolah namun setelah kejadian itu Yuiko tidak pernah berbicara atau bertemu dengan Kyousuke.
Marie mendatangi Kyousuke yang duduk di kursi taman sekolah "Kyousuke-san?".
Kyousuke yang sedang membaca buku terkejut melihat Marie yang tiba-tiba muncul didepannya "Woah! Marie sejak kapan kau ada di depanku?".
"Baru saja. Kyousuke-san apa kau mau jalan-jalan setelah pulang sekolah?".
Kyousuke melihat kearah langit dan mengembuskan nafasnya secara perlahan lalu berdiri dan menepuk-nepuk kepala Marie dengan sangat pelan "Baiklah. Anggap ini kencan.
Marie tertawa "Hehe Kyousuke-san sudah mulai menyukaiku?".
Kyousuke tersenyum kecut lalu mengelus kepala Marie dengan lembut "Sepertinya."
Setelah itu Kyousuke pergi ke kamar mandi dan Marie menunggu Kyousuke "Yuiko-san keluarlah aku sudah menyadari keberadaan mu dari tadi.
Yuiko keluar dari semak-semak dibelakang kursi yang Kyousuke duduki tadi "Marie....Apa kau menyukai Kyou-chan?".
Marie mendekati Yuiko dan menatapnya dengan serius "Aku mencintainya karena dia orang baik sejak kami tinggal bersama. Dia tidak pernah menyentuh ku ataupun melakukan hal aneh kepadaku" Yuiko terlihat kesal dengan perkataan Marie "Orang sebaik Kyousuke-san masih aja di tolak oleh perempuan yang tidak mau mengakui perasaannya sendiri."
Yuiko mundur selangkah "Aku tidak sedikit pun menyukai si bodoh itu! Aku..."
"Hentikan Yuiko sudah cukup" Kyousuke muncul diantara mereka berdua lalu Kyousuke menarik tangan Marie lalu menciumnya dihadapan Yuiko "Aku sudah menyukai Marie sekarang. Jika kau keberatan maka akan kudengar!".
Yuiko terlihat marah dan ingin menangis saat melihat Kyousuke mencium Marie. Yuiko berlari pergi menjauh dari mereka berdua dan menyembunyikan air matanya dari Kyousuke.
"Maaf Marie kau pasti terkejut kan dengan ciuman tadi?".
Marie mukanya masih memerah dan memeluk Kyousuke "Ciuman tadi benar. Itu rasa cinta mu kan?'.
Kyousuke ikut tersipu juga "Iya itu bukan ciuman paksaan. Aku menyukaimu Marie."
Setelah kejadian itu Yuiko tidak pernah masuk sekolah lagi dan tidak mengirim kabar apa yang terjadi dengannya. Sedangkan itu Kyousuke dan Marie sedang dalam masa kasmaran namun ada sesuatu yang menjanggal dalam hati Kyousuke, walau dia mencintai Marie tapi Yuiko masih ada dihatinya.
Hari ini akhir pekan dan Kyousuke bersama Marie sedang berkencan. Mereka saat ini berada di sebuah kafe untuk makan siang "Jepang memang unik ya tidak seperti Jerman yang selalu kaku."
Kyousuke tertawa "Haha.....Kau benar Jepang memang unik tapi terkadang keunikan malah menjadi tertawaan."
Marie menyodorkan sebuah garpu yang ada spaghetti kepada Kyousuke "Ahhh" Marie mengisyaratkan Kyousuke agar membuka mulutnya agar Marie bisa menyuapinya.
Kyousuke menuruti keinginan Marie dan membuka mulut nya "Enak" Kyousuke membuka sebuah catatan yang berisi list buku yang ingin dia beli hari ini.
"Marie setelah ini ke toko buku yuk."
Marie mengangguk dan meminum jus stroberi nya secara perlahan.
Kyousuke selalu memikirkan dengan keadaan Yuiko, dia sangat khawatir denganya namun dia tidak berani kerumahnya untuk mengunjungi karena dia sudah melakukan hal buruk didepan nya.
Saat mereka ingin pergi ketoko buku Marie tiba-tiba berhenti "Kyousuke-san..." Marie menarik tangan Kyousuke dan ia melihat ada Yuiko di depan mereka.
"Kyou-chan bisa kita bicara sekarang juga?".
Kyousuke berusaha cuek dengan Yuiko dan Marie juga sudah mengisyaratkan agar menghiraukan Yuiko.
"Yuiko-chan jika ingin bicara kenapa tidak disini saja."
Yuiko mengepalkan tangannya "Tidak bisa! Aku hanya ingin berbicara dengan Kyou-chan saja!".
Kyousuke menarik tangan Marie dan berjalan kedepan menghiraukan Yuiko. Yuiko yang merasa kesal karena dihiraukan berteriak "Aku mencintai Kyou-chan! Aku bodoh telah menolak Kyou-chan!" Semua orang melihat kearah mereka bertiga karena pengungkapan cinta Yuiko kepada Kyousuke.
Kyousuke terkejut namun dia sekarang mencintai Marie "Yuiko-chan..."
Marie menggenggam tangan Kyousuke "Kyousuke-san kumohon..."
Kyousuke kebingungan dengan kondisi seperti ini. Karena dia sudah memilih Marie akhirnya Kyousuke pergi bersama Marie meninggalkan Yuiko ditengah keramaian tanpa jawaban Kyousuke.
Yuiko terduduk di tanah dan menangis keras yang menarik perhatian semua orang. Yuiko diamankan di kantor polisi terdekat dan masih menangis keras.
Kyousuke bersama Marie menuju Rumah dan tidak jadi pergi ke toko buku. Sesampainya di rumah Kyousuke mendorong Marie ditembok dan menggenggam erat pundak nya lalu menciumnya dengan paksa.
"Kyousuke-san! Hentikan aku tidak mau melakukan nya dengan paksaan seperti ini."
Kyousuke melepaskan genggaman nya dan terduduk dilantai. Marie memeluknya dan bercuap "Kyousuke-san apapun keputusan mu aku tidak masalah asalkan kau bahagia. Jika kau melakukan nya dengan lembut tanpa amarah dan paksaan maka aku bersedia menyerahkan tubuhku.
Kyousuke melihat kearah Marie dan memeluknya "Maafkan aku Marie! Aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang ini!".
Marie mengusap air mata Kyousuke dan mencium keningnya "Kyousuke-san kau sudah mencintaiku dengan tulus dan itu sudah membuat ku senang. Kyousuke masih punya kesempatan untuk menentukan pilihan untuk memilih aku atau Yuiko-san."
Kyousuke berdiri dan mengangkat Marie lalu menggendong Marie "Kau benar. Terima kasih Marie."
Kyousuke membawa Marie ke ruang tamu lalu menaruh Marie di sofa dan membuatkan kopi. Setelah itu mereka berdua berbicara mengenai perasaan sebenarnya mereka masing-masing dan setelah perbincangan itu Kyousuke menetapkan pilihannya dan sudah bersedia mengubah pilihan nya atau tetap dengan pilihannya.