Pagi ini dimeja makan penuh makanan Jepang dan Jerman. Aku melihat didepan meja Chloe dan Rei-chan sedang adu centong sayur "Kalian berdua kenapa bikin makanan sebanyak ini?".
Chloe mendatangiku dan merangkul ku "Kazuto-sama selamat pagi! Ayo makan makanan khas Jerman buatan ku" Aku lebih suka makanan lokal sih dibandingkan makanan luar. Namun untuk menghormati masakan Chloe aku akan memakannya.
"Kazu-kun silahkan duduk" Rei-chan juga memasak ya jadi aku juga harus memakannya.
Namun ini sangat banyak jadi tidak mungkin aku memakanya sendiri bahkan aku jamin Chloe dan Rei-chan juga tidak bisa. Sepertinya aku memanggil para pengikut ku untuk membantuku memakan makanan yang banyak ini.
Aku mengambil handphone ku lalu menelpon seseorang "Mamoru aku butuh bantuan mu."
-15 Menit Kemudian-
"Wah Kazuto kau baik sekali mengundang ku pesta makan pagimu!" Pengikut pertamaku Mamoru! Dia suka dengan makanan apa saja.
"Aku selalu ingin merasakan makanan Jerman! Terima kasih Chloe-san" Kedua Rize! Dia pernah mengatakan kepadaku jika dia sangat ingin merasakan makanan Jerman jadi dia juga ku undang.
"Kazuto kau beruntung ya" Dan Ketiga Misaki! Aku sebenarnya tidak mau menaggapnya pengikut ku karena dia memiliki pemikiran yang sama denganku jadi dia kuanggap penasihatku. Dia kesini ku undang bersama Rize.
Aku mengambil Sashimi yang dibuat Rei-chan dan mengambil Spätzle buatan Chloe. Dan jujur enakan masakan Rei-chan karena aku suka makanan lokal, bukan berarti makanan Chloe tidak enak tapi karena aku kurang suka makanan luar jadi kurang saja di lidahku.
Karena masih banyak tersisa makanan yang dibuat Chloe dan Rei-chan jadi semua makanan itu ku jadikan bekal makan siang.
Setelah makan pagi aku bersama Rize, Mamoru dan Misaki segera bergegas ke sekolah dengan perut penuh makanan.
Jam pelajaran pertama adalah Bahasa Jepang seperti biasa Aku bolos lagi ke ruang klub perpustakaan untuk membaca dan menata buku baru di sana karena kemarin belum diselesaikan.
Aku datang ke ruang perpustakaan dan berjalan menuju ruang klub "Senpai kau bolos lagi?".
Aku melihat Aoyama dengan kepalanya penuh debu "Aoyama sendiri apa kau bolos?".
Aoyama mengambil kertas kecil di saku nya dan menunjukan kepada ku "Aku sudah dapat ijin dari pengurus perpustakaan" sungguh tidak punya hati pengurus perpustakaan menyuruh gadis kecil menata semua buku-buku baru ini.
"Baiklah Aoyama mumpung aku bolos aku bantu menata buku-buku ini" Mungkin ini pertama kalinya aku membolos punya manfaatnya.
Setelah menata semua buku baru Aoyama membuatkan ku teh hangat "Nih Senpai minumlah."
Dia membuatkan ku teh hijau dan rasanya enak "Teh hijau ini dari mana?".
Dia membuka plastik didekat termos "Oh Teh hijau ini racikan ku sendiri" Tumben ada anak seumuran nya mau meracik teh dan menikmati teh itu sendiri.
Mungkin aku boleh minta sedikit untuk dibawah pulang karena teh ini lumayan menyegarkan "Aoyama boleh aku minta bubuk teh mu?".
"Ah silahkan Senpai aku dirumah banyak teh ini sampai orang tua ku bosan minum teh racikan ku hehe" Teh ini cocok sambil membawa buku.
Aku berdiri dan pergi rak buku baru untuk melihat-lihat buku baru yang menarik "Aoyama apa ada rekomendasimu di buku baru ini?".
Aoyama mendekatiku dan mengambil sebuah buku "Nih Senpai buku tentang Alexander The Great" Wah dia merekomendasikan buku sejarah sang Alexander.
Aku mengambil buku tersebut dan melihat ilustrasi Alexander yang sedang menaiki kereta perangnya "Apa yang menarik dari buku ini?".
Aoyama mengambil buku Alexander "Buku ini sangat bagus karena menceritakan sang Alexander yang ingin mencapai ujung dunia."
Ayah sepertinya aku akan mencoba membacanya nanti.
Namun aku penasaran kenapa Aoyama maniak buku seperti ku"Aoyama kenapa kau senang membaca buku?."
Aoyama tersenyum dan memeluk buku Alexander "Buku adalah jendela dunia semakin banyak membaca maka semakin banyak pengetahuan yang di dapat dari seluruh dunia."
Aku mengelus kepalanya Aoyama karena pendapatnya dengan buku sangat bagus. Aku setuju dengan Aoyama buku sangat penting untuk dibaca agar mendapat banyak pengetahuan "Begitu ya" Aku mengambil gelas teh tadi dan meminumnya namun habis "Aoyama bisa aku minta buatkan lagi?".
"Ah baiklah Senpai" Aku ingin menikmati teh yang sangat enak sambil membaca buku filsafat. "Nih Senpai silahkan diminum."
"Terima kasih Aoyama" Aku duduk di kursi di ruang klub "Jika kau perlu sesuatu maka panggil saja Aku."
Aoyama mengambil sesuatu di tasnya dan mendekati ku "Senpai mau baca buku bersamaku?".
Aku melihat buku yang dipeluk oleh Aoyama yang hanya ada sampul bergambar Domba "Buku tentang apa?".
Aoyama mengambil kursi dari luar ruang klub lalu menaruhnya di samping ku dan duduk sambil membuka halaman pertama buku itu "Ini adalah buku bergambar yang di buat Kakak dulu. Buku ini bercerita tentang seekor Domba kecil yang terpisah oleh Ibunya" Sambil mendengarkan Aku meminum teh buatan Aoyama "Suatu hari ada Domba kecil bersama Ibu Domba sedang memakan rumput di atas gunung tempat Domba kecil ini tinggal. Setiap hari nya Domba kecil selalu bermain di gunung dan berguling-guling dengan senang nya karena Ibunya selalu tersenyum melihat tingkah Domba kecil. Dan suatu saat Domba kecil ini kehilangan Ibunya saat dia bermain di ladang bunga dekat dengan Rumah dia tinggal. Domba Kecil pun berusaha mencari kesemua tempat namun tidak menemukan Ibunya" Dia membalik halaman berikutnya "Domba kecil terus menerus mencari Ibunya namun dia tidak menemukan Ibunya. Lalu saat dia menyerah mencari Ibu nya dia bertemu dengan serigala yang kebetulan lewat serigala. Domba kecil itu meminta bantuan kepada Serigala dan menceritakan situasi nya, Setelah mendengar apa yang dialami Domba kecil itu Sang Serigala bersedia membantu mencari Ibunya." Dia membalik halaman berikutnya "Sang Serigala mengajak Domba kecil kedalam hutan untuk mencari Ibunya. Dan saat mencari Ibunya didalam hutan, Domba kecil menginjak cairan merah seperti darah yang mengarah di semak-semak didekatnya, Domba kecil penasaran akhirnya dia mendatangi semak-semak itu" Aku tidak suka dengan situasi cerita ini.
"..."
Aoyama membalik halaman berikutnya namun tidak ada gambarnya hanya ada kertas putih dengan tulisan (S.L.I) dan diikuti tanggal (02-02-2010).
"Apakah ini belum selesai?".
Aoyama menjadi murung dan menutup buku itu "Iya ini sebenarnya belum selesai."
Aku kebingungan "Kenapa belum selesai?".
Aoyama mengembalikan buku itu kedalam tasnya lalu tersenyum kecut kepadaku "Yang membuat buku ini adalah Mendiang Kakakku Aoyama Masato."
Aku jadi merasa bersalah menanyakan hal yang sensitif kepada Aoyama "Maafkan Aku Aoyama aku tidak peka."
Aoyama mendekatiku lalu mengambil gelas teh pertama ku tadi dan menaruhnya di wastafel "Tidak apa Senpai. Ini tujuan ku juga berbagi cerita Kakak ku yang belum selesai ini."
Aku tidak tahu akhir dari cerita itu karena yang membuat adalah Kakak Aoyama, namun Aku bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Domba kecil itu mendekati semak-semak itu.
"Apa kau tidak ingin melanjutkan cerita yang dibuat Kakak mu?".
Aoyama duduk disamping ku dan membuka buku Alexander "Sebenarnya Aku ingin melanjutkan cerita ini tapi aku takut jika aku akan membuat akhir ceritanya tidak sesuai dengan Kakakku inginkan."
Aoyama sangat menghargai mencintai Kakak nya. Namun aku mengerti perasaan nya Aoyama karena Aku juga punya Kakak, yah cuman kondisi saja yang membedakan kami berdua "Sebentar lagi istirahat dan seperti nya dua orang yang akan mencariku." Dua orang yang kumaksud adalah Rei-chan dan Chloe
Aoyama kebingungan dengan ucapan ku "Hmm?".
Aku membuka loker ruangan klub lalu masuk kedalam karena loker tersebut lumayan luas "Aoyama jika ada yang mencari ku maka bilang saja aku tidak ada disini oke?".
"Aku tidak mengerti tapi baiklah!".
Bel istirahat berbunyi dan aku mendengar dua suara wanita yang sedang bertengkar diperpustakaan "Diamlah! Ini adalah perpustakaan mohon tenang!" Dua wanita yang di tegur oleh Aoyama ya jelas Rei-chan dan Chloe. Mampus makanya jangan mencari ku ditempat paling nyaman ini.
"M-Maaf Aoyama-san aku disini hanya mencari Kazuto-kun."
Aku melihat dari lubang loker dan melihat Aoyama yang melihat kearah loker dimana aku bersembunyi. Aku mohon dia mengerti apa maksud ku tadi "Kigahara-senpai tidak ada disini hanya aku saja dari tadi" Nice Aoyama good job!.
Setelah itu dua wanita itu pergi dari perpustakaan sambil berlari dan bertengkar lagi. Aku keluar dari loker dan mendekati Aoyama "Kerja bagus Aoyama! Aku hutang budi dengan mu!" Aku mengelus kepala Aoyama lagi dan dia kegirangan sepertinya.
"Hehh Kazu-kun bolos sambil menggoda cewek imut diperpustakaan ini ya."
Suara ini..."Rei-chan?...Bukannya tadi kau pergi?".
"Ya aku tadi pergi untuk mengelabuhi Kazu-kun saja" Dia mendekatiku dan menarik kerah baju ku "Pulang sekolah aku harus menasehati mu Kazu-kun! Jangan sampai kau pulang malam!".
Ah sudahlah bodo amat yang penting aku akan diperpustakaan sampai pulangan "Kigahara-senpai makanya jangan bolos lain kali."
Oh ya Aoyama tidak tahu hubunganku dengan Rei-chan jadi dia kira Rei-chan marah akibat aku bolos "Ah iya aku akan mendengar kan mu."
Aku membuka Handphone ku dan melihat ada pesan dari Ayah.
(Kazuto Sore ini kerumahnya Ayah lagi ada yang Ayah ingin bicarakan lagi denganmu).
Apalagi sekarang ini. Jika ada masalah baru yang dilimpahkan kepadaku akibat perbuatan Ayah maka aku akan pergi dari keluarga Kigahara.
Karena Aku malas ke kelas jadi Aku menyuruh Mamoru membawakan tasku ke perpustakaan "Terima kasih Mamoru."
"Kau mau pulang sekarang?".
Aku melempar permen yang ada di tas ku kearah Mamoru "Yah Aku pria yang sibuk."
Mamoru memakan permen dari ku lalu membuang bungkusnya kepadaku "Baiklah. Besok ada yang ingin kubiarkan dengan mu Kazuto" Aku melihat wajahnya yang terlihat sedikit sedih.
"Apa kau ingin menyelesaikan nya?" Mamoru bermaksud untuk menyelesaikan masalah percintaan nya antara Rize dan Futaki.
"Inilah saatnya. Benar kan?" Aku hanya mengangguk dan menepuk pundak nya.
"Iya" Aku berjalan keluar perpustakaan dan berteriak "Tolong bantu Aoyama menyusun buku baru itu ya."
"Ah Baiklah" dia berteriak menjawab ku.
Aku berjalan kearah Rumahku dan melihat banyak sekali mobil hitam diparkir disamping jalan dekat Rumah Ayah. Aku curiga ini akan merugikan diriku lagi "Kazuto tunggu sebentar."
Kakak ku memanggilku dari belakang "Loh bukannya Kakak seharusnya dirumah Ayah?".
Kakak ku mendorongku kuat dan memukul belakangku "Saat ini rumah sedang punya tamu istimewa untuk mu jadi cepat sana."
Dia menghentikan ku dan sekarang dia menyuruhku cepat-cepat masuk kedalam rumah. Aku masuk kedalam halaman Rumah dan melihat Kakek Hirata sedang memegang pedang bambu dengan Ayahku yang terjatuh dengan Jirah samurai yang dia pajang selama ini.
Kakek Hirata adalah panggilan Orang tua laki-laki Ayah. Sejak aku kecil Kakek Hirata minta dipanggil seperti itu.
Kakek Hirata menyadari kedatangan ku dan mendekati ku "Bocah Kazuto! Kau sudah tumbuh jadi laki-laki hebat ya!".
Sebenarnya Aku agak takut dengan Kakek Hirata sejak dulu "Y-Ya ini berkat latihan mental kakek Hirata sejak kecil" latihan mental yang ku maksud adalah latihan berlari keliling desa tempat tinggal Kakek Hirata menggunakan celana dalam, latihan Push up dengan sejumlah kalori yang aku makan saat sarapan, dan yang terakhir adalah memasak makanan dari tumbuh-tumbuhan dan masakan itu adalah makanan yang akan kumakan selama latihan mental bersama Kakek Hirata.
Kakek Hirata mendekatiku dan memegang otot tanganku "Baiklah kau sudah siap!" Dia melumpuhkan kan kaki ku menggunakan teknik rahasianya dan membawaku kedalam mobil hitam.
"Kyousuke! Aku akan membawa Kazuto dan melatihnya untuk menjadi lelaki sejati seperti Diriku."
Aku tidak bisa berbicara karena semua Indra ku lumpuh sementara karena teknik Kakek Hirata. Tapi yang lebih penting adalah Aku akan disiksa oleh Kakek Hirata lagi agar aku menjadi lelaki sejati katanya...