Miyazawa Misaki anak penerus keluarga Miyazawa menurut data yang kudapat dari Mamoru. Sedari tadi aku memperhatikan Miyazawa karena aku penasaran apa tujuannya dia pindah kesini dan juga sedari tadi aku tidak melihat Mamoru dan Saigahara sejak istirahat pertama dimulai. Namun saat setelah dia memperkenalkan diri semua orang langsung melihat kearah Saigahara Karena wajah Misaki dan Saigahara mirip. Ya mirip karena mereka anak kembar yang terpisah karena keluarga Miyazawa.
Miyazawa melihat kearah ku dan dia mendatangiku "Apa kau Kigahara-kun dari keluarga Kigahara?".
Aku akan basa basi dahulu "Apa kau Miyazawa dari keluarga Miyazawa?" Sungguh pertanyaan yang bodoh.
"Ya benar aku Miyazawa Misaki dari keluarga Miyazawa Jadi salam kenal Kazuto-kun."
Dia memanggil namaku karena jika ada anggota keluarga terkenal dan bertemu anggota keluarga yang terkenal lainnya maka kami tidak seharusnya memanggil nama belakang seenaknya jadi kami memanggil dengan nama depan "Ah salam kenal Misaki."
Dia memiliki senyuman palsu yang kuat bahkan orang biasa tidak bisa membedakan senyum palsu dan asli yang dia miliki. Aku penasaran dengan hidupnya di keluarga Miyazawa "Misaki apa kau ingin kuajak berkeliling sekolah?".
Dia mengiyakan ajakan ku. Akhirnya aku mengajaknya berkeliling, sejujurnya aku tidak suka yang beginian tapi demi Informasi aku akan lakukan jika aku tidak menyukainya! Kami berada dilantai ruangan klub dan aku harus menanyakan sesuatu pada Misaki "Misaki apa kau punya saudara?" Aku memancing info dari Misaki dengan pertanyaan.
Tiba-tiba muncul Mamoru dari belakang lalu memukul belakangku dan aku terjatuh "Dasar kau sudah main Ama murid pindahan baru saja."
"Diamlah!" Dia mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri namun saat aku memegang tangannya aku merasakan ada kertas ditangannya dan aku mengambil nya "Jadi apa mau mu?".
"Aku pinjam buku PRmu ya."
Ini hanya sandiwara Mamoru "Baiklah sudah sana!".
Dia pergi dan melambaikan tangannya. Aku membuka isi kertas tersebut dibelakang Misaki dan isinya adalah Saigahara ingin bertemu dengan Misaki dibelakang sekolah.
"Kazuto-kun?".
Baiklah aku akan mengajaknya ke belakang sekolah untuk bertemu dengan Saigahara "Misaki bagaimana kita kebelakang sekolah, itu tempat terakhir yang belum kita lihat bukan?" Padahal belakang sekolah tidak penting juga untuk dilihat.
Kami pergi kebelakang sekolah namun Saigahara tidak ada "Disini cukup tenang juga ya" Ucap Misaki dibarengi angin sejuk lewat diantara kami berdua. Namun aku tidak mengerti kata Saigahara dia ingin bertemu dengan Adiknya ini namun dia dimana sekarang.
"Misaki!" Nah baru muncul orangnya.
Saigahara terlihat sangat sedih saat melihat Misaki namun Misaki membalas dengan wajah penuh rasa benci "Lama tidak bertemu ya kakak yang bodoh."
Aku mundur dan mengamati ini semua, jika ada hal yang tidak dinginkan maka aku akan turun tangan "Misaki syukurlah kau baik-baik saja!" Saigahara mendekat kepada Misaki dan ingin memeluknya namun Misaki menolak nya dengan tamparan.
"Bagaimana rasanya Kakak? Itu yang kurasakan saat kau, Ayah, dan Ibu meninggalkanku!".
Aku tidak mengerti maksud dari Misaki "Apa maksudmu Misaki?! Saat kita kabur dari rumah itu bukannya kau yang membuat dirimu sendiri tertangkap?!".
Dari tadi aku merasakan aura kebencian yang sangat besar didalam Misaki namun yang pasti aura tersebut adalah aura kebencian palsu seperti senyumannya tadi.
"Jangan berbohong! Kalian meninggalkan aku sendirian di rumah gila itu! Kau tau penderitaan disana?! Aku selalu disiksa oleh mereka! Aku kesakitan mereka malah tertawa keras! Dan sedangkan kau? Kau bebas bermain bersama teman-teman mu tanpa merasakan penderitaan yang kualami!".
Teriakan nya itu sangat asli. Itu adalah teriakan yang banyak dialami orang-orang yang sering mengalami penderitaan sampai dia harus berteriak kepada orang lain untuk melepaskan penderitaan nya. Aku mengetahui ini semua karena aku membaca buku ilmu kejiwaan.
"Yah aku memang tidak tahu penderitaan mu Misaki! Namun, namun aku tidak pernah punya niat meninggalkan mu dirumah gila itu! Kau adikku! Kau adikku yang sangat kusayang! Setiap malam aku terus memikirkanmu, aku khawatir jika kau terus disiksa oleh keluarga gila itu jika kau tidak melakukan hal yang mereka inginkan..." Saigahara menangis keras dan terduduk ditanah "Misaki..."
Aku melihat kearah Misaki yang masih menunjukkan aura kebencian palsunya. Sepertinya aku harus bertindak "Saigahara sudahlah, Misaki sampai jumpa."
Aku menggotong Saigahara namun dia cukup berat. Sebelum pergi sepertinya aku harus mengatakan sesuatu kepada Misaki "Misaki aku Kigahara Kazuto tahu semua rahasia keluarga Miyazawa" aku melihat kearah belakang dan melihat Misaki yang terkejut mendengar ucapan ku "Jika kau masih memunculkan rasa kebencian mu itu aku bisa membantumu menghilangkan rasa kebencian mu itu. Jangan berpikir jika aku mendapat semua informasi keluarga Miyazawa dari Ayahku atau anggota keluarga Kigahara, aku mendapat semua informasi keluarga Miyazawa dari tanganku sendiri!" Wah aku sok keren lagi! Rasanya pengen mati aja ah!. Aku kembali berjalan sambil menggotong Saigahara yang masih menangis, sepertinya aku akan membawa nya ke UKS dan memanggil Rei-chan saja.
Saat aku masuk kedalam gedung sekolah ada Mamoru yang sepertinya menunggu kedatanganku dan Saigahara "Yo Kazuto, pasti terjadi hal buruk bukan?".
"Ah sangat buruk" Saigahara tertidur rupanya.
Mamoru menggendong Saigahara sampai ke UKS. Aku pergi keruang guru memanggil Rei-chan.
"Kazu-kun apa kau sudah berbicara dengan Miyazawa-san?".
"Iya sudah dan aku sangat merasakan banyak kebohongan dan penderitaan yang dia terima selama ini saat aku berbicara dengannya" Aku mengambil buku kecil disakuku dan membacanya sambil berjalan.
"Kazu-kun...Aku khawatir jika akan terjadi apa-apa" aku melihat kearah Rei-chan dan aku memegang tangannya.
"Ingat ini Rei-chan, aku tidak hebat di pelajaran saja namun aku juga miliki kemampuan dibidang manapun. Jadi jika terjadi sesuatu jangan khawatir aku bisa melindungi diriku sendiri."
Kami berdua sampai di UKS Saigahara sudah bangun dan Mamoru membuat teh hangat untuk Saigahara "Ah Kigahara-sensei dan juga Kigahara-kun maaf aku merepotkan kalian lagi."
"Tidak apa-apa Saigahara yang lebih penting bagaimana dengan dirimu. Apa menurut mu Misaki tadi tidak berbohong."
Saigahara menatapku dengan tatapan sedih "Dia berbohong. Dia memiliki kebiasaan jika dia berbohong maka diakan memegang siku kanannya" Oh benar juga Misaki selalu memegang siku kanannya saat berbicara dengan Saigahara.
"Wah-wah aku tau jika Kazuto dan Reina-sensei sepasang kekasih tapi ingat tempat dan waktu juga dong."
Aku tidak sadar masih memegang tangan Rei-chan "Diamlah Mamoru!" Aku sedikit malu dan Rei-chan hanya tersenyum kepada Mamoru.
Mamoru memberikan teh yang dia buat untuk Saigahara "Terima kasih Kaguraza-kun. Kigahara-kun dan Kigahara-sensei kalian pulang lah duluan aku ingin berbicara dengan Kaguraza-kun sebentar."
Mungkin dia ingin meminta Mamoru untuk mencari tahu lebih lanjut rahasia keluarga Miyazawa "Baiklah tapi jangan kembali kerumah mu dahulu ingat. Bisa saja ada anggota keluarga Miyazawa menunggu mu pulang disana."
Setelah itu aku dan Rei-chan pulang dan mampir ke supermarket untuk beli bahan makanan. Namun aku melihat Misaki sedang berbelanja juga disini "Rei-chan aku ke tempat ikan sebentar."
"Ah kebetulan ambilkan tuna ya."
Aku mendekati Misaki dengan modus mengambil Tuna yang diminta Rei-chan "Misaki?".
Misaki melihat kearah ku dan dia tersenyum namun kali ini senyuman alami "Ah Kazuto-kun sedang apa disini?".
"Sedang membeli bahan makanan untuk makan malam" aku melihat-lihat harga ikan yang ada disini "Apa kau sungguh berkata sejahat itu kepada kakakmu sendiri?".
Misaki melihat kearah dan kemiri lalu dia mendekatiku "Akan kuceritakan sebenarnya tapi dengan syarat. Apa kau benar-benar bisa membebaskan aku dari keluarga sinting itu?".
Aku menaruh ikan tuna yang dipesan Rei-chan di timbangan dan mengambil secarik kertas berkas rahasia keluarga Miyazawa dan menunjukkan kepada Misaki. Dia terkejut dan langsung mengambil kertas itu "Kau sungguh hebat Kazuto-kun. Kau dapat dari mana ini?!".
Aku tertawa kecil "Ini adalah hasil pekerjaan tangan kananku. Akan kukenal kan nanti jika waktunya tepat" Aku mengambil Tuna yang dipesan Rei-chan"Sekarang kau percaya?".
Dia menggangguk dan memberikan kertas kecil berisi alamat dan keterangan jam "Besok setelah pulang sekolah datanglah ketempat yang sudah kutulis dikertas itu ok?".
"Baiklah" setelah itu aku kembali ketempat Rei-chan "Rei-chan ini tuna nya."
"Lama sekali, ngapain aja kamu?" Sudah kuduga dia akan curiga.
"Tadi tuna nya belum dipotong jadi aku harus nunggu tuna nya dipotong."
Setelah itu kami berdua pulang dan menyiapkan makan malam. Saigahara datang dengan Mamoru yang ikut berkunjung juga karena katanya ada hal yang ingin dia bicarakan "Duduklah dimana saja."
Aku mengambil kertas yang diberikan oleh Misaki "Ini adalah kertas yang diberi Misaki saat aku bertemu dengannya di supermarket. Apakah ini jebakan?" Aku berpikir jika ini jebakan karena Misaki sepertinya sudah merencanakan ini. Karena aku ingin tahu kebenarannya maka dia akan memberi tahu kebenaran nya namun aku harus pergi ketempat yang tertera dikertas, Misaki akan berpikir jika aku akan memberi tahu Siagahara tentang ini yang membuat Saigahara ingin ikut juga dan saat Saigahara berhadapan dengan Misaki akan ada keluarga Miyazawa yang akan menangkap Saigahara. Dan satu lagi alamat itu adalah alamat kafe yang dinaungi oleh keluarga Miyazawa.
"Sudah jelas bodoh" Lalu dia melempar kertas kecil itu kepadaku.
Aku membuka handphone ku dan menunjukkan jam 8 malam "Walau ini jebakan namun aku tetap akan pergi. Karena itulah Mamoru aku ingin kau dibelakang ku."
Dia tersenyum lebar "Yah ini tugasku! Namaku adalah Mamoru yang berarti pelindung karena itu aku siap melindungi orang dekat dengan ku!".
Aku mengangguk dan berdiri "Ayo makan."
"Sebentar Kazuto aku belum bicara. Aku mendapat info jika Ayah Saigahara masih hidup dan beliau sekarang berada dirumah sakit Kyoto."
"Kyoto?! Sejauh itu?".
"Keluarganya menemukan Ayah Saigahara terdampar dilantai dengan darah jadi mereka membawa Ayah Saigahara ke kampung halamannya."
Info yang sangat penting namun belum saatnya mengatakan ini kepada Saigahara.