"Aku ingin menembak Mamoru-kun!" Saat aku berbicara dengan Misaki muncul Rize dengan ucapannya yang membuat kami berdua kaget.
Aku memandang Rize yang wajahnya memerah dan mencoba memastikan perkataan Rize "Menembak? Memangnya Mamoru buat masalah apa sampai kau mau menembak nya mati?".
Dia memukul kepalaku dengan keras "Maksudnya pengakuan cinta Kazuto-kun!".
Misaki tertawa dan memeluk Rize dari belakang sambil mengejekku "Kazuto-kun kau ini bodoh atau memang sengaja?".
Aku mulai kesal dengan Misaki "Aku hanya memastikan jika perkataan Rize itu betulan."
Mereka berdua kebingungan "Memangnya salah Kakak menyukai Mamoru-kun?".
Masalahnya adalah Mamoru dan Futaki Mizore sedang ada dalam masalah cinta! Jika Rize masuk kedalam masalah mereka sebagai orang ketiga maka hubungan mereka akan runyam! "Misaki ikut aku sebentar! Dan Rize diamlah disini sebentar" aku mengajak Misaki bicara Misaki diluar kelas dan memberi tahu keadaan percintaan Mamoru, Aku ingin Misaki membujuk Kakaknya menahan dahulu perasaanya hingga Mamoru tenang dengan perasaanya dengan Futaki.
"Gak mau!" Sudah kuduga.
"Kumohon lah! Ini demi Rize juga agar dia tidak sakit hati" Aku tidak tahu keputusan ku ini tepat atau tidak namun ini demi teman baikku maka akan kulakukan juga yang terbaik untuknya.
"Hubungan Mamoru-kun dan Futaki itu kan sedang kacau jadi ini adalah kesempatan emas bagi Kakak untuk mendapatkan Mamoru-kun."
Ah sudahlah Kakak dan Adik memang keras kepala "Ah kalian berdua. Sudah aku ingin pergi ke atap sekolah untuk menenangkan pikiranku."
Aku meninggalkan Misaki dan pergi keatas atap untuk tidur disana, setidaknya tempat itu adalah satu-satunya tempat dimana aku bisa tenang dengan sempurna...Jika Rei-chan tidak tahu tempat ini maka aku akan leluasa ditempat ini "Ah sakit" Luka akibat hantaman botol kaca masih belum sembuh sempurna jadi agak sakit berbaring tanpa bantal.
"Kazu-kun! Kan sudah kubilang jangan berbaring tanpa bantal" Ah Rei-chan, baru saja aku ingin tenang tanpa gangguan. Kenapa semua orang seperti ingin menghancurkan semua ketenangan yang aku inginkan.
"Rei-chan jangan menghalangiku untuk menikmati angin sore hari ini."
Rei-chan duduk disampingnya kepalaku "Sini kepalamu pasti sakit bukan karena langsung bersentuhan dengan lantai keras" Dia mengangkat kepalaku dan menaruhnya dipaha "Gimana? Sudah lumayan."
Ah nyaman sekali "Tidak buruk juga" sangat nyaman untuk tidur disini jika saja tiap hari begini maka hidupku akan bahagia selamanya.
"Kazu-kun, Rize-san mengirimkan pesan di handphone mu" sejak kapan dia mengambil handphone ku.
"Apa katanya?".
Rei-chan terdiam beberapa detik "Katanya dia mengajak kita ke taman bermain akhir pekan nanti."
Dia mengajak kami karena dia malu jika pergi berduaan bersama Mamoru. Aku sebenarnya menolak ajakan nya untuk pergi ke taman bermain tapi karena Rei-chan sangat ingin pergi ke taman bermain jadi terpaksa aku juga harus ikut.
"Misaki kau juga dipaksa?" Aku melihat wajahnya yang tidak senang.
Dia tertawa "Sekali-kali aku bersenang-senang dengan Kakakku" padahal tujuan Rize Kusumo hanya ingin mengungkapkan cintanya kepada Mamoru.
Miaski mengajak Rize dan Mamoru pergi ke wahana mobil kart dan sedangkan Rei-chan menarik-narik tanganku dan mengajakku naik rollercoaster "Apa kau yakin mau naik benda yang melingkar itu?" Dia menjawab dengan anggukan penuh semangat, aku tidak bisa menolaknya dan akhirnya aku naik rollercoaster bersama Rei-chan.
Aku ingin mati setelah naik wahana gila itu "Dimana Misaki dan yang lain sekarang?" Aku melihat sekitar lalu melihat Misaki dan Rize tertawa bersama...itu membuatku senang.
"Rie-chan mana cincinmu?".
Rei-chan mengambil cincin tunangan di dalam tasnya "Nih aku simpan didalam tas biar gak hilang."
Aku mengambil cincin itu dan memegang jari manis Rei-chan "Cincin ini sudah kupasangkan dijari manis mu lagi dan ingatlah ini Rei-chan jika cinta kita terus ada maka cincin itu tidak akan hilang" Aku berdiri dan melihat Mamoru yang ketakutan saat dikejar boneka maskot taman bermain ini "Woi Misaki, Rize, Mamoru ayo kita pergi kerumah hantu."
Rei-chan dan Mamoru tidak mau karena ketakutan tapi kupaksa apalagi Mamoru "Kau ini laki-laki! Beranilah sedikit!" Dia akhirnya menurut. Aku berpasangan dengan Rei-chan pastinya dan Mamoru bersama 2 wanita " Enak ya situasi harem."
"Diamlah bodoh!".
Aku mengincar situasi Rei-chan kaget dan dia meloncat ke arahku lalu aku memeluk nya. Namun tempat ini sesuai dengan namanya aku lumayan takut, aku penasaran dengan Mamoru apakah dia sudah pingsan atau masih kuat.
"Disini gelap ya" Aku mencoba berbicara dengan Rei-chan agar dia tidak terlalu takut.
"I-Iya" Rei-chan mendekat denganku dan merangkul tanganku "Kazu-kun!".
Ah imutnya "Tenang lah Rei-chan belum ada hantu yang muncul kok" tiba-tiba muncul tengkorak tertawa dan Rei-chan berteriak lalu menginjak-injak kaki kiri ku.
"R-Rei-chan tenanglah.." kiri ku sangat sakit. Lalu muncul lagi hantu dengan isi perutnya yang kelihatan. Rei-chan histeris dan dia memukul orang yang memerankan hantu itu.
"Rei-chan!! Maafkan aku tuan" Rei-chan berjalan keluar sambil menangis ketakutan "Rei-chan tenanglah itu hanya bohongan.
Setelah itu Mamoru dan yang lain menyusul "Rumah hantu harus di hancurkan! Rumah hantu harus dihancurkan!" Mamoru terlihat sangat depresi setelah keluar dari rumah hantu, Rize juga namun Misaki hanya tertawa melihat mereka berdua.
Aku membelikan air minum untuk 3 orang ketakutan tadi "Rei-chan nih minum. Mamoru dan Rize juga" situasi Rei-chan melompat ke arahku karena ketakutan tidak ada jadi aku lumayan kecewa. "Bagaimana kita makan dulu baru lanjut? Ini sudah jam makan siang."
Mereka bertiga masih sedikit trauma dengan rumah hantu tadi "Misaki bagaimana ini?".
Dia masih tertawa tanpa henti, aku jadi curiga dengan Misaki apa Misaki adalah seorang yang sadis? "Kita beli Yakisoba saja lihat mereka bertiga seperti manekin yang seperti mau dijual" Yah sudah dipastikan Misaki adalah orang yang sadis.
Setelah kami makan Yakisoba aku mengajak yang lain naik Bianglala sebagai tempat terakhir sebelum pulang. Misaki dia pulang duluan karena dia ada urusan dengan Ayahku untuk mengurusi struktur anggota keluarga Miyazawa.
"Rize semangat lah!" Biang Lala kupilih karena wahana ini adalah wahana paling romantis dan cocok untuk pengungkapan cinta seseorang. Mereka berdua naik duluan baru aku dan Rei-chan menyusul "Rei-chan duduklah di sampingku."
Dia mengangguk lalu duduk disebelaku. Dia memakai baju yang sangat cantik sesuai dengan dirinya itu membuatku terpesona setiap Rei-chan diam seperti ini...Jari manisnya masih ada cincin tunangan kami dan aku memegang tangan Rei-chan "Ada apa Kazu-kun kau hari ini seperti ingin dekat denganku."
Ketahuan ya "Rei-chan bisakah kau berjanji dengan ku?" Aku mencium pipi Rei-chan.
"Jangan jadi manja Kazu-kun. Janji apa yang harus kujaga?".
"Berjanjilah tetap disisiku, berjanjilah selalu bersamaku...Aku sangat mencintai Rei-chan sekarang jadi cinta Rei-chan kepadaku juga sudah terbalas bukan?".
Rei-chan sedikit malu dan membuka tasnya "Baiklah aku berjanji" Rei-chan mengambil sesuatu "Sebagai bukti Kazu-kun pakailah ini".
Aku diberi gelang yang bermotif serigala salju "Baiklah aku akan memakainya" setelah aku memakainya kami berciuman didepan sinar matahari yang muncul di jendela Biang Lala kami.
Saat kami keluar aku hanya melihat Mamoru saja, aku merasakan sesuatu yang buruk "Mamoru dimana Rize?".
Mamoru menunjukkan wajah sedih kepadaku "Kazuto kau tau semuanya kan?" Aku hanya bisa memalingkan wajah ku lalu menangguk "Masalahku dengan Mizore saja belum selesai.
Entah mengapa aku jadi merasa bersalah "Aku sudah melarangnya untuk tidak buru-buru" Mamoru melihat kearah ku lalu dia pergi duluan meninggalkan kami berdua. Jika saja aku memberi tahu kondisi Mamoru kepada Rize mungkin tidak akan terjadi hal seperti ini.
Aku dan Rei-chan pulang lalu mandi bersama "Kau masih memikirkan yang tadi Kazu-kun?".
Aku menaruh handuk basah dikepalaku "Iya. Dulu Mamoru memberi tahuku jika dia menyukai Futaki Mizore dan Futaki Mizore juga sama namun ada salah paham hingga sekarang mereka ada sedikit masalah."
Aku keluar duluan dan Rei-chan masih mandi. Aku ke kamar lalu menelpon Mamoru untuk memastikan keadaanya.
(Mamoru apa kau tidak apa-apa?).
(Mendingan lah) suara menjengkelkan nya yang menandakan kondisinya kembali baik (Jadi kau butuh apa?).
(Kau menolak Rize bukan).
Dia terdiam sebentar (Iya aku menolaknya. Awalnya aku merasa bersalah namun setelah dirumah aku mendapat pesan dari nya jika dia tidak akan menyerah dengan perasaanya padaku, aku jadi semangat).
Untunglah Rize juga baik-baik juga (Ah Syukurlah kalian berdua baik-baik saja. Kalau begitu sudah ya).
(Baiklah Partner).
Aku pergi ke balkon rumah dan memandang langit malam yang penuh dengan bintang. Aku sudah berubah selama satu bulan ini, awalnya aku hanya punya satu teman baik yaitu Mamoru dan sekarang aku sudah memiliki tiga orang teman baik yaitu Rize, Misaki, dan Aoyama. Dan sekarang aku memiliki seseorang yang akan terus disampingku dan aku sangat tulus mencintainya...Aku akan berubah demi Rei-chan agar aku bisa menjadi yang terbaik untuk Rei-chan.
Terima kasih telah mengikuti cerita ini dan cerita ini masih berlanjut ke volume 2 jadi ikuti terus cerita Kazuto bersama Reina :)
Me And My Teacher Relationship Volume 1 selesai.