Sudah 2 minggu kepalaku yang bocor ini sembuh dan sekarang Aku kembali menikmati keseharian ku kembali. Sekarang Aku berada di atap sekolah sambil menikmati angin yang berhembus di atap sekolah ini dengan cuaca yang cukup hangat dan seperti biasa aku juga sedang membolos pelajaran karena sangat membosankan bagiku. Kegiatanku sekarang hanya membaca buku dan mengurus klub perpustakaan yang akan diubah menjadi klub sosial yang kegiatannya akan membantu guru konseling mengurus murid yang punya masalah atau bermasalah.
Karena sebentar lagi musim panas aku ingin pergi ke gunung dan tinggal di gunung selama musim panas. Gunung adalah tempat paling nyaman dan tentram bagiku untuk menghabiskan waktu di musim panas, tanpa gangguan dan kebisingan aku bisa hidup di gunung selamanya jika aku bisa.
Ada yang membuka pintu atap sekolah dan ternyata Mamoru yang membuka pintu itu "Kau disini rupanya Kazuto."
Mamoru mendatangiku sambil membawa roti yakisoba yang aku minta dia belikan sebelum aku bolos pelajaran "Terima kasih Mamoru!" Tadi pagi juga aku belum sempat makan karena aku berangkat ke sekolah pagi-pagi untuk mengurus dokumen pertentangan perubahan klub perpustakaan.
Mamoru terlihat bimbang "Ada apa dengan denganmu? Biasanya kau berisik jika bersamaku" Sejak pengakuan cinta Rize dia sangat murung seperti merasa bersalah terhadap Rize. Padahal Rize sudah bilang jika dia tidak akan menyerahkan untuk mendapatkan Mamoru walau sudah di tolak "Putuskan lah sekarang! Pilih Futaki atau Rize?".
Dia melempar batu kerikil kearah ku "Aku tidak ingin menyakiti menyakiti salah satu dari mereka."
"Jadi kau mau nya apa?! Situasi Harem?!" Dia memang orang baik tapi kebaikannya itu terkadang malah jadi boomerang bagi dirinya sendiri.
"Ya enggaklah! Hukum tidak membolehkan poligami" Jadi dia memiliki niat poligami selama ini.
Setahuku hukum membolehkan adanya poligami asal pihak yang bersangkutan tidak keberatan dan menerima adanya poligami. Ah sudahlah kok aku yang pusing mikirin nya lebih baik aku memikirkan klub perpustakaan yang akan diubah menjadi klub sosial yang sangat bertentangan denganku.
"Jadi bagaimana Kazuto apa kau masih berurusan dengan guru dan OSIS tentang perubahan klub?".
Baru mau ku bicarakan dengan si bodoh ini "Iya sudah, bahkan aku membuat dokumen penolakan perubahan klub namun di tentang oleh guru konseling."
Mamoru tertawa "Sudahlah menyerah saja Kazuto guru konseling yang baru ini tidak bisa kau kalahkan."
Benar dia sangat benar karena guru konseling yang baru adalah Rei-chan! Setelah dia menjadi guru konseling yang baru dia bersikeras untuk merubah klub perpustakaan menjadi klub sosial tanpa ijin dulu dariku sebagai ketua klub perpustakaan. Jadi sekarang kami berdua sedikit ada konflik disekolah karena keputusan sepihak Rei-chan "Mamoru bagaimana denganmu?".
"Aku setuju dengan keputusan Reina-Sensei, begitu pula dengan Aoyama dan Rize mereka sama denganku" Sepertinya aku saja yang menentang ini.
Tiba-tiba aku mendapat pesan lewat handphone ku dari Ayah yang isi pesannya adalah
(Kazuto sore ini datanglah kerumah Ayah! Ada hal yang penting harus dibicarakan)
Sepertinya yang ingin dibicarakan oleh Ayah adalah pertunangan Kakak dan Rey dari keluarga Albertina. Saat mengetahui jika Kakak sudah punya tunangan Ayah setengah mati kaget sambil mengucapkan sumpah serapah kepada pasangan Kakak. Namun setelah mengetahui pasangan Kakak Ayah terdiam lalu meminta maaf kepada Kakak dan Rey.
Sebelum pergi pulang dan pergi ketempat Ayah aku memberi tahu Rei-chan jika aku dipanggil oleh Ayah untuk pergi ke rumah nya dan Rei-chan mengatakan akan menyusul ku ke rumah Ayah setelah dia selesai memeriksa lembaran jawaban siswa.
Sebelum pulang aku mampir sebentar ke perpustakaan untuk memeriksa buku baru yang baru saja datang tadi siang "Loh Senpai belum pulang?".
Aoyama dengan badan kecilnya membawa banyak buku ditangan nya "Woi Aoyama kau bersemangat sekali ya" Aku mengambil setengah buku yang dia bawa.
"Ah terima kasih Senpai" Aoyama menuju rak buku untuk menyusun buku baru ini "Buku baru sangat bagus kan Senpai! Semakin banyak buku maka semakin banyak juga pengetahuan."
Aku setuju dengannya, semakin banyak buku maka semakin banyak pengetahuan yang ada. Aoyama memang maniak buku sepertiku.
Karena tidak tega melihat gadis kecil yang menyusun buku di perpustakaan sendirian akhirnya aku membantu Aoyama sampai sekolah sepi dan Aku lupa jika harus kerumah Ayah "Sudah jam segini" Aku melihat ke luar jendela dan ternyata sudah gelap.
"Ah Senpai sampai disini saja. Besok saja kita lanjutkan."
"Kau benar Aoyama. Mari kita pulang."
Karena Aku terburu-buru jadi Aku tidak bisa menemani Aoyama pulang. Saat aku sedang berjalan didepan supermarket dekat rumahku aku melihat Rei-chan yang sedang membawa bahan makan malam. Aku memanggil Rei-chan lalu dia menoleh kebelakang dan tersenyum manis kepadaku "Bukannya Kazu-kun tadi duluan pergi ke rumah Ayah?".
Aku mengambil belanjaan Rei-chan dan membawakannya "Saat Aku mau pulang Aku mampir dulu keperpustakaan untuk memeriksa buku baru yang datang tadi pagi dan melihat Aoyama sedang menyusun buku baru diperpustakaan. Karena tidak tega jadi kubantu saja" Badan nya yang kecil dan imut membuatku tidak tega melihatnya melakukan pekerjaan berat.
"Kazu-kun semakin perhatian kepada orang" Rei-chan merangkul tangan kananku.
Sepertinya Rei-chan benar, aku semakin perhatian dengan seseorang yang aku kenal "Rei-chan juga kan yang merubahku" Aku memegang tangannya dan kami bergandengan tangan sambil berjalan menuju rumah Ayah.
"Jadi Aku berhasil?" Dia melihat kearah ku menunggu jawaban dariku.
Aku hanya tersenyum melihat Rei-chan seperti ini "Ya Rei-chan berhasil merubahku."
Kami sampai di rumah Ayah dan Aku melihat Ayah bersama Kakak sedang bermain Shogi di ruangan tamu. Namun kamar tamu ini sangat penuh dengan barang Kakak yang habis keliling dunia "Kakak kapan datang?".
Dia tersenyum kepadaku dan sepertinya suasana hatinya sedang senang. Karena Kakak ku sangat jarang sekali tersenyum kecuali kalau dia sedang bahagia "Baru saja kok aku datang" Sedangkan aku melihat Ayah yang terlihat sedih karena anak kesayangan akan menikah sebentar lagi.
"Baiklah kalau begitu aku akan membantu Ibu didapur untuk membuat makan malam" Rei-chan pergi ke dapur dan Ibu langsung heboh karena kedatangan Rei-chan.
Aku menghadap Ayah dan duduk disamping Kakak ku "Jadi apa yang Ayah ingin bicarakan bersamaku? Apakah masalah pernikahan Kakak?".
Kakak ku sedikit tertawa sambil menepuk pundak ku "Kazuto, Ayah mohon kau tenang dan dengarkan perkataan Ayah" Aku merasakan firasat yang sangat buruk tentang ini "10 tahun lalu saat Ayah di Jerman bersama teman Ayah sedang mabuk di sebuah bar, tidak sengaja kami berdua membuat janji untuk menikah kan kau dengan putrinya Chloe."
Aku tidak bisa berucap apapun, Kakakku menahan tawa nya, dan Ayah memalingkan wajahnya seolah-olah berkata (Jangan salahkan Aku) "Kalau begitu Ayah bilang saja jika Anak mu yang selalu menjadi korban janji Ayah nya ini sudah mendapat pasangan yang cantik dan sempurna!" Aku menahan diriku untuk tidak marah kepada Ayah.
"Tidak bisa. Ayah berjanji kepada pemimpin keluarga Albertina, yaitu Edward Albertina..." Oh My Lord.
Kakak semakin menahan tawanya hingga terdengar seperti babi kejepit sedangkan aku menatap sinis Ayah "KALAU BEGITU KENAPA AYAH BARU BILANG SEKARANG?!".
"Maafkan Ayah Kazuto. Ayah juga lupa sampai Edward menelpon Ayah untuk membahas pernikahan Taiga dan Rey sekalian dia juga membahas janji yang Ayah lupakan selama 10 tahun."
Ayah mengatakan kepadaku jika Ayah mengingkari janjinya dengan Pemimpin keluarga Albertina maka hubungan ekonomi kedua keluarga akan runyam dan pernikahan Kakak di batalkan. Ah sialan! Kenapa akhir-akhir ini aku sering sekali dihadapi masalah yang tidak kuinginkan dan selalu merugikan ku.
"Baiklah. Ayah, Kakak kumohon sembunyikan ini dari Rei-chan dan akan kuusahakan membuat putri pemimpin keluarga Albertina tidak menyukaiku!" Ya gak mungkin juga dia langsung menyukaiku karena janji Ayah kami berdua tanpa pernah saling bertemu dan saling melihat. Pasti dia tidak setuju dengan pernikahan tiba-tiba ini.
Setelah makan malam dirumah Ayah, Aku dan Rei-chan langsung pulang kerumah "Rei-chan tidur lah duluan. Aku punya pekerjaan yang harus aku selesaikan" Pekerjaan yang ku maksud adalah melanjutkan membaca buku sastra yang tidak selesai tadi siang.
Keesokan harinya di kelas banyak rumor beredar jika ada siswa pindahan dikelas ini lagi. Padahal baru 1 bulan sejak Misaki pindah ke sekolah ini dan sekarang ada murid pindahan lagi "Mamoru apa kau tau siapa murid pindahan ini."
Mamoru yang sedang berbicara dengan Rize dan Misaki melihat kearah ku "Tumben kau bertanya hal seperti itu. Apa kau penasaran."
"Ya bisa dibilang begitu."
Rize mendatangiku "Aku dengar dia orang Jerman yang akan menetap di Jepang untuk urusan keluarga nya."
J-Jangan-Jangan murid pindahan ini...Ah tidak mungkin pernikahan Kakak saja masih lama, gak mungkin putri pemimpin keluarga Albertina akan ke Jepang duluan.
Bel Homeroom berbunyi dan Rei-chan masuk keruang kelas bersama Murid Baru. Dia memang orang Jerman dengan mata biru dan rambut pirangnya itu membuat para laki-laki dikelas kegirangan terutama Mamoru.
"Baiklah Diam dulu sebentar. Albertina-san perkenalkan dirimu."
Saat aku mendengar nama Albertina keluar dari mulut Rei-chan aku merasa jantungku sempat berhenti selama 1,5 detik "Namaku Albertina Chloe, Aku dari Jerman dan ini pertama kalinya aku berada di Jepang. Salam kenal semuanya."