Saat ini aku sedang berada diperpustakaan bersama Aoyama dan Mamoru yang menyusun buku baru diperpustakaan. Kali ini pikiran ku kosong aku penasaran ada apa dengan Saigahara sekarang sudah 1 Minggu dia bolos sekolah dan sama sekali belum ikut kegiatan klub kalau ketahuan Ketua OSIS maka aku akan ditegur! Ah pasti aku disalahkan "Oh ya Mamoru aku belum melihat ketua OSIS akhir-akhir ini kemana dia?".
"Aku tidak tau juga. Lagipula apa gunanya kau bertanya padaku "
Ketua OSIS Futaki Mizore sering keperpustakaan untuk bertemu dengan Mamoru. Aku tidak tahu hubungan mereka berdua namun sepertinya mereka dekat "Biasanya dia datang kesini untuk mengganggu mu jadi kukira kau tau kemana dia."
"Hubungan kami gak sedekat itu kau tahu."
Namun aku merasa mereka sangat dekat seperti orang pacaran "Baiklah sudah jam segini" aku mengambil mangan ilmu tasku dan mengambil buku baru diperpustakaan untuk bahan bacaan dirumahnya "Sudah mau pulang senpai?".
"Yah aku ini pria yang sibuk soalnya" berlagak sok keren, rasanya mau muntah.
"Akhir-akhir ini juga kau sering pulang cepat ya Kazuto."
Mamoru adalah orang yang paling kubenci saat dia curiga karena kecurigaan nya pasti selalu benar! "Itu terserah ku bukan urusanmu juga kan?".
Dia memasang muka curiganya "Baiklah itu memang urusanmu" baguslah dia hanya diam tanpa banyak tanya kali ini "Nanti kalau kau sudah punya waktu perkenalkan pada teman sejiwa mu ini ya."
Ini anak! "Apa maksudmu?".
Kali ini dia memasang muka licik "Jangan pura-pura bodoh ya aku tau jika ada sesorang yang menunggumu dirumah."
Aku menutup mulutnya dan membisikan sesuatu "Ingat jika aku memberi tahu semua orang tentang ini maka hidupmu akan tidak nyaman lagi seperti dahulu. Mengerti?!".
"Jadi benar ada?!".
Aku menjadi kesal dan langsung keluar dari perpustakaan laku menuju ruang guru.
"Maaf menunggu Kazu-kun."
Katanya dia ingin makan crape dan es krim jadi dia mengajakku sekalian kencan kedua kami. Yah kencan Minggu lalu kacau karena...
-Minggu Lalu-
Aku bangun pagi sekali untuk olahraga rutinku setiap hari libur lalu mandi dan bersiap-siap kencan dengan Rei-chan. Ini kencan pertamaku dan Rei-chan jadi aku ingin agar kencan ini sempurna bagi Rei-chan.
Suara bel berbunyi "Ah Kazu-kun bisa bukakan pintunya? Tanganku lagi kotor."
Aku menuju pintu depan dan membuka pintu, ternyata yang datang adalah Ayah dan Ibu Rei-chan "Ahh...Paman selamat pagi."
Ayah Rei-chan adalah mantan atlit binaraga jadi kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana tubuh ayah Rei-chan "Kazuto!! Kau adalah Suami anakku! Jadi kau harus tegas setiap saat!".
Aku lumayan ketakutan dengan Ayah Rei-chan karena biasanya sangat besar "B-Baik Paman!".
Ayah Rei-chan melihatku dan menepuk pundakku "Panggil aku Ayah!".
Aku tidak mengerti apa yang ada di kelapa orang tua satu ini tapi yang pasti aku tahu maksud kedatangan Ayah dan Ibu Rei-chan kesini "Sebentar lagi aku dan Rei-chan akan berkencan jadi apa Ayah dan Ibu ingin menunggu--".
"Kami ikut" dibalas langsung oleh Ayah Rei-chan. Kan sudah kuduga kedatangan mereka adalah ikut kencan kami, tapi untunglah Ayah dan Ibuku tidak ikut juga kali ini.
"Yo Kazuto kami juga akan ikut" sudahlah ini namanya bukan kencan tapi piknik keluarga. Setelah itu kami berenam pergi ke taman pohon sakura lalu pergi ke Tokyo Tower dan terakhir kami pergi ke taman dekat rumahku di sana Ayah ku dan Ayah Rei-chan bermain baseball bersama anak-anak lalu Ibu ku dan Ibu Rei-chan memasak makan malam dirumah ku. Sedangkan aku dan Rei-chan duduk di ayunan.
"Kencan terburuk yang pernah ada" keluhku.
Rei-chan tertawa dan mengelus kepalaku "Sudahlah lain kali kita berdua saja yang akan berkencan."
Aku melihat kearah Rei-chan yang menonton para Ayah bermain baseball. Aku merasa Rei-chan semakin cantik "Rei-chan..." Tanpa sadar aku refleks mencium bibir Rei-chan.
"Heh?!! A-Ada apa Kazu-kun."
"Aku tadi melihat Rei-chan begitu menawan tanpa sadar aku malah menciummu."
Tiba-tiba ada bola baseball mengarah kepadaku namun berhasil kuhindari dan yang melempar nya adalah Ayah Rei-chan "Beraninya kau mencium pipi anakku di depan umum dan di depan ku?!!!.".
Lalu Ayah Rei-chan mengejarku sambil memegang tongkat baseball sampai akhirnya Ibu Rei-chan menghentikan Ayah Rei-chan. Setelah makan malam kencan mengerikan bagiku berakhir dengan ketiganya semua badanku karena dikejar oleh Ayah Rei-chan.
-Kembali Ke Waktu Sekarang-
Sekarang kami berada ditangan kota, aku sedang duduk dikursi taman dan Rei-chan sedang Memesan crape. Aku tidak terlalu suka makanan manis tapi untuk kali ini aku akan mencoba nya.
"Nih Kazu-kun crape coklat kopi mu" aku mencoba memakan crape ini dan rasanya tidak terlalu buruk juga karena rasa kopi yang begitu kental jadi aku lumayan menyukai crape ini.
"Rei-chan apa kau mau tau impianku selama ini?" Mungkin aku selalu bilang ingin menjadi ayah dan menjadi penerusnya namun sebenarnya aku memiliki impian yang tersimpan rapat dihatiku.
"Boleh aku tahu" dia bersandar di kepalaku.
"Apakah seorang guru boleh bersandar kepada muridnya seperti ini?".
Rei-chan tertawa dan menusuk pipiku dengan ujung bungkus crape yang lumayan tajam "Ceritakan ayo ceritakan Kazu-kun, apa mimpimu sebenarnya."
Aku menggenggam tangan Rei-chan "Sebenarnya aku ingin menjadi penulis. Aku ingin membuat banyak cerita dan berbagi ceritaku kepada semua orang di dunia seperti buku-buku yang sudah pernah kubaca." Aku menyimpan rapat-rapat impian ku yang egois ini karena aku tidak ingin mengecewakan Ayah.
Rei-chan tersenyum dan mencium pipiku "Jika kau ingin lakukan maka lakukanlah, jika kau tidak ingin lakukan maka jangan lakukan."
Benar apa kata Rei-chan namun ini hanya impian egoisku jadi aku tidak merasa kesal atau marah dengan semua keputusan ku sekarang ini "Rei-chan...Terima kasih."
Lalu kami pergi ke kedai es krim dan kembali makan makanan manis. Namun kali ini es krim tidak akan kumakan karena makanan yang satu ini terkadang membuat lidahku jadi beku dan omongan jadi seperti orang latah.
"Rei-chan seperti kau senang sekali makan es krim itu."
Wajah Rei-chan semakin lucu dan imut setiap dia kena otak beku. Setelah Rei-chan puas dengan makan eskrim 1 mangkuk besar kami langsung pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan untuk makan malam "Bagaimana Omelet?".
"Ide bagus Kazu-kun!".
Akhirnya kami memutuskan untuk membuat Omelet. Menyenangkan juga bisa seperti ini seperti hidupku sudah lengkap saja, aku sepertinya sudah menyukai Rei-chan sekarang.
Saat kami keluar dari supermarket aku melihat seseorang yang mirip Saigahara diujung gang dekat supermarket "Rei-chan apa yang diujung itu Saigahara?".
Rei-chan mendekati gang kecil itu "Iya benar itu Saigahara-san."
Aku masuk kedalam gang dan melihat Saigahara yang sedang menangis dengan baju yang sangat kotor "Saigahara?! ada apa denganmu?!"
Saigahara melihatku dan dia tambah menangis, Rei-Chan yang mendengar tangisan Saigahara langsung masuk ke gang "Saigahara-san?!"
Melihat kondisi ini aku dan Rei-chan berusaha menghentikan tangisan Saigahara "Rei - chan bagaimana kita bawa Saigahara kerumahnya. Dia sangat kotor sekarang ini!"
Aku menggendong Saigahara lalu Saigahara pingsan "Enak ya menggendong cewek yang tidak berdaya."
Aku sama sekali tidak mengerti mengapa Rei-chan cemburu dengan kondisi seperti ini "Rei-chan sungguh aku tidak mengerti denganmu" setelah itu Saigahara bangun saat sampai di rumahku. Dia masih belum mau bicara jadi Rei-chan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan badan nya.
(Apa kau sedang sibuk Mamoru?) Aku sedang menelpon Mamoru.
(Aku sedang membaca buku terlarang mu yang kau berikan padaku kemarin) Aku memberikan semua buku terlarang ku kepada Mamoru atas perintah Rei-chan.
(Baiklah kau sedang tidak sibuk. Mamoru aku ingin kau menyelidiki keluarga Saigahara).
Mamoru terdiam beberapa detik (Apa sekarang kau serius?).
Mamoru adalah orang yang paling berguna disaat seperti ini (Iya ini sedang serius, jadi Mamoru aku ingin kau mencari tahu keluarga Saigahara).
(Baiklah tapi beri aku hadiah).
Sudah kuduga (Baik nanti kukenal kan kau kepada Pacarku) lebih tepatnya istriku.
(Oke aku bersemangat sekarang. Sudah ya besok tunggu hasilnya) menutup telpon nya. Mamoru orang yang kupercaya jadi tidak masalah jika aku memberitahukan kepadanya hubungan ku dengan Rei-chan.
"Kazu-kun bisa buatkan teh hangat."
"Baik" namun yah aku pernah bilang jika aku tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain namun jika kondisi seperti ini maka aku merasa harus bertindak ikut campur dalam masalah Saigahara.
Rei-chan dan Saigahara yang sudah mandi duduk dimeja makan "Saigahara kau sudah sadar?" Aku menaruh teh didepannya.
"Ah ya aku sudah tidak apa-apa. Maaf merepotkan mu Kigahara-kun dan juga Kigahara-sensei."
Aku duduk disampingnya Rei-chan dan aku mencium bau harum yang sangat nyaman "Saigahara bisakah kau ceritakan apa yang terjadi padamu?".
Saigahara meminum teh yang kuberikan tadi "Aku pernah bercerita tentang keluarga ku kan Kigahara-kun? Nah sekarang akan kuceritakan masa laluku" Saigahara menarik lengan bajunya dan aku melihat banyak sekali luka bekas pecutan "S-Saigahara apa yang terjadi padamu sebenarnya."
Rei-chan menarik bajuku dan menunjukkan muka yang sedih "Ini adalah bukti jika dimasa lalu aku adalah anak yang tidak diharapkan oleh keluargaku. Aku lahir dari seorang Ibu dari keluarga terhormat bernama Miyazawa dan Ayahku dari keluarga biasa Saigahara. Aku memiliki kembaran bernama Miyazawa Misaki dan sekarang aku tidak tahu dimana dia. Sejak kecil aku selalu dibandingkan oleh Kembaranku Misaki karena dia anak yang berbakat sedangkan aku hanya anak biasa dari keluarga biasa."
Miyazawa adalah keluarga yang dekat dengan perusahaan Ayahku, keluarga itu bergerak di bidang kebudayaan dan Ekonomi.
Saigahara melanjutkan ceritanya "Semakin Misaki mengalahkan aku dibidang pelajaran, olahraga, dan tata karma aku selalu disiksa oleh cambuk-cambuk tetua keluarga Miyazawa dan sebaliknya jika aku berhasil mengalahkan Misaki maka Misaki juga akan dicambuk oleh tetua keluarga Miyazawa. Ayah dan Ibuku awalnya tidak mengetahui ini semua sampai akhirnya Ayahku melihat kami berdua disiksa diruang penyimpanan, Ayahku murka dan membunuh salah satu tetua keluarga Miyazawa. Ayah dan Ibu membawa kami kabur namun Misaki berhasil ditangkap oleh keluarga Miyazawa. Untuk menghindari kejaraan para tetua Ayah dan Ibu kami memutuskan berpisah dengan Ayah membawaku hidup bersamanya."
Aku tidak tahu jika seberapa sintingnya keluarga Miyazawa "Jadi sekarang ada apa denganmu? Bagaimana kau berada diujung gang tadi?".
Saigahara menutup lengannya lagi "Minggu lalu saat aku pulang Keluarga Miyazawa ada di rumahku dan salah satu dari mereka memukul kepala Ayahku menggunakan botol kaca. Mereka menangkap ku dan menyekapku di rumah mereka selama 6 Hari. Aku mendengar jika aku akan dijual kepada pedagang manusia sebagai budak sex. Aku memberontak dan kabur sekuat tenagaku hingga aku sampai di gang tadi lalu aku berharap aku mati saja disini daripada dijual dan dijadikan mainan!" Saigahara menangis keras setelah itu, Rei-chan juga ikut menangis setelah mendengar cerita Saigahara. Aku tidak menyangka jika keluarga terhormat seperti Miyazawa ternyata sangat busuk dan sinting dibelakang layar.
Setelah itu Rei-chan membawa Saigahara tidur bersamanya sedangkan aku tidak bisa tidur setelah mendengar cerita Saigahara.