setelah Zia pindah kembali ke asrama, mereka jarang sekali bertemu, mereka hanya bertemu seminggu sekali dalam beberapa bulan ini, itu semua dikarenakan kesibukan masing-masing.
suaminya itu sering kali menjemputnya di kampus maupun di asrama membuat para gadis-gadis menjadi iri kepadanya.
telah beberapa kali ia jatuh hati kepada pria yang menjadi suaminya itu tapi ia selalu menolak untuk mengakuinya. kehalusan dan kelembutan semua perlakuan itu yang membuatnya menyukai pria ini. apa karena kebersamaan yang menumbuhkan rasa cinta itu tapi dia belum mau menyadari bahwa perasaan itu mulai mengembang bahkan akan berubah menjadi sebuah produk baru yang bernama cinta.
liburan akhir pekan ini mereka habiskan untuk mengunjungi Ayah Fian. semua masih berjalan seperti biasa, udara yang biasa, suasana yang biasa, tempat yang biasa.
"lebih baik kau tidak memberitahu Ibu dan kakakmu lebih dulu, pasti mereka akan sangat marah, begitu juga dengan kakakmu yang sampai sekarang belum juga menikah". kata Ayah Fian kepada putranya. Zia mendengus tak memperdulikannya ketika mendengar kata-kata itu.
di sore yang masih sangat terik di kediaman milik Ayah Fian begitu ramai anak-anak kecil sedang bermain layang-layang di lapangan tak jauh dari rumahnya. Ia mulai bergabung dengan anak-anak kecil itu sedangkan Zia duduk manis memperhatikan mereka. angin bertiup meniupkan rambut lurus yang sedikit dipotong rapi yang mulai memanjang terlihat sangat mempesona. sinar matahari sore menyinarkan cahaya keemasan di wajah tampan milik pria itu, sebuah senyum membuatnya berhalusinasi dalam fikirannya. "ternyata suamiku begitu tampan" bagaikan sebuah mashmallow yang meleh terkena panasnya perasaan. seolah-olah itu adalah pengakuan bahwa aku jatuh hati padanya. jantungnya berdebar lebih kencang ketika ia melihat wajah tampan suaminya itu semakin mendekat. tubuhku terasa terbakar ketika ia mulai mendekat. jangan mendekat... jangan mendekat seolah-olah kata-kata itulah yang ingin ia katakan. apakah aku benar-benar menyukainya.
"ayo kita mandi, aku akan mengajakmu ke danau di dekat sini". wajah itu terlihat lebih tampan bila dilihat dari sudut pandangnya bahkan ketika keringat itu mengalir di lehernya itu sangat menggoda.