Maafkan aku melakukan ini Lin, aku terpaksa. Semoga ini yang terbaik untukmu, walaupun aku tau Rizal bukan yang terbaik untukmu tapi setidaknya kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dari mereka berdua. Amran mengirim pesan ke Elin.
Setelah menyerahkan foto ini, Amran akan memilih pindah dari situ. Dia sudah meminta izin pada Ayah dan Bundanya untuk mencoba mandiri. Sebentar lagi skripsinya selesai dan dia ingin mencoba merantau mengikuti jejak ayahnya yang bekerja di perusahaan pertambangan.
Amran datang kerumah Rizal dan bermaksud berpamitan dengan Papa dan Mamanya. Bagaimana pun, dia sering makan dan tidur di sana. Selayaknya dia berpamitan.
Zal, hanya ini yang bisa aku berikan padamu. Dan tolong hanya sampaikan ini ke Elin. Bagaimana pun, aku tidak pernah ingin mengumbar aib siapa pun.
Kamu tenang saja, Rizal membuka amplop sambil tertawa melihat foto itu. Setidaknya selama aku dengan Elin, aku sangat menghormatinya. Elin pasti tidak bisa menerima foto ini. Mukanya sungguh lugu jika di depan Elin ternyata dia juga Rubah.
Baiklah, kita impas sekarang. Aku izin pamit, malam ini aku akan pindah.
Mau kemana kamu? Apakah kamu menghindariku?
Aku akan mencoba hidup mandiri, beberapa bulan lagi aku akan menyusul Ayah ke Kalimantan. Aku harap kamu bisa menerima semuanya dengan baik ya Zal. Apa pun itu, orang harus hidup dengan kenyataan bukan mimpinya.
Apakah kamu menghindariku?
Tidak!! Aku tidak pernah menghindari masa lalu Zal, aku selalu menghadapinya. Aku hanya tidak ingin masa lalu membuat kita tidak bisa berjalan kedepan. Aku tidak ingin terikat dengan masa lalu karena buatku sekarang Sheila pantas mendapatkan yang terbaik dariku. Begitu pun kamu... Jika ada waktu, silahkan berkunjung. Aku akan menerimamu dengan tangan terbuka.
Bagaimana pun, kamu tetaplah sahabatku Zal. Aku akan menerimamu kapan saja dan dengan kondisi apa pun. Semoga kita bisa bertemu kembali dengan keadaan yang lebih baik lagi. hampir 3 Tahun ini merupakan hari-hari yang berat untuk kamu dan aku. Tapi aku bisa bangkit, aku harap kamu pun begitu.
Amran memeluk sahabatnya dari kecil itu, dan meninggalkan Rizal yang masih terpaku karena tidak percaya Amran memilih menjauh darinya.
Di bukanya kembali amplop itu, lelaki yang dilihatnya di foto ini sangat berbeda dengan yang dilihatnya bersama Elin. Bukan berbeda mukanya tapi sikapnya. Ternyata lelaki ini menutupi keburukannya dengan bersikap seolah-olah polos di mata Elin. Dia harus merebut Elin kembali bagaimana pun caranya.
Rizal sengaja tidak menghubungi Elin 3 hari ini, dia sibuk mencari keterangan dari beberapa orang yang mungkin mengenal Aga. Termasuk siapa wanita di dalam foto itu. Amran mengganti nomor ponselnya sehingga Rizal tidak dapat menghubunginya. Alhasil Rizal menghubungi mantan pacarnya untuk mengetahui siapa wanita itu. Dia mengajaknya keluar dan mulai meminta bantuan untuk mengetahui masa lalu Aga.
Aga dan teman-temannya termasuk terkenal di sekolahnya jadi bukan hal sulit mencari informasi. Dalam waktu 2 hari Rizal mendapat semua siapa mantan Aga sampai bagaimana kelakuan Aga selama sekolah.
Elin merasa tenang 3 hari ini dia benar-benar tidak di hantui oleh Rizal. Kalau tidak tiap pagi, siang, sore pasti Rizal meneleponnya. Jika tidak diangkat dia akan mengirimi Elin pesan berkali-kali.
Lin, malam ini kakak kebetulan ada acara keluarga. Kakak tidak kerumahmu ya.
Iya kak, nga' apa-apa.
Akan kakak hubungi ketika sudah pulang ya.
Oke Kak... Hati-hati ya...
Love You...
Love You Too...
Non Elin panggil bik Agus...
Iya bik, di panggil Mama nya di depan.
Okey bik...
Elin membawa buku yang di berikan Aga padanya...
Pa, mana Mama... Di depan ada Rizal.
Rizal teriak Elin kaget. Ngapain dia ke sini?
Iya, Rizal jawab Papa Elin.... Kenapa?
Elin, nga mau nemuin Rizal.
Kalau kamu memang tidak suka lagi sama dia, hadapi saja. Kenapa menghindar?
Tapi Pa...
Temuilah, kamu jelaskan lagi padanya... Papa tidak menyuruhmu memilih Rizal tapi Papa juga tidak ingin kamu kejam sama salah satunya.
Baiklah, Elin berjalan lambat ke ruang tamunya.
Dia duduk di samping Mamanya...
Akhirnya kamu datang juga Nak, Rizal sudah setengah jam menunggumu di sini.
Ada apa lagi kak?
Lin, tegur mamanya...
Nga' apa-apa Ma.
Bicara baik-baik ya kalian berdua. Mama ambilkan buah dulu.
Terima kasih Ma, jawab Rizal sambil tersenyum lebar.
Lin, aku ingin mengatakan bahwa aku sudah merelakanmu dengan Aga.
Elin menatap kaget ke Rizal. Akhirnya pikir Elin tenang.
Kakak tau, kesalahan yang lalu membuatmu tidak dapat menerima kakak kembali tapi bisakah kamu memaafkan kakak? Setidaknya kakak ingin kamu bahagia.
Baiklah!! Jika permintaan maaf kakak, Elin terima. Apakah kakak bisa menatap kedepan?
Kakak sudah merelakanmu, tapi jika belum kamu maafkan masih ada yang mengganjal.
Elin akan memaafkan kakak dan berharap kakak bisa menemukan wanita yang jauh lebih baik dari Elin.
Terima kasih Lin. Apakah kita masih bisa berteman? Setidaknya Tante mu dan Om ku adalah keluarga.
Elin menganggukan pelan kepalanya.
Setidaknya kakak sekarang sangat lega, kakak harap kamu bisa bahagia dengan Aga. Buat kakak, asalkan kamu bahagia. Kakak akan merelakan mu.
Kakak harus menemukan wanita yang lebih baik dari ku.
Rizal tertawa, Pasti. Kakak akan mendapatkan wanita setidaknya sama sepertimu.
Elin tertawa, tidak akan ada wanita yang sama seperti aku kak. Aku satu2nya di dunia ini.
Rizal sangat senang, Elin sudah bisa bercanda padanya. Jika ingin mendapatkan Elin, dia harus mendukungnya dulu. Setidaknya dia harus berada di dekat Elin, kalau dia terus-terusan bermusuhan dengannya maka akan lebih sulit dia mendapatkan Elin.
Rizal pamit pulang ketika waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Dia mendapatkan banyak sekali poin malam ini. Elin yang asyik mendengar cerita Rizal selama di pendidikan membuatnya lupa jika hp nya ketinggalan di kamar. Dia mengantarkan Rizal sampai ke depan rumah dan kembali ke kamarnya.
Dilihatnya ada 3 panggilan tak terjawab dari Aga. Elin menghubungi balik ke nomor Aga tapi hp nya tidak aktif. Mungkin dia habis batre ujar Elin. Elin membaca pesan dari Aga. Aku sudah pulang, apakah kamu sudah tidur? Isi pesan Aga padanya.
Maaf Kak tadi Hp ku di kamar. Kamu sudah tidur?
Elin meletakkan hp nya. Dan sebuah balasan pesan masuk ke hp nya.
Hy Lin, terima kasih karena sudah memaafkan ku. Aku sudah sampai di rumah. Entah kapan kita akan bertemu lagi, sampai jumpa di kesempatan yang lebih baik lagi. Semoga kamu bahagia dengan Aga. Kalau kamu butuh teman ngobrol, aku siap kapanmu kamu hubungi.
Syukurlah Kak, aku harap kamu bisa bahagia sekarang. Sampai berjumpa di waktu dan kesempatan lebih baik lagi juga. Aku mendo'akan mu agar bisa mendapatkan wanita yang baik juga.
Elin menutup dengan emoticon senyum...
Dia mencoba lagi menelepon Aga tapi masih saja tidak aktif. Ini kali pertama Aga tidak bisa di hubungi selama 3 bulan hubungan mereka.
Sepertinya ada yang tidak beres menurut Elin, perasaannya tiba-tiba tidak enak.