Chereads / Kamu dan Aku / Chapter 53 - Masa Lalu Aganthara (2)

Chapter 53 - Masa Lalu Aganthara (2)

Hampir 1 minggu ini Hp Aga tidak aktif, Elin sebenarnya tidak tenang tapi dia rasa tidak pantas kalau dia menanyakan terkait Aga pada teman-temannya. Siapa tau Aga bukan tipe yang suka membicarakan hubungan dengan orang lain. Tapi ini jelas tidak normal, kenapa Aga tiba-tiba seperti menghilang. Bukankah mereka baik-baik saja sebelum Aga pergi. Atau karena Elin tidak bisa di hubungi?

Tapi itu bukan alasan, hp nya hanya tertinggal di kamar. Bukan sengaja menghindari telepon Aga. Atau Aga melihat Rizal datang kemarin dan cemburu. Bukan suatu alasan, bukankah seharusnya Aga menanyakan langsung padanya. Lagian Elin tidak akan menyembunyikan apa pun.

Rizal datang ke rumahnya untuk berpisah baik-baik bukan ada maksud lain dan mereka pun hanya mengobrol di ruangan tamu.

Kebetulan hari ini ada acara di rumah Imas, mama dan papanya sudah pergi duluan. Elin masih menunggu Riyadi menjemputnya. Sebenarnya Elin ingin mengajak Aga tapi Aga tidak bisa dihubungi 1 minggu ini. Dia hanya meninggalkan pesan.

"Kak, hari ini aku ada acara keluarga di rumah Imas."

Aga melihat pesannya masih juga belum di baca.

Lin, kenapa tidak mengajak Aga. Bukannya kamu biasanya mengenalkan orang yang dekatmu ke keluargamu. Kali ini kenapa kakak lagi.

Tidak apa-apa kak, Kak Aga juga ada acara keluarga. Aku tidak bisa memintanya menemaniku. Lagian semuanya sudah kangen padamu padamu.

Siapa yang tidak kangen dengan cover boy seperti kakakmu ini.

Elin tidak ingin kakaknya tau, mereka lebih sulit di atasi masalah prasangka. Karena sesama pria kadang mereka lebih sering berpikiran negatif. Dan Rizal pun walau pun hadir tetap tidak bisa mendekati Elin karena ada Riyadi.

Kamu mau langsung pulang Lin tanya Imas. Ya, rencana nya begitu. Kenapa?

Aku kemarin bertemu dengan temanku. Dia melihat postingan foto kita bersama Kak Kyo dan lainnya.

Terus?

Kamu pulangnya nanti aja, kamu tidak inginkan kalau Kak Riy tau tentang hal yang tidak baik soal rombongan Kak Aga.

Ya, aku akan minta kak Riy pulang duluan. Nanti aku minta Ruby saja yang mengantarku.

Gampanglah, soal itu.

Lin, aku sebenarnya tidak ingin kamu melihat ini. Tapi menurutku lebih baik kamu tau masa lalu Kak Aga sebelum kalian berencana yang lebih serius lagi.

Imas menyerahkan foto-foto Aga.

Sepertinya Kak Aga bukan lelaki yang polos sesuai dugaanmu. Dia memiliki gaya american style soal menjalin hubungan. Kamu dan dia selama ini sudah sejauh apa?

Sejauh apa, apanya tanya Elin.

Pacaran kalian.

Elin, meletakkan foto-foto itu kembali ke meja. Mas, kamu taukan aku seperti apa?

Ya, aku percaya padamu tapi aku hanya takut kamu terbujuk oleh Kak Aga. Karena menurut kakaknya temanku, Kak Aga itu playboy dan tidak ada satu pun wanita yang menolak permintaannya.

Apakah kakak temanmu itu, mantannya Kak Aga?

Imas menganggukan kepala.

Aku bukan tidak percaya Mas, tapi apakah kita harus mendengar pendapat dari orang yang jelas-jelas pernah punya masalah dengan kak Aga.

Aku tidak bermaksud apa-apa Lin. Karena aku takut kamu terluka. Aga tipe cowok yang mudah bosan dan tidak perhatian. Kamu sangat manja dan baik.

Hubunganku dan Aga memang sedang tidak baik-baik saja sekarang. Dia sudah tidak ada kabar hampir 1 minggu ini.

Apa masalahnya?

Tidak ada, komunikasi terakhir kami baik-baik saja. Hanya tiba2 dia tidak ada kabar dan hp nya mati.

Kamu sudah mencoba mencarinya?

Aku merasa tidak pantas jika mencarinya. Toh, memang kami sedang tidak ada masalah hanya dia yang tiba2 menghilang. Aku rasa dia butuh waktu untuk dirinya sekarang.

Kamu harus mencari tau dan mencari kejelasan Lin.

Aku punya tenggat waktu Mas, jika sampai 1 bulan dia tidak ada kabar. Maka aku anggap kami sudah selesai.

Bukankah itu terlalu lama kamu menunggunya?

Aku tidak masalah Mas, berpacaran bukan prioritas utama ku. Jadi kalau memang sudah tidak cocok, untuk apa di paksakan jawab Elin sambil memasukkan foto itu ke dalam amplopnya kembali.

Fotonya boleh aku simpan tanya Elin ke Imas.

Kamu simpan saja, kalau tidak nyaman bisa kamu buang juga. Aku juga tidak nyaman melihatnya. Kamu sudah mau pulang? Aku panggil Ruby ya.

Eh Kak Rizal, mau kemana?

Aku pamit dulu ya Mas. Masih ada piket malam ini.

Kakak sama Ruby nga ?

Kenapa?

Elin mau pulang, mau minta di antar Ruby.

Bareng aku aja Lin, sekalian sejalan kan.

Tidak apa-apa kak.

Udah nga apa2, yok... Rizal menarik tangan Elin dan mendorongnya ke arah mobilnya.

Kamu kenapa tanya Rizal...

Kelihatan tidak bersemangat...

Tidak apa-apa Kak, hanya lelah saja...

Tidurlah, nanti kalau sampai Kakak bangunkan...

Aku tidak mengantuk.

Oh ya, kakak ada beberapa video lucu. Nih coba kamu nonton ini saja, siapa tau jadi bersemangat ujar Rizal memberikan Hpnya.

Elin sempat terpaku dan mengambil handphone yang di sodorkan Rizal.

Oh ya kodenya, kamu jangan marah ya. Aku lupa menggantinya. Tanggal jadian kita. Maaf kalau kamu tidak nyaman. Tapi aku terbiasa menggunakan angka itu.

Tidak apa-apa jawab Elin.

Nanti setelah ini aku ganti ujar Rizal.

Buka saja di video, banyak video lucu2 di situ. Siapa tau moodmu bisa kembali.

Elin membuka Galeri Hp Rizal...

Di bukanya satu persatu video di hp itu.

Sesekali Elin tertawa dan Rizal menjelaskan ulang video itu sambil tertawa...

Kamu masih sering clubbing kak?

Sesekali kalau pas suntuk, aku akan ke Club sama anak-anak.

Kami hanya duduk, mendengarkan musik dan minum sedikit.

Aku sudah lama tidak mabuk ujar Rizal. Sudah hampir 3 tahun setelah kejadian malam itu.

Kejadian malam itu? tanya Elin sambil berpikir...

Ya, malam aku meneleponmu sambil mabuk.

Maafkan aku Lin, pasti kamu sangat ketakutan waktu itu.

Tidak jawab Elin, aku tidak apa-apa.

Rizal tertawa, padahal aku sudah membayangkan kamu sedih,emosi,takut. Ternyata imajinasiku saja yang berlebihan karena kamu sebenarnya sangat kuat dan aku sangat merasa bersalah sampai beberapa detik yang lalu.

Elin tertawa, boleh aku melihat video2 di club?

Tidak masalah, aku suka merekam kondisi ketika sedang di Club. Buka saja, tidak ada yang rahasia...

Foto ini dimana Kak?

Oh, itu di Lotusa tempat bermain billiard. Aku dan beberapa rekan kadang mengajak main ke sana ketika kami luang.

Elin membesarkan fotonya. Benar ini Aga bisiknya dalam hati. Tapi kenapa dia di sana.

Ada videonya juga dek kalau kamu mau liat2, kakak sering merekam situasi pada saat lagi main.

Elin membuka video di hp Rizal siapa tau ada video yang menangkap lelaki di belakang temannya Rizal.

Elin menstop videonya.

Betul ini Aga, lelaki di belakang itu Arvan dan Ade. Tapi siapa wanita di depan Aga.

Kapan kakak sering ke sana?

Paling sering sih sabtu Sore, paling jam 9 an sudah pulang.

Lusa malam teman kakak sudah reservasi. Kamu mau ikut?

Nanti Elin kabarin ya kak.

Oh ya, gimana kabar Aga? Kenapa nga ikut ke rumah Tante?

Aga ada acara keluarga juga Kak, jadi sama-sama tidak bisa menemani. Elin menonton kembali video tersebut dan menarik nafas panjang.

Ada apa? Kamu terlihat sedang tidak baik-baik saja.

Tidak apa-apa kak, Elin tersenyum menoleh ke arah Rizal.

Rizal tersenyum melirik ke arah Elin yang masih memegang handphonenya.