Chereads / Kamu dan Aku / Chapter 51 - Amran

Chapter 51 - Amran

Tidak pernah terbayangkan bahwa dia harus melakukan semua permintaan gila Rizal. Dia bahkan pernah hampir membuat Elin celaka karena mengikuti permintaan Rizal demi bertemu dengan Elin.

Amran beberapa kali mengikuti Elin hanya demi mengikuti perintah Rizal. Kalau bukan dulu Mama Rizal mendatangi Mama nya dan mengatakan bahwa Rizal menderita karena perbuatan Amran yang ingin merebut Elin darinya. Mana mungkin Amran akan mengikuti keinginan Rizal. Mama Amran meminta Amran menebus kesalahannya dengan cara apa pun sampai mendapatkan maaf dari Rizal.

Amran sangat patuh pada orang tuanya makanya dia menuruti keinginan Rizal. Tapi kali ini, Rizal betul2 kelewatan.

Kalau saja tidak memandang persahabatan orang tuanya, maka sudah lama Amran pasti akan mengejar Elin. Tapi ini dia harus menjaga nama baik orang tuanya di tempat tinggalnya. Niat Amran dari awal tidak ada ingin merebut Elin dari Rizal. Amran sangat tau bagaimana sifat Elin. Prinsip nya sangat kuat, dia tidak akan pernah menyukai sahabat mantan pacarnya apa lagi sahabat pacarnya sendiri. Sebelum Amran memberi tau Elin, dia pun sudah berkali-kali memperingatkan Rizal untuk berubah.

Wanita sebaik dan setulus Elin, dikhianati oleh pacar yang sangat dia hormati.

Amran tidak tahan melihatnya. Melihat pengkhianatan Rizal terhadap Elin. Mungkin memang perasaan sukanya yang mendorong dia mengatakan kecurangan Rizal tapi tidak pernah terbersit dia mau mengambil Elin dari Rizal.

Untuk lelaki seperti dirinya yang notabene tidak berani menghadapi wanita secara langsung tapi dia nyaman dengan Elin pada pertemuan pertama. Dia tidak berani mengambil resiko menyatakan sukanya pada Elin untuknya cukup melihat Elin tidak di permainkan oleh Rizal saja sudah cukup.

Dulu Amran berfikir kalau tidak adil untuk Elin jika terus bersama Rizal. Dia sangat tau bagaimana Rizal. Mempertahankan Elin dengan dalil wanita seperti Elin baik untuk dijadikan istri. Walau kadang dia tidak suka dengan cara pacaran Elin, dia tidak memaksa apa pun pada Elin tapi dia mencari wanita yang bisa di ajak main-main dengannya. Dengan alasan menghormati Elin dia mencari kepuasan dengan wanita lain.

Ketika Amran menyukai Elin pun, dia tidak menyembunyikan apa pun pada Rizal. Dia mengatakan jika dia menyukai Elin. Rizal tau sekali jika Elin tidak akan pernah mau berpacaran dengan sahabat mantan pacarnya. Tapi Rizal mengatakan kemana-mana jika Amran bermaksud merebut Elin darinya.

Kali ini dia harus lepas dari kebodohan Rizal. Sudah cukup beberapa tahun ini, dia mengikuti semua kemauan Rizal yang akhirnya hampir melukai Elin. Bahkan Sheila pernah sangat marah padanya terkait Elin. Sesama wanita Sheila tidak bisa menerima apa yang di perbuat Amran yang hampir saja mencelakai Elin tapi di satu sisi dia harus membantu Amran lepas dari ini semua. Sheila benar-benar merasa menyesal sampai sekarang, dia bahkan tidak ingin sampai bertemu lagi dengan Rizal dan Elin. Sebagai wanita dia malu karena membiarkan Rizal mempunyai kesempatan mendekati Elin yang pasti sangat membenci Rizal. Sedangkan Rizal dia sangat tidak suka dengan lelaki yang beralaskan cinta demi memenuhi ambisinya.

"Doy, aku butuh bantuanmu ucap Amran di telepon."

Ada apa Ran? tidak biasanya kamu menghubungiku.

"Kamu ingat Aganthara?"

Anak Band SMA kita dulu?

"Ya, hanya ada satu Aganthara di sekolah kita"

Kamu dapat masalah dengannya Ran?

"Tidak, tapi kebetulan kenalanku sepertinya dekat dengannya sekarang"

Kenapa kamu menanyakan tentang Aganthara padaku?

"Kamu ingat kita dulu pernah mengambil foto untuk riset pergaulan anak dari zaman ke zaman"

Ya, waktu itu kita membuat riset tentang pengaruh perkembangan zaman terhadap cara berpacaran.

"Ya, di dalam riset itu. Kita sempat mengambil foto-foto Aganthara dan teman-temannya."

Tapi tidak jadi kita munculkan karena terlalu vulgar waktu itu Ran.

"Apakah kamu masih menyimpan foto-foto itu?"

Aku tidak terlalu ingat meletakkannya dimana, yang pasti foto-foto itu ada di album SMA kita dulu. Aku menggabungkannya, sekedar untuk kenang-kenangan.

"Aku membutuhkannya, bisa kamu bantu aku menemukannya?"

Ran, itu gambar yang tidak baik. Bukankah kita di anjurkan untuk tidak membicarakan Aib saudara kita.

"Doy, kalau aku punya pilihan. Aku tidak akan melakukan hal ini. Aku hanya ingin melindungi temanku. Kita sama-sama tau dia orang seperti apa dulunya. Temanku ini benar-benar wanita baik2 Doy. Aku hanya ingin melindunginya saja."

Apakah kamu menyukainya Ran? Bukankah kamu sudah memiki Sheila. Dia juga wanita baik-baik.

"Mana mungkin aku mengkhianati Sheila, bisa di gantung sama orang tua ku Doy. Aku hanya ingin memberi tau saja, masalah selanjutnya biarkan dia memilih jalannya."

Apakah dia wanita yang kamu sukai Ran?

"Dia wanita yang pernah aku sukai dulu, tapi sekarang aku sudah menerima Sheila Doy. Walau awal aku mendekati Sheila karena ingin dekat sama dia, tapi aku tidak akan mengorbankan Sheila. Dia sudah banyak berkorban untukku selama ini, dan sudah sabar menunggu aku membuka kembali hatiku."

Elin?

"Doy, kenapa kamu jadi terkesan mewawancaraiku?"

Saudara, aku hanya mengingatkanmu. Jangan sampai kamu menyia-nyiakan wanita yang jelas-jelas sangat mencintaimu dan ingin mengajakmu ke arah yang baik hanya karena perasaan yang jelas bisa kau hilangkan.

"Baiklah!! Aku benar-benar ingin terlepas dari bayangan Elin, bantu aku satu kali ini saja Doy. Aku ingin menyelesaikan semuanya segera agar aku bisa hidup tenang dengan Sheila"

Aku akan bantu cari, tapi ingat jangan berikan kepada orang lain. Jika tujuanmu Elin, maka berikanlah langsung ke Elin. Jangan melalui Rizal. Aku benar-benar tidak bisa percaya dengannya, baik dulu maupun sekarang. Biar semua orang mengatakan dia sudah berubah tapi bagiku dia tetap sama.

"Terima Kasih Ya Doy, kabari aku segera jika sudah menemukannya"

Nanti malam aku ke rumahmu, aku sudah ingat dimana meletakkan foto-foto itu. Tapi ingat ya Ran, setiap tindakan yang kau lakukan pasti ada konsekuensinya. Entah nanti Elin akan menerimanya baik atau bisa juga dia akan menerimanya tidak baik.

"Terima kasih Doy, ini pun pilihan sulit bagiku. Ini salah satu jalan terakhir yang aku punya sehingga aku bisa terlepas dari Rizal dan benar-benar melepaskan Elin."

Aku akan memberikan semuanya padamu, segala konsekuensinya aku tidak ikut campur sama sekali.

"Aku akan menanggung semuanya jika terjadi apa-apa Doy, terima kasih karena kamu selalu ada untukku."

Amran menutup teleponnya, semoga ini benar akhir segalanya untuk dia. Entah akhir ini akan baik atau tidak tapi dia sudah tidak tahan dengan Rizal. Sudah waktunya dia mengakhiri keegoisan Rizal padanya selama ini. Ini bukan waktu yang sebentar untuk Sheila menghadapi dirinya, merasa tidak dicintai sepenuhnya begitu Rizal menceritakan tentang Elin. Bahkan melibatkan Sheila demi bisa bertemu dengan Elin, mengatas namakan pengkhianatan yang tidak pernah dilakukannya.

Satu-satunya cara agar dia terlepas dari semua ini adalah menjauh dari Rizal dan keluarganya selama-lamanya. Setelah menyerahkan apa yang diinginkan Rizal, dia akan menjauh dari sana selamanya. Itu akan lebih baik buat dirinya dan Sheila. Menghilang dari masa lalunya yang terus seperti duri di dalam daging. Tidak terlihat tapi terus melukai.