Ibuku yang ke mana pembicaraan ini akan berakhir langsung memotong pembicaraan. "Aisyah sayang, kakakmu memanggilmu. Ada kain yang harus dibawa untuk para wanita Bani Khuwaylid, " ucapnya.
Ayah berbisnis kain dan pakaian. Bani Tamim merupakan suku besar. Kami bergelut di berbagai bidang perdagangan yang berbeda-beda. Kami adalah pedang yang dipercaya. Banyak yang meminta kami mengirimkan barang-barang dari Yaman sampai Suriah. Pun dengan barang dagangan yang akan masuk ke seluruh wilayah arab, baik sutra maupun rempah-rempah dari Afrika, atau ke kota-kota di Yaman.
Mekkah dikenal sebagai pusat perdagangan. Julukannya "jantung dunia yang berdetak". Ayah pernah berkata bahwa dunia ini memiliki dua jalan besar. Kedua lengannya membentang ke arah selatan. " Yang satu membawa kain sutra dan beludru, sementara yang lainnya membawa rempah-rempah. " Kedua hal ini menjadi ilmu penting dalam lingkup besar perdagangan di Mekkah: kain sutra dan rempah-rempah. kelompok-kelompok perdagangan Mekkah pun sudah ditentukan.
Ayah dan kakekku adalah lentera yang merajut masa harum kain sutra di dunia.
Banyak juga keluarga lain yang sama-sama membawa rempah-rempah ke Mekkah. Namun entah mengapa kelompok bisnis rempah-rempah yang juga berdagang minuman keras, pertama, dan bahan kimia selalu bersandar pada orang-orang bersenjata, petugas keamanan yang bengis, dan para tukang pukul. Menurut kelompok kain sutra, termasuk kami, golongan rempah-rempah punya peluang untuk menjadi lebih berani, agresif, dan kerap dzalim. Pada saat bersamaan mereka juga memegang kekuatan tentara yang melindungi kota, yaitu tentara yang diperlukan bila kota berada dalam situasi perang.
Bani Tamim sendiri berurusan dengan perdagangan kain sutra yang datang dari Basra dan Damaskus. Aku ingat perjalanan ayah ke Yaman yang berlangsung cukup lama dan petualangan aneh waktu perjalanan pulang. Ibuku adalah wanita yang berhati-hati. Dia selalu memperingatkan kami untuk tidak menceritakan apa yang diceritakan ayah dalam perjalanan pulang kepada orang lain. Meski tubuh kecilku saat ini tak begitu paham akan hal itu, aku belum tahu apa arti perintah untuk dian ini.
Ceritanya ayah bertemu seseorang tua dari suka Azd ketika berada di Yaman. Orang tua rumah ini banyak membaca buku, mengetahui Taurat dan Injil, bisa berbicara bahasa yang berbeda-beda. Dia berkata, "Wahai pedang muda, apakah kau dari masyarakat Haram? " tanyanya di pasar. Ayah menjawab, "Iya." Langsung orang tua itu menanyai asal-usul ayah. Setelah tahu bahwa ayah dari keluarga Bani Tamim yang dikenal dermawan dan hakim untuk memecahkan masalah perselisihan antar keluarga, orang tua itu menggandeng lengannya. Ia memberi isyarat agar ayah menjadi tamu di rumahnya. Ayah yang tak ingin menyakitinya menerima tawaran itu ketika malam telah larut dan semua orang sudah memejamkan mata.
"Datanglah kemari wahai Tamim muda, ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan, " ucap orang tua berjenggot putih waktu itu.
"Aku punya pengetahuan mengenai kedatangan nabi terakhir dari masyarakat Haram. Aku tak tahu apakah dia sudah muncul, tapi aku pikir kedatangannya sudah dekat. Dia adalah sosok yang perkataannya dipercaya, rendah hati, tubuhnya tak begitu besar, dan sangat bersih. Dia akan mendapat cacian dan siksaan dari saudara-saudara dan teman-temannya begitu tahu bahwa dirinya adalah nabi terakhir. Ah andai umur dan tubuhku masih bisa bertahan. Andai aku bisa berada di sampingnya membantu ketika menempuh hari-hari yang susah... Meski umurku tak sampai pada hari itu, kau masih muda, berasal dari Bani Tamim pula. Jika kau melihat hari itu dan menjadi saksi, sampaikan salamku kepadanya, " ucapnya.