Eclaire's POV
Terdengar suara sayu-sayu di sekitarku membuatku terbangun dari alam bawah sadar. Kubuka perlahan mataku, tempat ini silau. Sangat silau, cahaya, entah cahaya apa ini. Apakah ini di alam kubur? Mungkin memang aku sudah di alam kubur.
"Hei, anak muda! Bangun juga rupanya kau!" Seseorang menegurku dan meyorotkan lampu senter kecil.
Ternyata ini bukan alam kubur, syukurlah.
Seorang dokter dan beberapa suster nampak di hadapanku.
"Kau sudah bangun rupanya?"
Aku langsung mengingat Azran. "Dok, Sus, anak laki-laki yang tadi datang bersama saya ada dimana?"
"Oh… anak muda yang kritis itu bukan ya yang dimaksud Nona?" Seorang suster menerka-nerka.
"APA? Kritis?" Aku sontak tertegun.
Aku buru-buru mencabut selang infus dari pergelangan tanganku.
"Non… Nona…."
Suster dan Dokter itu tak bisa menahanku yang kabur begitu saja.
***
Sekarang aku berada di depan kamar operasi Azran. Di rumah sakit aku berdoa meminta keajaiban agar Azran bisa diselamatkan.
Haneunim, kumohon jangan sampai hal buruk menimpa Azran, jika sampai ada apa-apa dengannya aku... aku...
Aku kehilangan kata-kata tak sanggup membayangkan hal buruk itu menjadi nyata.
Jerry Oppa yang dari tadi menunggu juga dilanda kecemasan yang luar biasa. Ia juga sama denganku, sedang berdoa. Orang tua Azran belum dihubungi, disini hanya ada Tuang Hwang Jungmin, Jeremy Lee Oppa, dan aku menanti hasil opereasi Azran.
Tuan Hwang gusar jalan kesana-kemari.
Akhirnya dia menghampiriku. "Cleire, aku tak habis pikir denganmu. Kenapa kau bisanya hanya membahayakan dirimu sendiri sih? Lihat, apa akibatnya? Orang-orang sekitarmu juga kan yang kena imbasnya?!" tegurnya.
Aku hanya bisa menunduk, tak berani menatap Tuan Hwang.
"Maaf... Maaf... Tuan Hwang." Ujarku menahan air mata. "Aku tahu aku salah tapi... Aku benar-benar tak pernah melibatkan Azran dalam masalahku!"Aku masih berusaha membela diri.
"Sudah-sudah Hwang Sajang. Memarahi Eclaire tak akan mengubah situasi, lagipula ini juga bukan salah Eclaire."
Aku tahu jika Jerry Oppa akan selalu membelaku. Aku rasa hanya dia yang bisa mengertiku, aku benar-benar sudah menganggapnya sebagai kakak kandungku sendiri.
Jerry Oppa selalu memberiku nasihat walau dirinya sendiri juga tak selalu berada di jalan yang lurus, namun dia setidaknya tak pernah menjurumuskan adik-adiknya ke jalan yang salah. Aku dan Azran sudah menjadi adik kesayangan bagi Jerry Oppa. Azran kan memang anggota termuda di Black-T yang sudah dimanja olehnya sejak kecil, sedangkan aku adalah mantan trainee ARK yang dari awal mencuri perhatiannya. Bukan, bukan karena dia menyukaiku melainkan aku adalah adik dari wanita yang dicintainya. Jerry Oppa menaruh hati kepada kakak tiriku sejak lama namun sayangnya kakak tiriku tidak ada rasa yang sama dengan Jerry Oppa. Walau begitu, Jerry Oppa mencoba tetap menunggu supaya kakak tiriku, Carmel, mau membuka hatinya untuk dia.
Namun walau begitu, aku tetap merasa janggal dengan kelalukuan Jerry Oppa. Walau dia bilang hanya menyukai Carmel sampai kapanpun, namun itu bertentangan dengan prilakunya yang sering bergonta-ganti pacar. Jerry Oppa bilang jika gadis-gadis yang menjadi pacarnya saat ini adalah untuk ajang bersenang-senang. Untungnya Azran tak seperti Jerry, tak suka mempermainkan wanita. Walau begitu, aku tetap khawatir jika kelakuan abangnya itu bisa menular kepadanya. Azran sepertinya terlalu cupu dan nerdy untuk berperan sebagai playboy.
Eclaire's POV End
***
Azran akhirnya membuka matanya, ia dikelilingi Ibu, Ayah, dan tentunya Hwang Jungmin.
Azran ingi menggerakan tangannya namun masih terasa sakit. "Ah," ringisnya.
"Azran kau mau apa?" tanya Ibunya, Nyonya Bae Inhwa.
"Mul (air)."
"Chamkan." Inhwa mengambil air untuk putanya.
Ayah Azran, Tuan Choi Jungchul membenahi saluran infus Azran. "Azrana... Keurae nae adeul (benar putraku). Sudah kuduga kau pasti bisa bertahan melawan masa kritismu!"
"Ayah, kau bilang apa, kita hampir saja kehilangan putra kita. Kau bisa-bisanya mengatakan hal seperti itu."
Tuan Hwang Jungmin berbisik kepada Azran. "Azran, aku tahu apa yang menimpamu. Aku akan membereskannya tanpa sepengetahuan orang tuamu."
Azran hanya menatap Hwang Jungmin dan menuruti perkataannya.
"Adeul (Putraku), kau harus katakan dan ceritakan sedetail-detailnya kepada polisi atau kepada ayahmu siapa yang berani-beraninya melukaimu, Arasso!?"
"Yeobo... sudahlah, Azran pasti tahu tentang itu. Yang paling penting adalah kesembuhannya sahulu."
Hwang Jungmin tak akan membiarkan Azran buka mulut mengenai perkara ia dipukuli oleh anak buah Jo Hajung. Hal tersebut karena ARK Entertainment sebagian besar sahamnya telah dikuasai oleh Jo Hajung. Hwang Jungmin harus berusaha mengembalikan keadaan ARK seperti semula sebelum kembali menguasai saham ARK. Hwang Jungmin juga tak akan melepaskan Azran karena bagaimanapun Black-T adalah tambang emas pertama yang dimiliki oleh ARK.
***
Eclaire's POV
"Tok tok tok!"
Seseorang mengunjungiku di rumah sakit.
"Danjiya, wasso (sudah datang)?!" Aku menyambut Danji. Aku mempersilahkannya masuk ke kamarku. Ia menaruh sekeranjang buah di samping tempat tidurku.
Danji adalah sahabatku sesama trainee. Ia seumuranku dan masih menjadi trainee. Dia bernaung di bawah agensi N Entertainment.
Aku langsung memeluk Danji. "Danjiya..." Aku menumpahkan seluruh perasaanku.
"Kwaenchana Eclaeire-a... Kwaenchana." Dia berusaha menenangkanku.
" Bagaimana aku bisa tenang, sementara... sementara..." Aku tak bisa melanjutkan kata-kataku. Rasanya berat tenggorokan ini menuruskan kalimat. Bayanganku sudah terbang kemana-mana.
"Kenapa... kenapa orang itu bodoh sekali. Aku tak mengerti jalan pikirannya." Aku masih meneteskan air mata.
"Cleire, sudah-sudah, tenang ya."
"Nan eottokajyo (aku harus bagaimana) Danjiya?"
"Sekarang bagaimana keadaan Azran?"
Aku menggeleng.
"Kok bisa?"
"Orang tua Azran, maksudku Ibu Azran melarangku tahu tentang apapun mengenai kondisi Azran."
"Orang tua Azran pikir yang paling berharga itu Putranya saja apa?!" sungut Danji kesal.
"Nan Eottokhae (aku harus bagaimana)?"
"Apapaun tak akan pernah merubah keadaan. Aku ingin menawarkan solusi untukmu tapi kau sendiri ingin menyelesaikannya dengan caramu sendiri."
"Ne, Danjiya. Mian."
"Aku tak pernah bertemu Azran, tapi dari semua ceritamu, aku tahu dia mencintaimu, dia sangat peduli padamu. Selain itu, dia juga pria yang baik. Tapi, orang tuanya itu. Kesal rasanya mendengar semua perlakuan orang tua Azran padamu!"
"Aku rasa Azran tidak benar-benar mencintaiku, kau salah. Bagaimana kau bisa bilang ia mencintaiku? Dia saja tak pernah bilang kalau ia mencintaiku."
"Semua pengorbanannya kau anggap apa memang?"
Aku tersentak. "Molla."
"Seandainya dia seberani Derell, katakan kalau memang suka padaku."
"Kau menyukai Derell?"
"Setidaknya ia berkata jujur dan aku bisa tahu dia menyukaiku."
"Tapi kau memang menerima cinta Derell?"
Aku menggeleng." Derell, ia memang pria yang nyaris sempurna. Namun... tidak bisa..."
Ayah Derell adalah seorang PNS. Derell sudah berkali-kali menyatakan perasaanya padaku tapi aku tidak bisa menerimanya karena suatu hal, aku hanya bisa bersahabat dengannya. Satu lagi, ia bermusuhan dengan Azran.
Aku mengenal Derell dan Azran sejak SMA. Aku masuk di SMA yang sama dengan Derell. Sedangkan Azran, dia adalah Sunbaenimku di entertainment tempat ku bernaung sebagai trainee idol.
Pada awalnya aku tidak tahu jika Azran dan Derell saling kenal. Sampai pada akhirnya Derell bercerita jika dia mempunyai sahabat karib sejak kecil yang kini berbalik menjadi musuhnya. Ternyata orang tersebut ialah Azran.
Jujur, karena aku juga kenal dekat dengan Azran, maka aku tak bisa percaya sepenuhnya kepada Derell jika Azran anak jahat.
Azran anak itu. Dia anak yang rajin, jarang bolos sekolah walau telah menjadi idol. Otaknya sangat jenius, entah ibunya makan berapa banyak omega 3 saat dia masih dalam kandungan sampai dia terlahir dengan otak sejenius itu. Selain itu, ia tak sombong, bahkan cendrung merendah. Azran lebih banyak berteman dengan kalangan orang biasa ketimbang sesama idol dan artis.
Disini, banyak rumor yang mengatakan jika anak band itu sangat nakal dan terkenal playboy. Iya, memang ada anak band yang seperti itu. Tapi, yang aku tahu Azran bukanlah anak seperti itu. Beberapa personil Black-T yang kukenal atau sunbaenimku yang lain memang nyatanya memang memiliki tabiat jelek seperti itu. Jerry Sunbaenim, ia contoh anak band yang bisa dibilang nakal. Jerry Sunbaenim suka dengan Carmell, namun tak pernah lepas dengan fans dan gadis-gadis mudanya. Kakaku, Carmell, lebih tua 3 tahun dari Jerry. Carmell bekerja sebagai coordi, ia adalah coordi di ARK untuk rookie idol.
Walau aku tak terlalu menyukai Carmell, namun aku juga tak mau Carmell terlibat dengan pria playboy seperti Jerry Sunbaenim yang punya banyak gruppies (fans band).
***