Pandangilah pemandangan yang kau lihat disekitarmu, kau akan mengerti betapa sakitnya matamu ketika kau melihat hal yang tidak menyenangkan bagimu. Terus lihatlah, maka secara perlahan kau akan mati seiring berdetaknya jarum jam."
Pemandangan pagi ini biasa saja, kulihat ada matahari terbit diufuk timur, terdengar burung berkicauan, seketika aku melihat ada beberapa anak SD yang sudah mulai berangkat kesekolah, juga banyak Pegawai yang lalu lalang di area Perumahan ini.
Hidup di Negara Demokrasi, yaitu Indonesia. Kini aku menempati sebuah Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sintang. Negara Indonesia sudah berkembang pesat dalam hal teknologi di Era sekarang ini karena Sumber Daya Manusia nya yang terbilang cukup mumpuni. Bahkan di daerah yang dahulunya tidak terfikirkan oleh orang luar, sekarang malah menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh turis maupun wisatawan domestik. Semua berkat perkembangan Zaman.
Letak rumahku memang sangat strategis, berada di perempatan jalan yang mungkin bisa disebut perkotaan atau pedesaan, entahlah, mungkin dua-duanya. Suara kendaraan yang sangat berisik membuatku menjadi seorang insomnia. Bagaimana tidak? Setiap malam, bahkan di waktu jam delapan malam hingga jam 4 pagi selalu terdengar bisingan yang menjengkelkan, sehingga akupun menghabiskan waktu malamku dengan bermain game online.
Hari ini adalah hari senin. Aku selalu menghadapi hari-hariku dengan santai tanpa ada beban fikiran sekalipun, kecuali, aku masih tidak paham tentang alur dan arti dalam hidup ini.
Menjadi seorang yang terkurung dalam kamar selama 13 Jam dan terpenjara dikelas selama 11 jam membuatku berfikir ini adalah kedamaian yang nyata. Ini adalah salah satu perwujudan ekspektasiku. Aku bisa melakukan hal apapun dikamar ini, dan ketika dikelas, aku bisa mendengarkan lagu favoritku dan membaca beberapa komik bahkan light novel dari anime favoritku. Perpustakaan adalah tempat yang kuhabiskan selama fase istirahat dimulai. Aku tidak memerlukan jajan karena aku juga kenyang ketika sarapan pagi, lagipula, bisa menghemat uangku untuk membayar kost apartemen yang kutempati saat ini. Maaf aku berbohong, ini adalah apartemen sewaan, bukan rumahku.
Aku berada di lantai 6, apartemen ini memiliki 13 lantai dan hanya punya 1 lift serta tangga. Aku tidak begitu suka menaiki lift karena bau dari penghuni apartemen ini tidak terlalu kusukai. Apartemen bewarna hijau muda. Sangat nyaman untuk dipandang. Aku tidak suka menjelaskan sesuatu dengan tidak efektif.
Tepat jam 07:00, Aku siap melakukan misi disekolah, beberapa quest atau pekerjaan rumahku memang banyak yang menumpuk, aku tidak peduli soal itu, karena itu semua sudah kukerjakan. Ingatlah satu hal, jangan pernah mengerjakan tugas rumahmu disekolah apalagi mencontek.
Mencontek adalah rutinitas yang dilakukan oleh beberapa murid laki laki. Entah kenapa mereka tidak mengerjakan dirumah saja tugas itu, lagipula, kalau kau mencontek, jawaban dari contekan itu adalah keraguan terbesar. Lebih baik kau kerjakan dirumah dan kau dapat jawaban yang pasti dari Google atau situs-situs lainnya. Fikirkan itu baik-baik.
Aku mulai menuruni tangga demi tangga, dan akhirnya aku sampai di depan pintu, dimana itu adalah pintu yang akan membuatku masuk kedalam permainan yang konyol dan menyedihkan, sungguh kejamnya dunia ini.
Aku sudah berada di luar ruangan, sinar matahari serasa membakar diriku seperti halnya ketika kau terkena damage dari boss game yang memiliki unsur api dan kau terbakar oleh damagenya.
Berjalan tanpa ada yang menemani memang sudah menjadi hal biasa yang kulakukan, aku ini single, bukan jomblo. Perjaka SMA seperti diriku memang menyukai hal-hal yang disebut permainan, karena hidup ini adalah permainan, jalani saja questnya tanpa memperdulikan orang lain serta memikirkan orang lain.
Tak terasa setelah berjalan 800 meter, aku sudah sampai di depan sekolah. Ini seperti lantai boss dalam permainan MMORPG, dan kau harus menghadapi beberapa rintangan monster-monster aneh dan menjengkelkan, sama halnya denganku, aku harus menghadapi beberapa siswa-siswi yang menjengkelkan terutama saat mereka membicarakan suatu hal. Kau tahu? Telingaku ini sangat sensitif mendengar hal yang mereka bicarakan berupa gosip.
Dan ini merupakan tahun ajaran baru, tanggal 10 Januari, inilah saat yang paling menjengkelkan, aku arus melakukan Intro dengan mesin robot berbasis sistem sekolah yang tertempel di dinding pintu kelas.
Robot itupun mengatakan..
"Perkenalkan nama anda"
"Aditya Taka Aezire"
"Umur?"
"17 Tahun"
"Kelas?"
"11-V"
"Kode Masuk Pendaftaran?"
"Kenyataan tak semanis Ekspektasi"
"Kode diteima, Silahkan Masuk dan selamat menikmati tahun ajaran baru"
"Ya"
Sungguh, benar benar menjengkelkan. Ditanya seperti itu oleh robot pintar, sekolah ini benar-benar canggih, aku akui itu.
SMA Unity Elite, itulah Nama sekolah ini, sesuai dengan sebutannya, SMA ini memiliki peralatan yang dibilang hampir bisa menyaingi Sekolah di Luar Negeri. Dilihat dari segi bangunan nya, sekolah ini mempunyai warna cat dinding merah di luar dan cat hitam di dalam ruangan, entah kenapa hal tersebut membuat bulu kudukku merinding ketika menatap warna merah dan hitam secara bersamaan, seperti ada kesan tersendiri dari makna warna cat dinding sekolah ini.
Sekolah ini juga tidak terlalu buruk untuk dilihat. Pemandangan Taman yang sangat Asri dan menyejukkan ini membuat siapapun merasa betah untuk sekedar mengamati estetika taman sekolah ini. Sekolah ini pun menjadi salah satu sekolah terfavorit di Negara ini. Luas lahan Sekolah ini mencapai 13 hektar. Sungguh mengagumkan. Namun dibalik keindahan dan kemoderenan tersebut, sekolah ini juga mempunyai aturan yang konyol. Ada 10 peraturan yang diberlakukan oleh anggota OSIS di sekolah ini. yaitu:
1. Siswa harus aktif
2. Siswa harus disiplin
3. Siswa harus mandiri
4. Siswa wajib terampil
5. Siswa harus mentaati Undang Undang Sekolah
6. Siswa harus memiliki perasaan
7. Siswa berhak menyampaikan haknya
8. Siswa yang bersalah wajib dihukum seberat mungkin
9.Siswa dengan popularitas tertinggi berhak memonopoli kelasnya
10. Siswa harus bisa selicik mugkin menghadapi dan menyelesaikan masalah
Yang paling kubenci adalah aturan nomer 8 sampai 10, entah kenapa disekolah ini memiliki peraturan inti seperti itu. Tapi, aku tak peduli dengan peraturan itu. Karena ada seseorang yang mengaturmu, maka kau seperti Anjing peliharaan yang hanya diberi makan oleh kata kata bijak oleh Majikanmu. Sungguh menjengkelkan.