Tepat di awal hari, hari Di mana seseorang bisa memulai debut sejarah hidup yang baru, dan nyatanya, yang aku rasakan sekarang, terbaring di atas kasur dengan membaca Light Novel kesukaanku. Menurutku, aku hanya lemas saja ketika aku harus absen dari sekolah. Tapi, entah kenapa aku seperti melupakan sesuatu lagi. Sesuatu tentang apa yang terjadi denganku sewaktu pulang ke apartemen ini? Ah, masa bodoh, mungkin saja aku pingsan sewaktu di sekolah dan dibawa oleh petugas PMR ke apartemen ini. dan mereka pasti meminta security apartemen ini untuk mengantarkanku ke kamarku. Tapi, betapa menyedihkannya aku, tiada yang menemani. Tapi, aku memang tak butuh seorang teman. Aku hanya membutuhkan seseorang yang bisa saling menguntungkan, seperti arti dari simbiosis mutualisme.
Oh ya, tentang Light novel yang sedang kubaca, ini merupakan salah satu Light novel favoritku. Mengisahkan tentang seorang remaja yang penuh dengan ekspektasi, memang, pada saat volume 1 terasa membosankan. Namun, kau tak akan pernah tahu bagaimana keseruannya tanpa membaca dari volume 1. Dan kau akan terbawa emosi saat volume pertengahan, dan akan terbawa perasaan pada volume akhir. Daripada aku harus mendengar dan menonton televisi yang penuh dengan acara breaking news, lebih baik, membaca Light novel saja. Lagipula, berita tentang turun salju sudah sewajarnya, kan? Lagipula, kalaupun salju sudah turun di Indonesia, mau bagaimana lagi, terima saja nasib dan takdir itu. Dan kalaupun salju turun 1 tahun berturut turut, dengan perubahan cuaca yang aneh, pagi cerah siang bersalju. Kemungkinan, dunia sudah mendekati masa keabnormalan. Dan aku sama sekali tak peduli akan hal itu.
*Clingg*
Cih, pesan dari smartphoneku benar-benar membuatku kesal saja. Bagaimana tidak kesal, kuotaku baru saja habis, dan sepertinya aku akan mati menyedihkan apabila sehari tanpa internet. Sepertinya, aku harus keluar ruangan untuk memulai misi baru, yaitu, membeli kuota.
Pertama-tama, sweter ini akan menemaniku sepanjang masa ketika aku keluar ruangan yang penuh dengan Extreme Cold. Dengan ciri khas sweter bergaya model tempo klasik, memiliki kerah lebar dan kaku, panjang mencapai lutut, dan itu yang membuatku lebih percaya diri ketika berada diluar. Karena, inilah gaya dan penampilanku. Bahkan sama seperti MC anime magis yang kemarin kutonton, dan kurasa aku pantas memakai kostum cosplaynya walau Hanya sweter hijau full Color. Dan juga, aku mengggunakan headphone sebagai jepit telingaku supaya pendengaranku tidak membeku. Hal itu sangat berguna saat kau berada dalam kedinginan kurang dari 20 derajat celcius.
Mengingat hari ini ialah hari senin, kupastikan semua orang memiliki tujuan masing-masing dalam menggapai impian hidup. Jadi, hari ini adalah hari bebas ku. Hari yang tidak dipenuhi
oleh kebisingan kendaraan atau suara keramaian. Aku mulai meninggalkan apartemen ini, menuju ke toko elektronik. Dengan penuh semangat dingin, aku mulai maju sedikit demi sedikit menyusuri trotoar yang sepi ini. Sambil melihat kenyataan kota ini, tak kusangka ternyata bisa berubah menjadi kota bergengsi metropolitan mewah.
Jadi, kalau kau menginginkan suasana seperti di Anime atau Light Novel yang kau tonton dan kau baca, maka kota inilah yang memberi segala suasana bergaya khas Indonesia namun dengan campuran modernisasi.
Kulihat di sana seperti ada warung makan. Sudah lama aku tidak mengunjungi warung, bahkan aku masih ingat ketika aku masih TK, saat itu aku suka sekali mengunjungi warung makan, warung kopi, bahkan warung internet. Namun, seiring berkembangnya zaman, warung sudah tergantikan dengan restoran atau kafe bergaya Italia, Prancis, ataupun Jepang. Aku mampir terlebih dahulu untuk mengisi waktu makan siangku di warung makan nasi goreng.
Kulihat, jam 12.45. terlihat Disana siswa siswi SMP sudah mulai pulang sekolah. Ah, melihat hal itu membuatku teringat masa-masa ku di SMP. Masa di mana kecerobohan adalah hal yang wajar bagiku, dan saat itu aku....
"Selamat Siang, kak Kay"
"Siang"
Sh*t, putaran kenanganku kacau gara-gara nih bocah SMP. Kuakui dia adalah adik kelasku yang sekarang berada di kelas 9. Yufina namanya. Entah kenapa dia selalu mengikutiku sewaktu aku menjadi seniornya di SMP. Dan aku berharap setelah masuk SMA, aku bisa lolos dari dia, eh rupanya, dia muncul didepanku. Benar benar menjengkelkan.
"Kenapa kau kemari?" tanyaku kepadanya
"Aku barusan pulang sekolah"
"Ya, aku juga tahu hal itu, lantas, apa yang menyebabkan kakimu ke sini?"
"Wah kakak jahat benar, nanti aku panggilin bodyguard ku loh"
"Eh... eh, jangan lah. Baiklah, duduk dulu, aku akan memesan 2 kopi pahit"
Cih, andai saja dia tidak punya bodyguard, aku sama sekali tidak takut dengannya. Memang benar dia hanya gadis SMP, tapi lihatlah dari sisi keluarganya yang sangat kaya raya. Dia
dijaga oleh 5 bodyguard yang mengerikan. Dan aku tidak ingin tubuhku menjadi lempengan hanya karena gadis ini menangis.
"Kak? Kenapa bengong?"
"Ah, haha, tidak. Aku hanya melihat salju yang indah ini"
"Hmm? Kakak pasti jomblo ya?"
"Peduli amat. Yang penting aku hidup" kataku menyakinkannya
"Aku mau kok jadi pacar kakak"
Oi, hentikan kekonyolanmu itu. Kau bisa menganggap kalau aku ini bahan eksperimen untuk seseorang yang ingin menembak cinta. Tapi jangan lakukan hal ini ke laki-laki lain, camkan itu, gadis aneh.
"Ini pesanannya"
kulihat pelayan warung ini memberikan dua porsi nasi goreng dan 2 kopi pahit. Aku benar-
benar terkesima dengan pelayanan yang baik di warung ini. melihat dari segi bangunan warung ini, memang tidak terlalu besar atau kecil, dan kebersihannya terjamin. Serta, hanya warung ini tempat yang cocok untuk makan makanan khas negeri ini. Sudah banyak restoran bergaya khas internasional, namun jangan lupakan khas tanah airmu sendiri.
"Wah enaknya, kakak memang pintar kalau mengajak cewek ke warung makan, Hehe" "Hey, aku tak pernah mengajakmu ke sini. Jangan membuat hiperbola seperti itu, lagipula,
kau datang tak diundang pulang tak diantar."
"Jadi, aku ini jelangkung dong? Haha,"
"Cepat dimakan, nasi gorengmu akan membeku nanti."
"Ya."
Setelah menikmati masakan ini, aku pun mulai mengeluarkan uangku untuk membayar, tapi..
"Aku pergi dulu ya kak, jangan lupa makanan punyaku dibayar juga, Hehe."
"Hmm"
Ikhlas tak ikhlas akupun membayar dengan kelipatan double. Sh*t. Dan kini akupun berjalan keluar warung, menuju toko elektronik. Jarak sampai ke sana ialah 600 meter. Dan ini sangat membutuhkan tenaga karena harus melewati Trotoar menanjak. Setelah sampai di toko elektronik, aku membeli kuota sebanyak 800GB, dan itu akan habis dalam Waktu 1 bulan. Benar-benar boros sekali diriku ini.
Saat ini, aku benar benar ingin kembali kerumahku, namun keanehan mulai terjadi, saat dimana aku seharusnya keluar dari pintu, aku merasakan hawa yang sangat tidak mengenakkan. Ya, aku tahu itu, mobil berwarna hitam dengan bermerek lamborghini, yang membunyikan klakson dan berhenti di depanku. Kupastikan ia adalah..
"Oi taka, apa kau membolos sekolah?"