Sedari tadi Jenni tak henti hentinya tersenyum sambil beberapa kali melirik kekasih nya yang sedang mengendarai mobil nya.
Ya keduanya kini sudah berada di mobil dalam perjalanan pulang menuju rumah Jenni, dengan Daniel yang mengantarkan nya tentunya.
"Ada apa ? Ada yang salah dengan wajahku ?" tanya Daniel dengan pandangannya yang tetap mengarah ke depan.
Deg
'Aish kau bodoh Jen... ada apa denganku mengapa aku seperti ini ... apa yang harus kukatakan pada bang Daniel?' rutuk Jenni dalam benak.
Jenni menggelengkan kepala nya pelan.
Rasanya Jenni ingin menutupi wajah nya dari Daniel yang berada disampingnya.
"Lalu ... mmm apakah karena aku tampan makanya kau memperhatikan ku seperti tadi ?" tanya Daniel dengan cengiran dan kekehan kecil yang dapat di lihat serta di dengar oleh Jenni.
Oh ayolah mengapa Daniel malah membuat Jenni yang semakin tidak dapat mengontrol degup jantung nya ? belom lagi dengan semburat merah yang kini terlihat jelas di wajah cantik Jenni.
Jenni yang terlalu malu dengan perkataan Daniel, akhirnya memalingkan wajah nya ke arah jendela. Ia tak ingin jika Daniel melihat wajah nya yang sudah merah padam.
Daniel yang sedari tadi masih fokus dengan jalan di depan, akhirnya merasa sedikit terganggu karena merasa tak ada tanggapan dari Jenni.
"Jen ... mmm apakah ada ucapanku yang salah ? atau kau marah padaku karena ucapanku tadi ?" tanya Daniel hati hati sambil melirik ke arah Jenni yang masih memalingkan wajah nya ke arah jendela.
Jenni mengambil nafas nya panjang, dan menghembuskan nya pelan.
"Tidak , tidak ada yang salah dengan ucapanmu, hanya saja kau ..... membuatku malu" ucap Jenni pelan, dan diakhiri dengan cicitan kecil yang masih terdengar samar di telinga Daniel.
Mendengar jawaban itu, sontak ada kelegaan yang Daniel rasakan pada hatinya.
Ia fikir kekasih nya akan marah padanya karena ia menggodanya sedari tadi, namun yang terjadi justru sebaliknya, Jenni tak pernah marah padanya.
Perlahan Daniel mengulurkan tangannya sebelah mengusap rambut Jenni lembut.
"Kau lucu ... kufikir kau marah padaku" ucap Daniel sambil tersenyum menatap Jenni sebentar.
Jenni yang mendengar perkataan Daniel langsung menatap sang kekasih dan membalas senyuman Daniel.
'Tampan ... aku beruntung bang Daniel menjadi kekasihku' lirih Jenni dalam benak, yang tentu saja tak Daniel ketahui.
.
.
Setelah menempuh waktu kurang lebih 45 menit Daniel pun sampai di depan rumah Jenni.
Daniel memarkirkan mobilnya tepat di depan pagar rumah Jenni yang berwarna hitam.
"Ini rumah mu ?" tanya Daniel pelan sambil menatap kearah Jenni.
"Hng ... bang Daniel mau mampir ? mungkin Mom sudah pulang" ucap Jenni.
Daniel tampak berfikir sejenak sebelum membalas ajakan Jenni.
"Sebaiknya lain kali saja, sudah malam ... aku tak ingin merepotkan ibu mu nantinya" ucap Daniel.
"Hng .. baiklah ... kalau begitu aku turun dulu ....—" ucap Jenni seolah menggantung kalimatnya.
"Jangan lupa mimpikan aku" ucap Jenni yang sudah berada di luar pintu, sebelum menutup pinth mobil Daniel.
Blam !
Sebuah bantingan pintu yang sedikit keras ditutup oleh Jenni karena menutupi rasa gugup nya.
Daniel yang sempat tersentak berakhir tertawa melihat tingkah Jenni yang langsung berlari kecil masuk ke dalam rumah nya setelah membanting pintu mobil Daniel tadi.
"Aku pasti akan memimpikan mu!" teriak Daniel.
'Woah bang Daniel dia sungguh menanggapi ucapanku' lirih Jenni dalam benak sambil terus berlari kecil ke arah pintu rumahnya.
Ceklek
Manik Jenni mengerjap beberapa kali saat mendapati ruangan yang gelap gulita.
'Ada apa dengan ruangan ini ? mengapa disini gelap ? tak biasanya Mom mematikan lampunya seperti ini' lirih Jenni dalam benak dan melangkahkan kaki nya menuju saklar yang berada di ruangan itu.
"Mom !" panggil Jenni mencari kebaradaan ibunya.
Tak ada sautan sedikit pun.
'Aneh ?' gumam Jenni dalam benak sambil mengerutkan alisnya.
Tak
Jenni menyalakan salah satu saklar disana.
Setelah berhasil menyalakan lampu tersebut, Jenni pun mengedarkan pandangannya ke arah seluruh sudut ruangan.
"Tak ada apapun yang mencurigakan" ucap Jenni pelan sambil melangkahkan kaki nya semakin masuk ke dalam rumahnya.
"Mom!" lirih Jenni kembali setengah berteriak.
Lagi lagi tak ada tanggapan apapun.
Lambat laun ada perasaan gelisah yang kini menyelimuti hati Jenni.
'Apa Mom belom pulang ? tapi mengapa pintu rumah tak dikunci ?'benak Jenni.
BRAK !!
Pintu rumah Jenni terbuka keras, dan dapat terdengar jelas suara helaan nafas kasar yang setengah tersengal seperti orang berlari.
"Mm..-mom .... apakah itu kau ?" ucap Jenni dengan suara bergetar.
———-
Leave comment and vote 😊