Nita masih tidak percaya melihat buku nikah yg dia tanda tangani hari ini.
"Dia licik"umpatnya dalam hati"dari mana dia mendapatkan fotoku yg sudah tertempel disini?seingatku dia tidak pernah meminta foto untuk ini"
Kali ini tatapannya berganti ke arah yoga yg dengan serius mengemudikan mobilnya, lelaki ini menyembunyikan sesuatu besar dariku. Aku harus berhati-hati dengannya.
Dan, kali ini dia melihat jari manisnya yg sudah dilingkari cincin tanda pernikahan. Amazing, ini pas dijarinya. padahal dia tidak pernah mengajak nita untuk memilih dan mengukur cincinnya.
"ada apa? "yoga membuyarkan semua pertanyaan dalam hati nita
"tidak apa-apa.. "nita menjawab dengan nada ketus
Kamu, atasanku ditempatku bekerja yg bernama yoga. Betapa kamu menginginkan putramu memiliki pengasuh terhormat bergelar ibu ini.
Hanya dengan menggunakan kekuasaanmu, kamu berhasil membuat semua ini seolah-olah keajaiban. Dan dengan mudah mendapatkan sertifikat pernikahan ini tanpa ada pertanyaan berarti.
"sebisa mungkin aku harus tidak sering bertemu dengannya dirumah nanti"itulah rencana pertama yg terlintas di pikiran nita.
"inikan bukan rumahmu.. "nita teraneh melihat sekelilingya ketika mobil berhenti
"mulai hari ini kita pindah disini"yoga bergegas keluar mobil disusul dengan nita
"karena jumlah jiwanya bertambah,jadi aku membutuhkan rumah dengan kamar ekstra"seraya meninggalkan nita
Nita mengepalkan jari-jarinya sambil berjalan kecil"bisa-bisa nya dia berkata seperti itu pada istri barunya, ah, tidak. Bukan istri, tapi ibu baru axel"
Sosok malaikat kecil berlari dan memeluk nita dengan cepat ketika nita sudah berada di dalam ruangan.
"wah, bubu cantik hari ini"puji axel"sepertinya bubu sudah menghadiri acara undangan"
Nita tidak bisa menahan tawanya"apa sehebat itu? wah, sepertinya dandananku terlalu berlebihan"
Ujung mata nita menangkap seseorang disampingnya ternyata menertawakannya juga. Begitu tahu nita memergokinya ketika sedang menertawakannya, lelaki itu menutupinya dengan pura-pura terbatuk.
Hah, aku rasa dia puas menertawakanku.
"untung saja axel gak bilang kamu itu penyanyi di acara undangannya"tapi dia menambahkan ejekan pada nita.
"apa!! "wajah nita memerah kesal seketika, melihat ayah dan anak yg sekarang ini menertawakannya.
Setelah mereka membagi kamar masing-masing, nita bergegas masuk kamarnya dan melihat dirinya di cermin.
"ah, ya ampun. hari ini aku dandan berlebihan"mengeluarkan kapas yg sudah dibasahi dengan pembersih, dan menghapus make up disetiap sudut wajahnya.
Seseorang diluar mengetuk pintu kamar nita,dia membuka pintu dan melihat axel yg sudah memakai piyama berdiri membawa sebuah buku.
"kamu belum tidur? "tanya nita
axel menggelengkan kepalanya"bubu,besok aku ada ulangan. ibu guru tadi bilang,supaya buku cerita ini di bacakan ibu dirumah. Dan besok aku mengulang ceritanya di depan kelas"
Nita tersenyum mengambil buku itu, dan menuntun axel menuju kamarnya.
"kita baca ceritanya ditempat tidur, oke"
axel mengangguk tanda setuju,dia terbaring di samping nita.
"Apa bubu tidur di kamar ayah malam ini? "
"apa.. "nita jadi salah tingkah dan wajahnya memerah dan berusaha mengontrol kekikukannya"kita mulai saja ceritanya ya, dengarkan baik-baik, kamu harus mendapatkan nilai terbaik besok"
"Baiklah"bocah itu menurut
Nita memulai mambacakan buku cerita yg diberikan axel, dengan penuh kesabaran dia membacakan dengan hati-hati setiap lembarnya agar axel bisa memahami ceritanya, dan bisa mengulangnya di kelas besok. Akhirnya,ceritanya habis dan anak ini sudah tertidur.
Nita menyimpan buku cerita di samping axel, dan memakaikan selimut bergambar captain america kesukaannya.
Dia mengusap rambut di dahi axel, dan tersenyum. Di rumah ini cuma kamu sekutuku, walaupun sekecil ini tapi aku yakin cuma kamu yg akan membelaku di kemudian hari.
Tanpa diketahui nita, dibalik pintu kamar yg sedikit terbuka ada seseorang yg sedari awal nita membacakan buku cerita sampai selesai berdiri.