"Bagaimana hp ku bisa hilang ya"nita terus mencari disetiap sudut ruangan poliklinik. Seingatnya, dia selalu menyimpannya di laci meja tempat dia mengisi arsip.
Dia masih ada waktu satu jam sebelum menjemput ke sekolah axel. Seperkian menit, dia tidak menemukan yg dia cari.
Pencariannya terhenti ketika seseorang mengetuk pintu.
"wildan!! "
"aku minta maaf tiba-tiba datang, kemarin aku merasa tidak enak kalau memberitahu mereka kita sudah saling kenal"
"tidak apa-apa, aku juga minta maaf"
"Bisa kita bicara diluar? "
Nita melirik ke arah jam tangannya"aku masih ada waktu sebelum jemput axel"
Mereka keluar dari ruangan poli, menuju ke arah taman yg berada di depan jalan pintu masuk.
"Kemarin, aku sempat menelponmu"wildan memulai pembicaraan"Tapi sepertinya kamu sedang sibuk"
"ahh, itu.. aku lupa meninggalkan hp di ruangan,aku terburu-buru jemput axel"
"Sepertinya, rencana kepulanganku semula yg ingin memakimu gagal. Tadinya aku membencimu,semua hilang ketika paman bilang kamu istrinya.sepertinya kamu memang tepat buat pamanku, melihat kamu sangat menyayangi axel"
Nita tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia akan menerima apapun, makian darinya. Setetes air mata jatuh diwajahnya, sesegera mungkin nita menghapusnya.
"Baiklah, mungkin di dunia ini kamu tidak bisa menjadi pendampingku. Tapi,dengan kamu menjadi bagian dari keluargaku itu sudah cukup"
Senyuman terpancar diwajah nita, mungkin memang selalu terobsesi padamu itu bukanlah hal yg buruk. Dia selalu saja menjadi yg terbaik di banding siapa pun yg pernah nita kenal. Karena tidak mungkin jika suatu saat nanti dia menikahi mantan istri pamannya, lebih baik seperti ini berada di jalur aman.
"mba, dokter pulang jam berapa? "nita memelankan suaranya,sepulangnya menjemput axel dia melihat mobil yoga di garasi rumah.
"ibu lucu sama suami sendiri bilang dokter"
Nita tertawa kecil"suka kelupaan mba"
"kira-kira satu jam yg lalu bu"
Nita tidak memiliki niat sedikitpun menemuinya, semua harus berjalan sesuai rencananya. Sebisa mungkin untuk tidak bertemu dengannya dirumah, toh kemarin-kemarin doa nya selalu terkabul supaya selalu banyak operasi cito.
Axel nampak sudah tertidur pulas, nita bergegas keluar menuju kamarnya. Di tengah perjalanan, nita melihat yoga yg sudah terduduk di sofa depan. Tatapannya yg tajam itu,memberikan perintah pada nita untuk menghampirinya.
"duduklah.. "dari nada ucapannya sepertinya dia marah.
Nita menurutinya, tentu saja dia tidak berani melihat wajah yoga yg sepertinya sedang marah, mungkin gegara nita menghindarinya sepulang menjemput axel tadi.
Yoga mengeluarkan sebuah kotak"bukankah hp mu hilang, pakai ini. aku sudah memasukan nomorku dan axel, dan pak itor. "
Hari ini, aku merasa canggung dengannya.Terlebih beberapa menit yg lalu dia menunggu nita hanya untuk memberikannya hp.
Nita mengambil sebuah kotak yg berisi hp, hari ini dia bicara sangat singkat, apa dia sudah tau kalau selama ini aku menghindarinya dirumah? yg pasti ini cuma awal rencana dari pembalasanku secara halus.