Chereads / cinta dalam jas putih / Chapter 24 - Pertemuan tidak terduga

Chapter 24 - Pertemuan tidak terduga

"Ayo.. "nita menuntun axel,hari ini mereka berencana pergi ke taman bermain dekat kolam renang.

"kalian mau kemana? "yoga tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"kita mau ke taman hotel dekat kolam renang dibawah"jawab nita

Axel hanya mengikuti dengan anggukan.

Yoga mengamati nita, dia menatapnya dari kepala sampai kaki.

"Kamu mau ke taman dengan berpakaian seperti itu? "

"Kenapa? "Nita mengkoreksi pakaiannya, mungkin pakaian yg dipakainya terlalu kuno. Dia hanya memakai kaos lengan pendek dan rok. Toh mereka berencana ke taman,bukan ke pesta.

"Apa kamu mau menarik perhatian pengunjung hotel dengan rok yg terlalu pendek seperti itu? "

"Apa? "nita memasang muka cemberut, apa yg salah dengan rok nya? apa karena panjang rok itu di atas lutut.Tapi inikan masih jauh dari kata seksi.

Yoga masih berdiri melihat nita,seperti menunggunya untuk mengikuti kemaun yoga.

"Baiklah.. "nita mengalah, dia segera ke kamar mandi mengganti rok nya.

Beberapa menit kemudian,rok nya sudah berganti.Kali ini rok yg dipakainya dibawah lutut.

Nita memasang wajah kesal.Perlakuan yoga akhir-akhir ini sangat tidak bisa diduga.

Tidak selesai sampai disitu, rencana awal dia pergi ke taman berdua dengan axel,sekarang yoga ikut di belakang mereka.

"Apa dia gak ada kegiatan lain apa"nita menggerutu"dia kan kesini untuk kerja, sekarang malah ikut-ikutan main di taman! "

Rencana awalnya gagal, dia mengajak axel ke taman cuma untuk mengambil foto alias selfie. Sesekali dia ingin mengabadikan kegiatan diluar rumah sakit, tapi kalau yoga terus membuntuti mereka yg ada nita cuma berfoto dengan gaya tersenyum. Dia,ingin sekali bergaya foto seperti di drama korea.

Seorang wanita berpenampilan anggun berambut sebahu menghampiri nita dan axel,melemparkan senyuman ke arah nita.

"axel,apa kabar? "suaranya begitu lembut

"Pergilah"jawaban axel itu membuat nita terkejut dan duduk disamping axel.

"tidak boleh seperti itu, Namanya tidak sopan, siapa yg ajari axel seperti itu? "

"maaf, bubu"axel menunduk bersalah

Nita memeluk axel"ayo minta maaf dulu"

"Maaf.. ibu.. "axel menuruti

Dahi nita mengernyit"ibu?"

Matanya menangkap lekat sosok wanita yg ada dihadapannya, dan kemudian bergantian ke arah yoga.Seolah-olah dia ingin salah satu dari mereka yg menjelaskannya.

"Apa kabar bidan nita? "dia melempar senyuman ke arah nita"saya elsa, ibu kandung axel"

Dia bahkan tahu namanya, tanpa harus diperkenalkan.

"Ah, maaf saya tidak tahu kalo dokter ibu kandung axel"Dulu yoga pernah cerita istrinya itu sedang menempuh pendidikan dokter spesialis obstetri ginekologi, sama sepertinya.

"tidak apa-apa"menghampiri nita lebih dekat"panggil saja elsa, kitakan bukan di tempat kerja"

Nita tersenyum penuh kecanggungan"baiklah"

"Nita, Apa boleh aku meminta ijinmu? "

"Ijin? "nita kebingungan

"Hari ini, aku meminta kamu mengijinkan yoga dan axel pergi sebentar,saya sudah merencanakan jauh-jauh hari acara ini"

Merencanakan dia bilang, mata nita melihat ke arah yoga yg cuma berdiri tidak menjelaskan apapun.

"Baiklah"nita sedang enggan berbasa-basi

Nita mengusap lembut pipi axel"hari ini mainnya sama ibu dan ayah ya"

"tapi, bubu"axel merengek menandakan keengganan.

"kan axel sudah janji jadi anak baik, dan menuruti semua yg bubu bilang"

Axel hanya menjawab dengan anggukan tanda setuju

Elsa menuntun tangan axel berjalan terlebih dulu, diikuti yoga. Tapi kemudian terhenti di depan nita, dan memegang tangan nita.

"Aku jelaskan ini, sepulangnya nanti"

Nita tersenyum sinis"tidak usah, aku tidak peduli"

Dia melepaskan tangannya dari genggaman yoga, dan berbalik badan melangkahkan kakinya menjauhi yoga.

Argh, aku benci semua ini! dia selalu saja membohongiku.

Kenapa nita tidak sadar kalau sebenarnya dia hanya dimanfaatkan seperti ini.

Jelas,tadi itu dia bilang telah merencanakan semua jauh-jauh hari.

Wah, kemarin itu jelas-jelas nita sudah melayang di udara dan sekarang terjatuh kembali.

Dia hanya tersenyum sedih, apa yg aku pikirkan. Bukankah aku sudah menerimanya meskipun dia tidak menerimaku? dan bukankah seharusnya aku tidak mempedulikan itu.Aku sendiri yg memberinya intisari dari semua kegalauanku yaitu untuk sekarang ini yg paling utama adalah perasaanku saat ini.

Tapi kenapa hatiku bisa sesakit ini?