Chereads / cinta dalam jas putih / Chapter 20 - Tanggung jawaban peran

Chapter 20 - Tanggung jawaban peran

Nita melangkahkan kakinya menuju ruang IBS, setelah beberapa menit yg lalu yoga Menelponnya untuk membawakan berkas yg tertinggal di mejanya.

Dia sangat enggan memasuki ruangan itu, melihat residen baru bernama azka sedang menganamnesa pasiennya.

Belum sempat dia memutar balik badannya, dia sudah ketahuan hendak melarikan diri.

"ada apa? "tanyanya

"aku membawa berkas dokter yoga yg tertinggal"

"Dia masih operasi, tunggulah"lelaki itu mengeluarkan senyuman maut.

Nita mencoba memfokuskan matanya ke hal lain, bisa gawat kalau dia terus melihatnya. Memang klise bila disebut indah, tapi gak bisa dipungkiri kalau tidak menyebutnya menawan.Bukankah semua itu sudah menjadi naluri perempuan bila menyukai hal-hal paling indah.

"Nita, apa kamu sudah punya pacar? "

"Apa?? "matanya terbelalak, apa yg ada di dalam pikiran lelaki ini? menanyakan hal pribadi, meskipun ini baru pertemuan yg kedua kalinya. Dia sangat yakin sekali, aku akan menjawabnya belum punya pacar.

"kenapa tidak jawab? "

Selain tidak ingin menjawabnya, ternyata sedari tadi ada yoga yg masih berpakaian khusus operasi,dan bermasker di belakang sosok tukang ngerayu itu. Yg terlihat hanya matanya yg tajam.

"aku sudah menikah"

seraya bergegas memberikan berkasnya, tanpa melihat mata yoga yg begitu tajamnya sampai bisa menembus jantung dengan satu tusukan.

Langkah kakinya begitu cepat meninggalkan ruang IBS, dan kalau saja dia bisa menghilang akan dia gunakan sihirnya itu dan pergi jauh dari hadapan dua orang itu.

Dia mengambil tas nya di ruangan dan segera pergi, waktunya untuk pergi ke sekolah axel.

"bubu, kita pulang sama ayah ya? "

Nita terkejut melihat seseorang yg keluar dari mobil bukan pak itor, melainkan yoga.

Axel berlari begitu senangnya, sepertinya ini baru pertama kalinya ayahnya menjemputnya disekolah. mengingat di jam ini, biasanya masih banyak operasi. Mungkin,karena sudah ada residen baru dia bisa sesekali menjemput putra kesayangannya itu.

Dia bahkan tidak bicara apapun di mobil, kali ini tamatlah riwayatnya. Sepertinya hari ini, nita harus memakai penutup telinga supaya tidak terluka saat dimarahi sesampainya dirumah.

Aku tahu, dia pasti marah gegara kejadian tadi di ruang IBS. Dia pasti mendengar dari awal sampai akhir ketika dokter azka menggodanya, pasti dia berpikir aku ini sangat senang digoda seperti itu. Dia pikir aku wanita seperti itu?

Karena ketika di dalam mobil pikiran nita terbang kemana-mana, dia baru tersadar ketika mobil berhenti. Mereka sudah sampai di depan rumah.

"kamu masuk kekamar sama mba mumu ya"yoga mengusap lembut kepala putranya itu.

Mba mumu yg sudah berdiri sedari tadi,bergegas membawa axel ke kamarnya.

Sekarang cuma ada nita dan yoga di ruangan itu.

Yoga menarik dan memegang dengan kuat tangan nita.

Nita berusaha melepaskan tangannya yg kesakitan. Dia tahu yoga marah, tapi dia tidak pernah membayangkan kemarahannya seperti ini.

Yoga memperkuat pegangannya, kali ini bergerak berjalan ke suatu tempat.

Langkah nita terseret-seret, dia menahan kesakitannya supaya tidak membuat axel dan mba mumu keluar dari kamar.

"Ada hubungan apa kamu dengan dani"yoga juga kali ini mengontrol volume suaranya, seraya melepaskan tangan nita dengan sedikit kekuatan yg membuatnya terduduk di lantai.

Bibirnya bergetar dia begitu ketakutan, melihat yoga yg begitu marah dan menanyakan hubungannya dengan wildan.

"kamu pikir aku bodoh,dani menelponmu kemarin, aku yg menerima telponnya. Aku juga melihat kalian kemarin berdua ditaman.sekarang jawab aku! "

Nita beranjak dari duduknya,raut ketakutan masih ada di wajahnya. Hari ini, sepertinya langit runtuh di kepalanya.Dan dirinya seperti dihantam ombak besar.

Dia memberanikan diri melihat ke arah yoga yg masih penuh amarah"wildan,dia,dulu itu kami..teman satu sekolah, dia mantan pacarku"

"wildan, katamu"yoga menariknya kembali mendekatkan wajahnya"kamu bahkan tahu nama kecilnya"

"kami teman satu smp dulu"kali ini nita bicara kasar"aku sama sekali tidak tahu kalian satu keluarga,lagipula sekarang sudah tidak ada hubungan apapun"

"Dan tadi siang itu, apa kamu mau menunjukan rasa senangmu pada azka yg menggodamu? "

"apa?? "nita memicingkan matanya, dan tertawa marah. Bisa-bisanya dia menganggap hal tadi siang itu serius, bahkan sampai seemosi ini.

"Aku sudah menjawab padanya kalau aku sudah menikah kan? "nita yakin yoga juga mengetahuinya tadi.

Nita membalas tatapan tajam yoga

Dia tersenyum penuh amarah pada nita, seolah-olah dia merasa dipermalukan oleh kejadian tadi. Padahal tidak ada satupun yg tahu pernikahannya.

"Baiklah, kali ini lakukanlah peranmu sebagai istri"

Yoga mendorongnya ke tempat tidurnya

"apa maksudmu melakukan peranku? "

Tangannya bergetar ketakutan, melihat yoga membuka satu persatu kancing kemejanya.Dia seperti sudah berubah menjadi serigala buas yg siap melahapnya sekaligus.

Tangannya sama sekali tidak dapat bergerak, ketika tubuh kekar yoga tepat berada di atas tubuhnya. Dia sulit memberontak, kekuatannya kalah kuat dari lelaki itu, terlebih dia begitu marahnya.

Dia memalingkan mukanya dengan kebencian ketika yoga menatap wajahnya, seraya berusaha kuat untuk mencoba lepas.

Tapi seluruh usahanya hanya sia-sia.

Nita mencoba mempertahankan sisa-sisa kekuatannya.

Seragam kerja yg digunakannya hari ini pun, sudah tergeletak di lantai.

Entah ini sebuah kecemburuan ataupun merasa dipermainkan oleh kajadian ketika dia melihatnya berdua di taman kemarin, dan kejadian tadi siang.

Yoga bahkan tidak bergeming sedikitpun,ketika nita merasakan kesakitan demi kesakitan oleh apa yg dilakukannya pada nita hari ini.