Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 26 - ITU BUKAN AKU

Chapter 26 - ITU BUKAN AKU

Akupun syock membacanya..

Hamil? Pica juga hamil?

what??!! ini tidak mungkin.. Kak Neam.. aku melihat wajahnya. Airmataku pun turun deras tak terbendung.

Dia masih tidur ketika aku bergegas keluar rumah. Aku tak sanggup lagi.. Aku pun sedang hamil anak Kak Neam. Apa yang harus aku lakukan..

Aku pun menelepon taxi dan aku bergegas ke bandara. Aku meninggalkan semua bawaanku dirumah. Aku hanya membawa tas ranselku yang berisi dompet, kartu identitasku dan hapeku saja. Dan juga hasil testpack yang masih aku genggam.

Aku membeli tiket untuk penerbangan kembali ke Jakarta.

Sepanjang perjalanan aku tidak bisa membendung airmataku. Bahkan Ibu-ibu yang duduk disebelahku di bangku pesawatpun ikut khawatir padaku dan menanyakan apakah aku baik-baik saja. Melihat airmataku yang tak kunjung berhenti, beliau memberikan selembar tissue padaku. Aku hanya bisa mengangguk dan tak bisa berkata-kata.

(Sesampainya di Jakarta)

Kak Orland.. Kak jemput aku di Bandara. Aku masih menangis.

Cil kamu kenapa?

Tolong aku kak, aku gak sanggup lagi.

Iya Cil. Tunggu.. Jangan kemana-mana.

20 menit kemudian aku melihat Kak Orland sedang berjalan dari parkiran menuju pintu kedatangan. Aku duduk di luar pintu kedatangan jadi aku bisa melihatnya. Akupun berlari padanya, aku memeluknya erat dan menangis sekencang-kencangnya. Beberapa orang melihat kami.

Cill.. Kamu kenapa? kenapa? pagi-pagi sudah disini. Mana Neam?kamu bertengkar dengan Neam?

Dunia serasa cepat sekali berubah, kemarin aku merasakan bahagia disamping Kak Neam, menerimanya, memaafkannya, dan tertidur dipelukannya. Tetapi pagi ini semua seperti Neraka.. Aku mengetahui bahwa diriku hamil bersamaan dengan Pica juga hamil..

Pica hamil Kak.. Aku berbicara dengan terisak-isak pada Kak Ornald.

Hah Pica hamil?dengan neam?bagaimana kamu bisa tahu cil? Kak Ornald pun terkejut

Tadi pagi ketika aku bangun, aku membaca bbm Pica kepada Kak Neam. "Kien, aku hamil." Pica hamil dengan Kak Neam kak..

Ya Tuhan.. Neam.. Bagaimana kamu bisa melakukan ini..

Sabar Cil.. Ayo kita pulang dulu..

Kak.. Aku ingin berangkat ke Australia besok.

Hah besok? kamu ingin merubah jadwal keberangkatanmu?Bagaimana kamu meyakinkan papa dan mama?

Iya kak..

Aku akan berbicara pada Mama dan Papa bahwa ada hal yang harus dipersiapkan disana sebelum masuk kampus. Aku benar-benar ingin pergi secepatnya Kak.

Akupun menelepon Travel Agency tempat ku membeli tiket dan merubah penerbanganku ke PERTH untuk besok.

Disaat yang bersamaan Kak Ornald pun merubah jadwal keberangkatannya..

Kak.. kamu juga berangkat besok?

Iya Cil, aku tidak bisa membiarkan orang gila seperti kamu mengobrak-abrik negara orang lain sendirian, candanya.

Trimakasi Kak..

Kamipun pulang kerumah dan bersiap besok berangkat ke Perth.

.....

Sayang.. Sayang..

Neam terbangun dan mendapati si Kecil tidak ada di sebelahnya. Dia mencari ke kamar mandi, ke taman belakang, ke kolam renang, ke dapur, ruang tamu bahkan halaman depan.

Kemana si Kecil? apakah dia belanja bahan makanan di sekitar sini? karena aku lihat bawang putih, wortel, bawang prei terletak di meja dapur.

Baiklah aku akan menunggunya, aku akan mandi terlebih dahulu..

Setalah mandi neam membuat teh dan membaca buku dan duduk di ruang Tv sembari menunggu si Kecil datang.

Hari ini dia ada jadwal bertemu dengan beberapa rekan untuk membuat klinik bersama. Lalu dia ingat untuk menelepon temannya. Diapun bergegas mengambil hapenya dikamar.

Dia buka hapenya..

Lalu belom sempat dia menelepon dia sudah membaca bbm yang sudah terbuka dan terbaca itu.. dari PiCa..

"KIEN AKU HAMIL"

Hapenya pun jatuh, Dia terkejut. Bukan karena dia lihat isi BBM dari Pica. Melainkan bbm itu sudah terbaca.. Berarti si Kecil sudah membacanya..

Neam bergegas menelepon Qabilla..

Hallo.. suara si Kecil terdengar dingin.

Sayang.. Kamu dimana?

Kak Neam, maap aku belom menyampaikannya kemarin. Aku sedang berada di Bandara dan akan bertolak ke Australia sekarang. Maap Kak Neam. Kita memang harus benar-benar berpisah. Aku lebih mementingkan pendidikanku.

Sayang.. Sayang.. Jangan seperti ini. Aku tau kamu telah membaca BBM dari Pica.. itu bukan ...

tuut.. tuut.. tuut.. (teleponpun diputus oleh si Kecil)

Itu BUKAN AKU, Sayang.. nada Neam lirih dia berbicara sendiri ditelepon. Dia tau si Kecil pasti sudah murka sekarang.

Cerita tentang Anji dan Pica belom ku ceritakan pada si Kecil dan sekarang bertambah satu lagi masalah tentang Pica. Menambah kesalahpahaman si Kecil padaku.

Pica.. ini nomer Anji.. (akupun mengirimkan contact card Anji pada Pica)

Kien.. Maukah Kau Menikah denganku? tanya Pica di sms nya..