Chereads / Trouble Is A Friend / Chapter 15 - Bantu Aku Arsen

Chapter 15 - Bantu Aku Arsen

Happy Reading...

***

Gosip itu menyebar lebih cepat, entah dari mulut ke mulut atau bahkan sekarang dari sosial media, aplikasi pengirim pesan yang mudah di gunakan tanpa repot-repot takut habis pulsa.

Gosip buruk tentang seseorang tentunya jadi sasaran empuk para penjahat mulut, orang-orang yang memiliki kedengkian tentunya baris paling depan.

Sebuah foto terpajang di mading sekolah. Membuat si empu yang di dalamnya tak bisa berkutik apa-apa. Satu orang yang bisa menolongnya. Arsen.

Natasha merobek foto-foto yang terpajang di sepanjang mading. Ia benar-benar geram.

Seorang cewek yang berada di ujung lorong menatap Natasha, dia tersenyum penuh kepuasan. Natasha sempat beradu tatap dengannya. Dan ia tahu siapa di balik ini semua.

"Nat, Lo di panggil guru BK," Nindy, teman sebangkunya itu berucap. Terlihat dari raut wajah Nindy yang penuh dengan penasaran. Ia baru saja datang menerobos gerombolan yang sedang melihat mading dan menatap Natasha rendah.

***

Natasha tak bisa menjawab apapun, dia tak mungkin melibatkan Arsen begitu saja. Meski ia tahu Arsen anak dari pemilik sekolah, ia tak mungkin bersembunyi di balik kekuasaan yang di miliki Arsen. Bagaimana jika Arsen berucap tak tahu menau mengenai hal ini.

Prestasi yang di raih Natasha selama sekolah disini, akankah sia-sia?

"Natasha, Saya mau kamu jelaskan apa yang terjadi di foto ini?"

"Saya..."

Natasha tak tahu harus jawab apa. Harus dimulai dari mana.

"Kamu di skors seminggu, sekolah akan menyelidiki hal ini, dan jika ada hal lain yang menyebabkan reputasi sekolah buruk, mohon maaf Natasha, kamu harus keluar dari sekolah ini."

Natasha menatap nanar seorang guru yang baru saja berucap seperti itu pada dirinya.

Setelah keluar dari ruang BK, Natasha benar-benar lemas ia melangkah gontai. Tatapan orang-orang saat ini seperti melihat dirinya adalah sampah, dan sangat berdosa.

"Arsen... tolongin gue," lirih Natasha.

***

Hari ini Arsen tidak sekolah, dia ada urusan lain katanya. Papanya itu menyuruh Arsen menemui clientnya. Meski Arsen dengan ogah-ogahan, tapi mau tidak mau dia harus mau.

"Kapan beresnya Yo?"

"Satu jam lagi Tuan."

Arsen berdecak sebal, Papanya selalu mengorbankan dirinya. Tanpa persetujuan apapun.

"Tuan," Aryo ragu berucap, apa harus memberitahu Arsen mengenai hal ini?

"Bagaimana Arsen?" suara bariton milik Reza-papanya itu membuat Arsen dan Aryo terkejut, pasalnya mereka sedang dalam obrolan.

Aryo pun mengurungkan niat untuk berbicara, mungkin nanti setelah selesai dia akan berbicara pada Arsen.

***