Chereads / Trouble Is A Friend / Chapter 17 - Malam Indah

Chapter 17 - Malam Indah

Happy Reading...

***

Senja yang digantikan malam. Bertaburnya bintang di langit malam ini begitu terlihat jelas oleh netra. Sangat indah.

"Susah banget yah buat gapai bintang."

Arsen menoleh ke samping, melihat wajah cantik yang terterangi lampion balkon, terlihat jelas setiap lekukan indah wajahnya di malam hari begini.

"Kata siapa?"

"Emang Lo bisa?" kini Natasha menoleh Arsen.

Arsen memposisikan jarinya, matanya ditutup sebelah, kedua jari-jarinya seolah memetik bintang.

"Nih... gue cuman dipetik doang!"

"Mana?"

"Sini deketan, liatnya dari arah gue. Tutup mata Lo sebelah," Arsen menuntun jari Natasha, memposisikan seperti jarinya tadi.

"Tuh gue bantu."

Natasha tertawa kecil. Cowok sombong yang disegani di sekolah ini sama sekali tak membuatnya takut. Arsen yang bersamanya ini bahkan sangat menyenangkan, dan bagi Natasha sebenarnya Arsen tanpa disadari memberi ketenangan dan perlindungan.

Mereka saling menatap. Entah sudah berapa kali mereka saling menatap.

"Lo bisa bicara ke orang lain, apa yang Lo mau. Siapa tahu orang lain bisa mengabulkan."

"Kalau gue dapet penolakan?"

"Ya Lo mintanya sama orang yang kira-kira bisa kabulin permintaan Lo dong."

"Tapi kita gak bisa menebak orang ini bisa ngabulin enggaknya kan Sen?"

Arsen mengangguk, memang benar juga. Selama ini apa yang Arsen mau selalu dikabulkan. Meski satu, ia mau berkumpul lengkap Papa, Mama, juga dirinya.

"Lo minta aja sama gue."

Natasha yang sedang menatap bintang, menoleh Arsen.

"Lo mau bantu gue?"

"Kalo Lo minta, gue akan bantu."

"Thank's yah Sen."

Arsen mengangguk, dia menggeser tubuhnya mendekati Natasha. Tangannya kebelakang merangkul Natasha. Natasha hanya memperhatikan perlakuan Arsen tanpa memprotesnya sama sekali. Dia tersenyum kecil.

***

"Jangan dulu Tuan."

"Kenapa Yo? Bukannya lebih cepat lebih baik?"

Reza benar-benar tak sabar. Setelah mendapat potret Arsen dan Natasha yang sedang bersama, ia ingin segera menghampiri mereka. Memergokinya adalah ide bagus untuk menikahkan mereka.

"Kasian Tuan, mereka sedang menikmati kebersamaannya."

Aryo yang melaporkan dan mengirimkan potret itu, merasa sangat kasian juga jika Arsen diganggu. Tuan mudanya itu sangat stres beberapa hari yang lalu gara-gara kerjaan yang menurutnya tidak di senangi tuannya itu.

"Baiklah, benar juga katamu."

Aryo tersenyum memperhatikan Natasha dan Arsen yang kini mereka sedang tertawa. Dan Arsen terlihat bahagia dengan wanita itu. Hal yang disukai Arsen, ketika Natasha menyuapinya.

Aryo mengerti, Arsen menginginkan kasih sayang orang tuanya. Suapan dari sang Mama. Bola menggelinding dari tendangan sang Papa. Arsen sama sekali tak mengalami hal itu. Ia hanya tahu mainan apapun yang ia mau akan tersedia. Orang-orang asing yang selalu mengelilinginya dengan dalih menjaga. Dan dia sebenarnya sama sekali tak butuh hal itu semua. Cukup kedua orang tuanya yang selalu berada bersamanya, ya itu cukup bagi Arsen.

***